Tuesday, December 30, 2014

SURABAYA RAYA : “PRESTASI SEMAKIN DI DEPAN”

Walikota Surabaya, Tri Rismaharini, saat menghadiri acara SMK bersama Yamaha “Prestasi Semakin Di Depan” di SMKN 2 Surabaya
DI akhir bulan Oktober 2014, SMKN 2 Surabaya mendapat bantuan lagi dari PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) bersama Dealer PT Surya Timur Sakti Jatim (STSJ) sebanyak 7 unit sepeda motor Yamaha dan 14 mesin motor Yamaha untuk jurusan TSM (Teknik Sepeda Motor).
            Penyerahan bantuan tersebut secara simbolis dilakukan oleh Direktur PT YIMM, Teddy Cahyadi, kepada Kasek SMKN 2 Surabaya, Drs Djoko Pratmodjo MM, dan perwakilan 22 SMK dari Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Lamongan, Tuban, Bojonegoro dan Madura, di Gedung Aula SMKN 2 Surabaya.
            Dalam acara SMK bersama Yamaha “Prestasi Semakin Di Depan” tersebut dihadiri Walikota Surabaya, Tri Rismaharini, Deputy Director Sales & Marketing PT YIMM, Lim Sang Hong, GM Service, Ilham Wahyudi, Director PT YIMM, Teddy Cahyadi Yacob, Chief Territory IV PT YIMM, Hardjo Wibowo,  Agus Sudjoko, Komite SMKN 2 Surabaya, Kapolsek dan Camat Sawahan beserta jajarannya, Kasek SMKN 2 Surabaya dan Sub Rayon 2, kepala sekolah yang mendapat donasi Yamaha.
            Dalam hal ini nampak sekali kepedulian Yamaha terhadap kemajuan dunia pendidikan khususnya untuk siswa SMK. Kendaraan Yamaha yang diterima tersebut oleh siswa SMKN 2 Surabaya sudah dimodifikasi 3 kendaraan dengan bimbingan guru.
            Kasek SMKN 2 Surabaya, Drs Djoko Pratmodjo MM, menyampaikan bahwa setelah lulus nanti diharapkan para siswa bisa membuka lapangan kerja sendiri yakni membuka bengkel sendiri.
            Di sisi lain, Director PT YIMM, Teddy Cahyadi, mengatakan bahwa dengan bantuan motor dan mesin motor Yamaha ini diharapkan para siswa bisa menjadikannya sebagai media pembelajaran bagi siswa dan guru untuk kemajuan teknologi mesin motor dan mereka bisa selalu update teknologi baru di bidang otomotif. (Widandari) web majalah fakta / majalah fakta online

SURABAYA RAYA : PRODUK UNGGULAN SATKER PKPAM JATIM

Kepala Satker PKPAM Jatim, Ir Zaenal Arifin MT
DEMI terwujudnya slogan 100-0-100 di tahun 2019, pihak Satuan Kerja (Satker) Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum (PKPAM) Provinsi Jatim terus berupaya keras secara maksimal. Diharapkan di tahun 2019, 100% masyarakat di Jatim sudah terpenuhi kesediaan air minum sehat dan 0% kawasan kumuh.
Tupoksi Satker PKPAM Jatim ini sudah sesuai dengan PP No.38 Tahun 2007 tentang pembagian tugas bersama antara Satker PKPAM dengan pemerintah daerah dalam penyediaan DDUB (Dana Daerah Urusan Bersama) untuk penyediaan air PDAM yang sehat dan bersih di Jatim secara optimal bagi pelayanan MBR (Masyarakat Berpenghasilan Rendah) seperti pemilik aliran listrik rumah di bawah 100 watt. Di samping itu juga di daerah-daerah Jatim yang sedang ‘sakit’ (cash low).
            “Kita akan memfasilitasi PDAM di daerah-daerah di Jatim demi peningkatan kinerjanya. Di samping itu juga dalam pelayanan rawan air di sejumlah desa yang tertinggal,” ujar Kepala Satker PKPAM Jatim, Ir Zaenal Arifin MT, seraya menambahkan, seperti daerah Ponorogo, Pamekasan, Situbondo, Tulungagung, dan lain-lain dilakukan pembangunan unit instalasi air minum dan pipanya.
            Walaupun begitu, lanjut Zaenal, semua keberhasilan yang dicapai tak semudah membalikkan telapak tangan karena terkendala oleh belum komitmennya pemda dalam hal kecukupan DDUB serta perlunya peningkatan jasa penyediaan SDM (kontraktor) dan penyiapan masyarakat oleh pemda kadang belum disosialisasikan sehingga terkendala tidak bisa dilaksanakan. Selain itu juga minimnya pemda menyiapkan ijin pelayanan air plus lahan sebagai salah satu bentuk DDUB. (F.543) web majalah fakta / majalah fakta online

SURABAYA RAYA : MERANGSANG GEMAR MEMBACA LEWAT PROGRAM DUTA LITERASI

Dari kanan : Kepsek SMPN 43 Surabaya, Drs Moch Kelik Sachroendjailani MSi,
Vania Neulia Belfa, Satria Bagus Prakosa, dan Dra Yuliasih
VANIA Neulia Belfa, siswi kelas IX C, dan Satria Bagus Prakosa, siswa kelas IX E, keduanya siswa SMPN 43 Surabaya merasa bangga begitu terpilih mewakili masing-masing kelasnya menjadi duta literasi. Bersama teman kelas lainnya di SMPN 43 Surabaya kelak dipilih menjadi pangeran dan puteri duta literasi (1 putera, 1 puteri).
            Vania dan Satria adalah sosok kebanggaan SMPN 43 Surabaya, yang sejak dulu memang gemar membaca. Sehari keduanya bisa melahap 100 halaman buku, yang bertemakan otobiografi, cerita sukses seorang tokoh, dan lain-lain. Nah, ternyata kebiasaan mereka ditangkap oleh bapak/ibu guru SMPN 43 Surabaya yang kemudian bersama teman kelas lainnya (70 anak) di SMPN 43 Surabaya yang memiliki kebiasaan gemar membaca selanjutnya dipilih menjadi duta literasi. Setelah lewat audisi ketat seperti materi sekolah, keimanan, keterampilan, membaca-menulis, mengelola perpustakaan kelas, lantas mereka digodok di Badan Arsip & Perpustakaan Surabaya untuk dipilih menjadi pangeran & puteri duta literasi (1 putera, 1 puteri).
            Kepsek SMPN 43 Surabaya, Drs Moch Kelik Sachroendja Ilani MSi, mengatakan bahwa tujuan program ini adalah untuk membiasakan gemar membaca siswa SMPN 43 Surabaya, pandai mengelola perpustakaan kelas & majalah dinding atau majalah online. Kemudian dari pengalaman menjadi duta literasi ini siswa juga diwajibkan membukukannya. Hingga diharapkan bila kelak lulus dapat menularkan kebiasaan terbaiknya itu kepada adik-adik kelasnya.
            Sementara di tempat yang sama, guru pembina program duta literasi SMPN 43 Surabaya, Dra Yuliasih, menambahkan, diharapkan pangeran & puteri duta literasi SMPN 43 Surabaya yang terpilih itu dapat mendampingi serta merangsang gemar membaca teman-teman sebayanya di SMPN 43 Surabaya. Untuk itulah ke depan ia berharap program duta literasi terus berkesinambungan dan sudah menjadi kebiasaan siswa awal masuk kelas wajib membaca sekitar 15-20 menit dan pulangnya 1 jam sebelum pulang. (F.543) web majalah fakta / majalah fakta online

SURABAYA RAYA : LINGKUNGAN HIJAU NAN ASRI TINGKATKAN PRESTASI SISWA SMAN 20 SURABAYA

Taman ‘firdaus’ SMAN 20 Surabaya
ANGIN semilir terasa sejuk menerpa dedaunan bunga bougenvil merah, putih. Bunyi burung parkit, prenjak, ramai bersahut-sahutan. Diiringi lalu-lalang ikan nila dan koi warna-warni di kolam dalam gemericik air ditambah nyaringnya kokok ayam jago, semakin menambah nyaman suasana di lingkungan SMAN 20 Surabaya. Kontras dengan udara di sekitarnya (Surabaya) pada umumnya yang terasa menyengat dan panas membakar kulit di musim kemarau.
            Ya, kini SMAN 20 Surabaya sudah menjelma menjadi lingkungan hijau, bersih nan asri. Sederet siswa SMAN 20 Surabaya pun nampak enjoy, betah berlama-lama berada di taman ‘firdaus’ SMAN 20 Surabaya, sambil berdiskusi entah apa yang dibicarakan. Mereka nampak fresh hingga prestasi tinggi banyak diraihnya (meningkat).
            SMAN 20 Surabaya kini terus bersolek ‘bak gadis cantik’, pepohonan beragam jenis tumbuh mengelilingi sekolah yang berada di Medokan Semampir tersebut, sehingga menambah rindangnya lingkungan sekolah. Dan, tak lupa gorong-gorong, selokan-selokan, juga dibenahi. Sehingga SMAN 20 Surabaya yang dulu dikenal oleh masyarakat sebagai langganan banjir di musim hujan dan sering meliburkan siswanya karena sekolahnya kebanjiran, kini sudah tidak terjadi lagi. Kini proses belajar mengajar (KBM) dapat terus berjalan dengan baik.
Konsentrasi siswa untuk belajar sangat tinggi sehingga beragam penghargaan dan prestasi banyak diraih. Segenap civitas akademika kini terus berdisiplin tinggi. Siswa tak ada istilah bolos atau terlambat. Guru apalagi tak ada kata malas. Kini terus giat mengajar, dan karyawan pun terus bekerja, bekerja, bekerja.
            Kepsek SMAN 20 Surabaya, Drs H M Sukron AP MM, mengatakan, dengan kondisi lingkungan sekolah yang sudah bagus ini siswa atau segenap civitas akademika SMAN 20 Surabaya bisa menjadikannya sebagai rumah kedua. Hingga diharapkan bisa merangsang peningkatan prestasinya. Pun niat untuk menebang pohon atau tak peduli lingkungan/penghijauan dapat dihindari. Justru sebaliknya, diharapkan mereka dapat menambah kepeduliannya terhadap lingkungan di sekolah serta memperbanyak menanam pohon-pohon agar bertambah hijau nan asri. (F.543) web majalah fakta / majalah fakta online

SURABAYA RAYA : 10 NOVEMBER SEBUAH SPIRIT MEMBANGUN SEKOLAH BERMARTABAT

Kepsek SMAN 22 Surabaya, Karyanto SPd
PERISTIWA 10 November 1945 bisa kita dapatkan manfaatnya, yakni spirit luar biasa dari arek-arek Surabaya khususnya dan bangsa Indonesia pada umumnya. Semangat perjuangan berbagai hal secara kolektif sulit ditemukan. Tapi bagi SMAN 22 Surabaya justru dengan spirit yang kuat dan bagus mampu bersaing dengan sekolah-sekolah yang ada di Surabaya. Paling tidak ada beberapa hal yang disiapkan dalam berstrategi untuk mencapai kompetisi :
a. Memantapkan dan meyakinkan bahwa sekolah yang berakhlak, berilmu mampu
    berbakti pada Indonesia dapat diwujudkan.
b. Memastikan bahwa seluruh civitas akademika SMAN 22 Surabaya ada dalam satu
    komitmen, satu langkah dan satu tujuan.
c. Memastikan bahwa apa yang akan dilaksanakan SMAN 22 Surabaya didukung oleh
    seluruh elemen yang terlibat langsung dan tidak langsung dalam peningkatan dan
    pengembangan SMAN 22 Surabaya.
Maka dari situlah orientasi prospek SMAN 22 Surabaya ke depan dapat meningkat. Prestasi siswa karena roh dari sekolah, tentu juga siswa, sekolah dengan guru-guru juga dapat dikatakan berprestasi. Untuk itulah memastikan bahwa pelaksanaan secepatnya K13 dengan baik serta memastikan program terukur, terarah, terevaluasi yang dapat meningkatkan prestasi siswa.
“Kita bersama-sama memiliki semangat besar pada K13 dengan memadukan kurikulum Eropa bagian barat yang lebih mengedepankan logika dengan kurikulum belahan timur yang mengedepankan aspek moralitas. Yang berarti K13 dapat dilaksanakan berdasarkan akhlak baik pada diri siswa, keilmuan handal sehingga life skill siswa dapat terwujud,” ungkap Kepsek SMAN 22 Surabaya, Karyanto SPd. (F.543) web majalah fakta / majalah fakta online

SURABAYA RAYA : OLEH-OLEH KEPSEK SMPN 39 SURABAYA DARI KOTA TUAL

Kepsek SMPN 39 Surabaya, Drs Edi Prasetyo
KARENA dinilai sebagai sekolah yang sarat prestasi tinggi, Kepsek SMPN 39 Surabaya, Drs Edi Prasetyo, mendapat amanah dari Diknas Surabaya. Bersama rombongan Walikota Surabaya, Ir Tri Rismaharini MT, camat, lurah, staf Pemkot Surabaya dan beberapa pejabat penting lainnya, Edi Prasetyo diundang ke Kota Tual, Maluku Tenggara, akhir September lalu. Kota Tual adalah sebuah daerah yang kaya potensi alam baharinya, perikanan dan kelautan.
            Rombongan pejabat penting asal Surabaya itu ke Kota Tual untuk melakukan nota penandatanganan kesepahaman antara Walikota Surabaya dengan Walikota Tual. Kota Tual ingin belajar dan berkembang maju pesat di berbagai bidang kehidupan seperti tata kota, pemerintahan, UKM termasuk pula dunia pendidikan, seperti Surabaya. SMPN 39 Surabaya adalah satu-satunya sekolah yang ada di Surabaya yang turut dalam rombongan Walikota Surabaya tersebut. Sehingga diharapkan prestasi dunia pendidikan di Kota Tual dapat maju dan bergelimang prestasi tinggi seperti SMPN 39 Surabaya.
            Kepsek SMPN 39 Surabaya, Drs Edi Prasetyo, mengaku bahwa perjalanan ke Tual adalah pengalaman yang tak terlupakan dalam hidupnya, di samping karena dapat menambah wawasan di dunia pendidikan juga sambutan meriah dari pejabat dan warga Kota Tual yang sangat luar biasa. (F.543) web majalah fakta / majalah fakta online

SURABAYA RAYA : SATPOL PP SURABAYA BERHASIL RAZIA 5 PASANGAN MESUM

Mereka yang terkena razia Satpol PP Surabaya
PETUGAS Satpol PP Kota Surabaya kembali menggelar razia RHU di sejumlah tempat hiburan malam yang menjadi target sasaran yang berada di wilayah Surabaya utara, timur dan selatan dibantu dengan jajaran samping dari Polrestabes dan Anggota TNI (Gartap III) Surabaya Sabtu malam (11/10).
Target sasaran pertama tempat penginapan Orchid di Jl Bongkaran dan Hotel Grace Setia di Jl Kenjeran. Di sini petugas gabungan berhasil menjaring beberapa pasangan mesum yang tidak bisa menunjukkan surat resmi (buku nikah) saat dirazia petugas berada di dalam kamar hotel. “Ada 5 pasangan mesum kita tangkap karena tidak bisa menunjukkan identitas kependudukan atau surat resmi buku nikah,” kata Iskandar Zakaria, Kasi Pengawasan dan Penindakan Satpol PP Surabaya.
Selain menangkap pasangan mesum, petugas gabungan melanjutkan razia di tempat hiburan Cafe Biru di dalam pertokoan Megah Rungkut, Surabaya timur. Di sini petugas melakukan tindakan dengan menghentikan sementara semua kegiatan Cafe Biru lantaran ditemukan surat denda pelanggaran yang belum dilunasi dari Dinas Pariwisata.
Menurut Iskandar, meskipun Cafe Biru memiliki izin lengkap, petugas tetap menghentikan sementara semua kegiatannya karena terkait soal denda pelanggaran dari Dinas Pariwiasata yang belum dilunasi oleh pihak pemilik cafe dan juga belum mengantongi surat Tanda Daftar Usaha Pariwisata (TDUP) yang baru. “Semua kegiatan Cafe Biru kita hentikan sementara, bilamana masih buka laporkan kepada kami,” tegas Isakandar Zakaria saat memimpin razia.
Usai melakukan target sasaran razia, petugas Satpol PP Surabaya kembali berhasil menjaring beberapa waria di Bundaran Waru dan PSK yang mangkal di sepanjang Jalan Diponegoro. Hasil razia malam hari itu terdiri dari 5 pasangan mesum, 4 waria dan 4 PSK. (F.568) web majalah fakta / majalah fakta online

SURABAYA RAYA :POLSEK JAMBANGAN BEKUK PELAKU CURANMOR DENGAN MODUS MEMEPET KORBAN

AKP Erwin Ares Genda, Kapolsek Jambangan, menunjukkan BB dan 2 tersangka
DUA pelaku pencurian kendaraan bermotor (curanmor) berhasil dibekuk anggota Polsek Jambangan saat melakukan razia di kawasan Rolak Gunungsari, Surabaya.
Kedua tersangka yang berhasil diamankan di antaranya Rendy Ari Triawan alias Rendy (20), warga Jl Girilaya, Surabaya, dan Handoko alias Endok (21), warga Pakis Sidokumpul, Surabaya.
Modusnya, di tempat sepi tersangka memepet korban, lalu menuduh korban telah menabrak keluarganya. Tersangka yang lebih dari dua orang tersebut langsung mendorong dan memukul korban hingga jatuh, kemudian tersangka membawa kabur motor korban.
Menurut AKP Erwin Ares Genda, Kapolsek Jambangan, Rabu (22/10), mengatakan, penangkapan kedua pelaku saat anggota melakukan penggeledahan dan menemukan 20 butir pil koplo dari saku celana Rendy, selanjutnya petugas membawa keduanya ke mapolsek dan tersangka langsung mengakui pil koplo yang dibawanya merupakan hasil penjualan dari curanmor. “Aksi curanmor tersebut dilakukan bersama dua rekan lainnya yang masih DPO, yaitu Arnok dan Erik," jelasnya.
Erwin menambahkan, untuk melakukan pengembangan petugas membawa kedua tersangka menunjukkan lokasi curanmornya. Setibanya di lokasi, kedua tersangka berniat melarikan diri. Sehingga petugas melakukan tindakan tegas, dengan menembak kaki kedua tersangka. Saat diinterogasi petugas, kedua tersangka mengaku sejak awal tahun 2014 bersama rekannya sudah melakukan aksi kejahatannya di tujuh tempat berbeda, yaitu di kawasan Jl Mayjend Sungkono, belakang Hotel Sangrilla, Jl Dukuh Kupang, HR Muhammad, Jalan Demak, Jl Kayoon, dan Taman Korea Jalan Dr Soetomo. Sedangkan aksi terakhir tersangka, sebelum ditangkap, tersangka melakukan curanmor di Jl Dukuh Kupang dan berhasil merampas sepeda motor Yamaha Mio E 4084 ZI milik Dedi Saputra (17) yang kos bersama orangtuanya di Jl HR Muhammad Pradah, Surabaya. (F.568) web majalah fakta / majalah fakta online

SURABAYA RAYA : SABU RP 7 MILIAR DARI EKS LOKALISASI DOLLY DIMUSNAHKAN POLRESTABES SURABAYA

Dari kiri : Pengujian narkoba sebelum dimusnahkan dan
Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Setija Junianta
JAJARAN Satuan Reserse Narkoba (Satreskoba) Polrestabes Surabaya pada Jumat (24/10) di halaman gedung Anindita Polrestabes Surabaya memusnahkan barang bukti narkoba senilai Rp 7 miliar. Barang bukti yang dimusnahkan tersebut di antaranya sabu seberat 3,3 kg dan 4.946 butir ekstasi hasil tangkapan dari 4 tersangka, yakni Fretz Johan Rormpadey, Zendi Shahriar, Benny Bachtiar Sanjaya dan Denny Yanto. Narkoba tersebut terakhir didapat dari penggerebekan di kawasan eks Lokalisasi Prostitusi Dolly, Kelurahan Putat Jaya, Kecamatan Sawahan.
Pengungkapan kasus narkoba skala besar ini berawal dari informasi masyarakat yang menerangkan bahwa Denny merupakan pengedar narkoba yang sering beroperasi di Jalan Tidar. Dari informasi tersebut, anggota Satuan Reskoba Polrestabes Surabaya melakukan penyelidikan dan berhasil menangkap Denny di depan sebuah food court Jalan Tidar. Setelah melakukan penelusuran, petugas melakukan penggeledahan di rumah Denny di Jalan Kalibutuh Barat. Dari tempat itu petugas Sat Reskoba berhasil mengamankan satu bungkus plastik berisi sabu seberat 86,20 gram yang sudah dikemas dalam bungkus masing-masing 14,33 gram dan dua unit HP.
Setelah dilakukan pengembangan lebih lanjut, petugas mengamankan Tonny di area parkir Hotel Tunjungan, Jl Basuki Rahmad, pada 4 Oktober lalu sekitar pukul 13.00 WIB. Saat ditangkap, Tonny rupanya sedang menunggu Fred. Dari tangan Tonny, polisi mengamankan 4 butir pil ineks. Fred lalu ikut diamankan dan disita sabu seberat 2,753 kg dan 5.000 butir pil ineks. Petugas melanjutkan kasus ini dengan melakukan penggeledahan di penginapan Apartemen Puncak Kertajaya. Dari tempat tinggal Tonny itu ditemukan lima bungkus sabu seberat 2,42 gram, ½ butir ineks warna hijau,1 butir merah muda dan krem, 1/2 butir cokelat muda dan lima butir pil happy five, 1 butir kapsul warna cream dan satu unit timbangan elektrik.
Pemusnahan yang dilakukan di Mapolrestabes Surabaya tersebut dihadiri oleh BNNP Jatim, BNNK Surabaya, BPPOM, Kejari Surabaya, Kejari Tanjung Perak, Pengadilan Negeri, serta tokoh agama dan masyarakat.
Sebelum dilakukan pemusnahan narkoba senilai Rp 7 miliar itu terlebih dahulu tim Labfor Jatim menguji apakah BB tersebut asli atau tidak.
Menurut Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Setija Junianta, dari data Satreskoba, dalam kurun waktu Januari hingga Oktober 2014 Polrestabes Surabaya berhasil mengungkap 294 kasus peredaran narkotika dan obat-obatan terlarang. Sedangkan jumlah tersangka yang berhasil diamankan sebanyak 331 orang. Karena narkoba merupakan bentuk kejahatan yang sangat luar biasa, maka untuk memeranginya harus dilakukan dengan luar biasa juga. “Kami sangat berterima kasih kepada seluruh elemen masyarakat yang turut andil memberantas peredaran narkoba, serta informasinya guna menyelamatkan generasi bangsa. Pemusnahan barang bukti tersebut dilakukan setelah 7 hari penetapan tersangka karena sesuai amanat undang-undang. Pemusnahan tersebut selain disaksikan oleh muspida setempat, juga disaksikan oleh kuasa hukum tersangka," tutur Setija. (F.568) web majalah fakta / majalah fakta online

IKLAN

web majalah fakta / majalah fakta online

ADVETORIAL : BU RISMA LARIS “TANGGAPAN” DI LUAR NEGERI

WALIKOTA pilihan masyarakat Kota Surabaya, Tri Rismaharini, lagi-lagi membuat kejutan. Risma, panggilan akrabnya,  mengaku akan mempresentasikan kebijakan kota terkait masyarakat Surabaya di negeri Paman Sam, Amerika Serikat. Selain ke Washington, di sisa akhir tahun ini, Risma mengaku mendapat banyak 'tanggapan' menjadi pembicara tingkat internasional dari beberapa negara di Asia dan Eropa.
"Aku ini banyak sekali diundang, laris tanggapane, di Barcelona tentang perencanaan kota. Lalu yang di Darwin bulan November tentang arsitektur kota, terus dari Universitas Nagoya, Jepang, bulan apa gitu lho," pungkas mantan Kepala Bappeko Surabaya ini.
Banyaknya kebijakan yang prorakyat membuat Walikota Tri Rismaharini laris sebagai pembicara. Tak hanya tingkat nasional tapi juga internasional. Hingga pada Selasa (7/10), Risma memastikan tidak hadir dalam puncak perayaan HUT TNI ke-69 di Armatim Surabaya. Karena walikota yang diusung PDIP ini berangkat ke Washington DC, Amerika Serikat, menjadi pembicara di World Bank.
"Aku besok berangkat ke Washington, aku jadi pembicara di World Bank pusat soal city's for citizen," kata Risma usai memberi pembekalan pada lurah dan camat se-Surabaya terkait antisipasi banjir jelang musim hujan di Graha Sawunggaling Pemkot Surabaya.
Memang, menjelang akhir masa jabatannya, Walikota Surabaya, Tri Rismaharini, mengaku laris diundang 'show' ke luar negeri. Walikota perempuan pertama di Kota Pahlawan ini dibidik negara-negara asing untuk memaparkan kesuksesannya memimpin Kota Surabaya.
Setidaknya, sepanjang tahun 2014 ini sudah ada empat lembaga luar negeri yang mengundangnya secara resmi untuk menjadi pembicara seputar konsepnya menyusun kebijakan tata kota. Salah satunya adalah World Bank.
Nama Risma makin populer dan tersiar se-antero dunia sejak tercatat sebagai walikota penerima penghargaan dunia. Risma juga meraih penghargaan internasional Mayor Recognitions Awards (MRA) dari The Eastern Regional Organisation for Planning and Human Settlements (EAROPH). Kemudian, namanya juga tercatat sebagai nominator walikota terbaik dunia tahun 2014 dan menjadi calon peraih World Mayor Prize dari The City Mayors Foundation. Jadi wajar, jika saat ini dia sedang ramai 'show' di berbagai negara untuk membagi ilmunya dengan tokoh-tokoh dunia. Tanggal 7 Oktober 2014, Risma terbang ke Washington DC, Amerika Serikat.
Walikota Surabaya, Tri Rismaharini
"Akhir-akhir ini aku sangat sibuk sekali, maklum pertunjukannya lagi laris," kelakar Risma kepada wartawan usai memberi pengarahan lurah dan camat se-Surabaya, Senin (6/10).
Dia melanjutkan, agenda undangan menjadi pembicara soal kebijakan penataan kota di Washington DC pada Selasa besok merupakan undangan khusus dari World Bank. "Seluruh perwakilan dunia akan hadir, saya diminta untuk mempresentasikan konsep penataan kota," akunya.
Pasca Washington DC, Risma akan terbang ke Negeri Catalan, Barcelona, Spanyol. Alumni Institut Teknologi 10 November Surabaya (ITS) ini akan mempresentasikan konsep perencanaan kota. Kemudian berlanjut ke Darwin, Australia, dan yang terakhir ke Universitas Nagoya, Jepang, untuk mempresentasikan konsep yang sama. (F.835) web majalah fakta / majalah fakta online

SURABAYA RAYA : KONTRAK SERAH-TERIMA STAN PASAR TURI 3.800

Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya, Masduki Toha
WAKIL Ketua DPRD Kota Surabaya, Masduki Toha, Minggu (5/10), mengatakan jika selama ini ada perbedaan pendapat yakni pernyataan pemkot meminta agar 6.500 stan dibuka pada mulai 14 Oktober, sedangkan investor mengatakan hanya berlaku untuk 3.800 stan. "Jadi ini hanya beda pada penafsiran kontrak saja. Sebenarnya, antara pernyataan Pemkot Surabaya dengan investor tidak ada masalah. Keduanya memahami bahwa kontrak serah-terima stan itu hanya untuk 3.800 stan," katanya.
Hanya saja, lanjut dia, beberapa waktu lalu, Walikota Surabaya, Tri Rismaharini, menyatakan 14 Oktober itu semua stan harus selesai semua. "Kami harap kejaksaan bisa secepatnya memberi keputusan atas review yang mereka lakukan soal Pasar Turi ini. Sehingga semuanya menjadi jelas," katanya.
Menurut Masduki, terkait penyelesaian pembangunan Pasar Turi ada banyak versi. Menurut versi pedagang bahwa serah-terima stan harus selesai pada 14 Oktober seperti pernyataan Walikota Surabaya beberapa waktu lalu. "Kata pedagang, kalau tidak selesai semuanya harus buyar. Padahal kita kan tidak tahu, 14 Oktober itu penyerahan seluruh stan atau hanya sebagian saja," katanya.
DPRD Kota Surabaya meminta polemik dalam persoalan pembukaan stan Pasar Turi diselesaikan oleh kedua belah pihak, yakni antara Pemkot Surabaya dengan investor pembangunan Pasar Turi dalam hal ini PT Gala Bumi Perkasa (GBP).
Ketua DPRD Kota Surabaya, Armuji, meminta agar pihaknya diberi fotocopy perjanjian kerja sama antara Pemkot Surabaya dengan investor. Sebab dari sana pihaknya dapat mengetahui secara pasti isi perjanjian yang ada. "Kalau ada perjanjiannya, kita bisa langsung membandingkan dengan kondisi yang ada di lapangan," ujar Armuji.
Terkait polemik yang terjadi dalam proses pembangunannya, Armuji mengaku dirinya tidak mau ikut campur. Meski demikian bukan berarti pihaknya akan tinggal diam. "Kita ini kan mitra pemerintah kota, dan kita di sini juga mewakili rakyat. Makanya, kita ikut memantau terus," katanya.
Sementara itu, mendengar jika Walikota Surabaya memberikan peringatan keras berupa ancaman pengambilalihan pembangunan Pasar Turi kepada PT GBP sebagai investor, kelompok pedagang eks kebakaran yang nasibnya digantung selama beberapa tahun mendukung sekaligus mendorong agar sikap walikota itu benar-benar dilaksanakan.
Rencana Pemkot Surabaya mengambil alih pembangunan Pasar Turi dari PT GBP itu mendapat dukungan penuh dari pedagang. Untuk itu pedagang  meminta pemkot serius agar secepatnya mengambil alih Pasar Turi yang pembangunannya tak kunjung tuntas tersebut.
Rosyid, pedagang Pasar Turi, menegaskan 100 persen pedagang mendukung langkah pemkot untuk mengambil alih Pasar Turi. Alasannya, selama ini pedagang sering dikecewakan PT GBP selaku investor. Sebab, investor hanya bisa umbar janji, namun kenyataannya nihil. “Dulu investor ngomongnya bulan Pebruari tuntas, namun meleset. Dan, umbar janji lagi tuntas bulan April, lalu molor jadi awal Ramadhan. Dan, sekarang obral janji lagi Oktober. Padahal, pembangunan Pasar Turi sekarang ini baru sekitar  65 persen sebagaimana keterangan mandornya. Jadi saya semakin yakin, pembangunan Pasar Turi tak akan tuntas pertengahan Oktober ini,” beber Rosyid, Selasa (9/10).
Tidak itu saja, selama ini pedagang kerap dimintai uang oleh investor. Di antaranya pedagang harus membayar Rp 7 juta untuk ambil kunci, pedagang dibebani denda karena dianggap telat bayar, pedagang harus membayar biaya strata title dan beberapa pungutan yang tak jelas sehingga merugikan pedagang. Ironisnya, di saat pedagang sudah habis-habisan mengeluarkan banyak uang, ternyata  pembangunan Pasar Turi tak kunjung selesai. Dengan diambilalihnya Pasar Turi oleh Pemkot Surabaya nanti, Rosyid berkeyakinan pembangunannya akan segera tuntas. Pasalnya, anggaran pembangunannya sudah jelas karena melalui APBD. Selain itu pemkot tidak bisa memungut uang kepada pedagang selama tak ada landasan hukumnya.
Hal senada diungkapkan Ketua Himpunan Pedagang Pasar Turi (HP2T), H Suhaemi. Ia menambahkan, Pemkot Surabaya diminta untuk serius mengambil alih Pasar Turi. “Jika memang pada 14 Oktober belum tuntas, maka pemkot harus segera merealisasikan ancamannya. Jika memang pemkot serius seharusnya pengambilalihan Pasar Turi dilakukan sejak awal tahun  2014. Kenyataannya, meski investor bolak-balik melakukan tindakan wanprestasi, pemkot tak segera memberikan denda atau hukuman. Makanya, pemkot harus membuktikan ketegasannya untuk mengambil alih pada 14 Oktober nanti bila masih molor,” ucapnya.
Ia menambahkan, saat ini pembangunan Pasar Turi tak sesuai dengan jadwal. Ini bisa dilihat di lapangan dengan masih banyaknya lantai yang belum ada stannya. Kalaupun terbangun stan, itu hanya di lantai  lower ground dan ground. Sedangkan lantai lainnya belum. Bahkan  listrik, air dan sarana prasarana lainnya belum siap.  Tentu  saja, hal ini mengindikasikan sangat sulit bagi PT GBP untuk bisa merealisasikan janjinya bahwa pada pertengahan Oktober bisa tuntas semua. ”Kalau nanti pedagang dipaksa untuk berjualan dengan kondisi tersebut, tentu membuat pedagang bergejolak. Sebab, percuma berjualan kalau fasilitas pendukungnya belum tersedia,” tegasnya.
Untuk diketahui, Walikota Surabaya, Tri Rismaharini, mengancam akan mengambil alih Pasar Turi jika investor tak mampu merampungkan pembangunannya pada 14 Oktober 2014. Deadline 14 Oktober itu berdasarkan perjanjian yang sudah ditandatangani antara pedagang dengan investor. Dalam perjanjian ini, pada 14 Oktober, pembangunan sudah harus tuntas dan pedagang sudah bisa berjualan.
Tri Rismaharini mengatakan, pihaknya tidak akan memberi tolerensi pada investor jika 14 Oktober 2014 pembangunan pasar yang menelan investasi Rp 1 triliun itu tidak selesai. Pada 14 Oktober 2014, yang bisa masuk dan berjualan di Pasar Turi tidak hanya pedagang lama, tapi juga pedagang baru.
“Kami tidak akan memperpanjang perjanjian (dengan investor Pasar Turi). Saya siap jika nanti ada gugatan dari investor ketika mereka tidak terima diambil alih pemkot. Pengambilalihan ini tidak hanya pembangunannya, tapi juga pengelolaannya,” ujar Bu Risma.
Risma menambahkan, pihaknya akan menggandeng Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dalam mengevaluasi hasil pembangunan Pasar Turi. Sebelumnya, sudah ada audit dari BPKP yang hasilnya meminta pada Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya untuk tidak memperpanjang kerja sama dengan investor. Dari hasil audit BPKP juga menunjukkan ada perubahan desain bangunan dari sebelumnya delapan menjadi sembilan lantai. Dengan perubahan desain ini maka pihaknya juga akan mengkaji ulang besaran retribusi yang harus dibayarkan pedagang ke investor. (F.835) web majalah fakta / majalah fakta online

Monday, December 22, 2014

INFO JATIM : PIMPINAN DEWAN DILANTIK, LANGSUNG SUSUN APBD PROVINSI JATIM 2015

Gubernur Jatim, Soekarwo, memberikan ucapan selamat kepada pimpinan DPRD Provinsi Jatim 2014-2019 yang dilantik (2/10)
KETUA dan Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Timur periode 2014 – 2019 resmi dilantik oleh Ketua Pengadilan Tinggi Jawa Timur, Soemarno SH, di ruang rapat paripurna DPRD Provinsi Jatim, Kamis sore (2/10).
Pelantikan Ketua dan Wakil Ketua DPRD Provinsi Jatim periode 2014 – 2019 itu berdasarkan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) No.161.35/3800/2014 tentang Pengukuhan Ketua dan Wakil Ketua DPRD Jawa Timur periode 2014-2019.
Pimpinan dewan yang dilantik yaitu Abdul Halim Iskandar dari PKB sebagai ketua dan wakil ketua dewan masing-masing adalah Kusnadi dari PDI Perjuangan, Tjutjuk Sunario dari Fraksi Gerindra, Achmad Iskandar dari Fraksi Partai Demokrat, serta Soenarjo dari Fraksi Partai Golkar.
Ketua DPRD Provinsi Jatim, Abdul Halim Iskandar, usai pelantikan mengatakan setelah pelantikan ini pihaknya akan melakukan penyusunan APBD Provinsi Jawa Timur Tahun Anggaran 2015 bersama Pemprov Jatim. “Besok kita langsung gelar pembahasan alat kelengkapan dewan lainnya, mulai komisi dan beberapa badan, setelah itu proses pembahasan APBD akan kita lanjutkan,” kata Gus Halim, sapaan akrab Abdul Halim Iskandar.
Dia optimis APBD Provinsi Jawa Timur TA 2015 bisa ditetapkan pada bulan November 2014. “Kita usahakan tanggal 10 November 2014 bisa ditetapkan, kalau belum rampung ya prinsipnya November harus sudah selesai,” ujar politisi asal Fraksi PKB Jatim ini.
Abdul Halim Iskandar menyampaikan bahwa dengan pelantikan yang sudah dilaksanakan tersebut pihaknya akan berusaha untuk menjaga nama baik DPRD Provnsi Jawa Timur. “Alhamdulillah SK Mendagri sudah kami terima dan langsung kita lakukan pelantikan. Kami berharap dewan Provinsi Jatim ke depan lebih baik dari sebelumnya,” ujarnya usai sidang paripurna DPRD Jawa Timur, kemarin (2/10).
Ditambahkannya dalam waktu dekat ini akan dituntaskan mengenai alat kelengkapan dewan Provinsi Jawa Timur. Dengan tuntasnya alat kelengkapan dewan tersebut maka akan dilakukan pembahasan APBD Provinsi Jawa Timur TA 2015. “Ya tinggal sedilut (sedikit) selesai. Mungkin minggu depan pengesahan tata tertib dan penataan alat kelengkapan dewan sudah selesai. Sekarang masih pembagian posisi di pimpinan dan digodok di masing-masing fraksi tentang anggota-anggotanya yang akan menempati di komisi-komisi,” tutur pria yang juga menjabat sebagai Ketua DPW PKB Provinsi Jawa Timur ini.
Mengenai keinginan dari Fraksi Nasdem – Hanura yang masih ngotot mendapatkan posisi di pimpinan komisi, Halim menjawab, semua keinginan itu akan dipertimbangkan oleh seluruh fraksi yang ada di DPRD Provinsi Jatim. “Tapi untuk bisa atau tidak, masih belum,” ujarnya.
Disinggung tentang target DPRD Provinsi Jatim ke depan, Halim mengatakan DPRD akan bekerja untuk memperjuangkan kepentingan rakyat. Mulai dari urusan kesehatan, pendidikan, ketenagakerjaan dan pembangunan infrastruktur. Mengenai anggaran pendidikan yang dalam undang-undang harus 20 persen, Halim menyebutkan dalam perangkaan R-APBD Provinsi Jawa Timur TA 2015 dengan nilai Rp 21,9 triliun sehingga anggaran pendidikan setidaknya sekitar Rp 4 triliun. Termasuk dana pusat untuk kabupaten/kota yang transit. “Di dana transit itu ada dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) juga. Kalau ditotal semuanya nyampai 20 persen,” kata Halim tanpa merinci berapa jumlah anggaran untuk pendidikan.
Sementara itu, Ahmad Iskandar, Wakil Ketua DPRD Provinsi Jawa Timur dari Fraksi Partai Demokrat, menyampaikan bahwa pelantikan pimpinan DPRD Provinsi Jawa Timur menjadi spirit bagi pimpinan dewan Jatim untuk menjadikan kinerja dan citra DPRD Jawa Timur menjadi lebih baik. “Karena itu kami sebagai pimpinan dewan Jatim akan selalu berusaha untuk menjadikan DPRD Jatim lebih baik,” tuturnya.
Mantan Ketua Fraksi Partai Demokrat DPRD Provinsi Jawa Timur periode 2009 – 2014 ini menambahkan, untuk pembahasan APBD Provinsi Jawa Timur akan segera dilakukan. Pihaknya membenarkan pembentukan alat kelengkapan dewan menjadi hambatan untuk membahas APBD Jatim. “Karena itu kami berharap dalam waktu dekat alat kelengkapan dewan segera selesai,” ujarnya.
Apakah waktu satu bulan untuk membahas APBD Jatim tidak terlalu singkat dan terkesan kejar tayang, ia menjawab memang berdasarkan sebelum-sebelumnya, pengesahan APBD Jatim selalu tanggal 10 November. Karena itu, ia tetap menargetkan tanggal 10 November tetap bisa mengesahkan APBD Jatim tahun 2015. Karena pembahasan R-APBD 2015 sudah separo jalan, mengingat KUA PPAS (Kebijakan Umum Anggaran Plafon Prioritas Anggaran Sementara) RAPBD 2015 sudah dibahas oleh anggota DPRD Jatim periode sebelumnya. “Cukuplah waktu yang tersedia. Kan KUA PPAS-nya sudah selesai. Jadi bukan kejar tayang,” urainya.
Sementara itu Kusnadi, Wakil Ketua DPRD Provinsi Jawa Timur dari Fraksi PDI Perjuangan, menyampaikan tugas selanjutnya dari dewan Jawa Timur memang pengesahan APBD Jawa Timur. Mengenai waktu yang singkat, mantan wakil ketua komisi A DPRD Jawa Timur ini berharap agar pembahasannya tidak terkesan kejar tayang. “Ini kan APBD. Jadi harus benar-benar dibahas secara detil untuk pertanggungjawaban ke masyarakat,” tuturnya.
Gubernur Jatim, Soekarwo, mengaku lega dengan telah dilantiknya pimpinan DPRD Jatim ini. Dengan begitu, kepentingan rakyat Jawa Timur bisa segera dijalankan. Terutama pembahasan Rancangan APBD Jatim 2015. “Saya plong, jadi eksekutif dan legislatif bisa segera bekerja untuk kepentingan rakyat,” ujar Soekarwo. (F.835) web majalah fakta / majalah fakta online

INFO JATIM : PAKDE KARWO BERKORBAN SAPI 1,21 TON

Gubernur Jatim, Soekarwo
SEIRING gema takbir Hari Raya Idul Adha 1435 H, Gubernur Jatim, Soekarwo,  berkorban sapi seberat 1,21 ton (tepatnya 1.210 kg). Hewan tersebut merupakan sapi jenis simental dengan umur 4 tahun. Sapi berwarna cokelat dengan kepala putih itu berasal dari Nganjuk dengan harga Rp 60 juta.
Penyerahan sapi tersebut dilakukan Pakde Karwo – panggilan Soekarwo - kepada Direktur MAS, Endro Siswantoro, di halaman masjid sisi selatan. Setelah Soekarwo, Wagub Saifullah Yusuf juga menyerahkan sapi yang dikorbankan.
“Idul Adha dengan diikuti korban ini diharapkan kian memantapkan hubungan manusia dengan Allah SWT. Demikian juga hubungan sesama manusia,” tutur  Pakde Karwo ketika menyerahkan hewan sapi korrbannya ke Masjid Agung Surabaya (MAS) pada Minggu (5/10).
Pakde menambahkan, korban kali ini memang  luar biasa. Pakde berharap, daging-daging hewan korban didistribusikan dengan baik kepada anak-anak yatim dan warga tidak mampu.
Pada Hari Raya Indul Adha kali ini MAS menyembelih hewan korban sebanyak 25 ekor sapi dan 66 ekor kambing. Hewan korban sebanyak itu diperoleh dari para jamaah MAS, Gubernur dan Wakil Gubernur Jatim, Soekarwo dan Saifullah Yusuf, serta Forpimda (Forum Pimpinan Daerah) Jatim. Jumlahnya ada sembilan ekor sapi yang berasal dari Forpimda.
Sebelum menyerahkan hewan korban, Soekarwo dan Saifullah Yusuf ikut shalat Idul Adha di Al Akbar beserta ribuan umat muslim Kota Surabaya. Mereka didampingi istri masing-masing dan pejabat Pemprov Jatim lainnya.
Dalam shalat Idul Adha 1435 H, puluhan ribu umat muslim ikut shalat di masjid terbesar di Indonesia timur ini. Umat muslim sudah terlihat mendatangi masjid terbesar di Indonesia timur ini mulai pukul 05.15 Wib. Akibatnya, lalu lintas di sekitar Masjid Al Akbar macet karena dipenuhi mobil dan motor umat muslim yang hendak menjalankan shalat Idul Adha. Karena jumlahnya puluhan ribuan, jamaah ada yang menjalankan shalat di halaman masjid. Terutama para jamaah wanita yang menempati halaman sisi selatan dan utara masjid. Sedangkan jamaah laki-laki, menempati shaf utama (depan) Masjid Al Akbar. Selanjutnya, jamaah wanita berada di belakang.
Bertindak sebagai khatib yakni Kakanwil Kemenag Provinsi Jatim, Mahfudz Shodar. Kemudian sebagai imam shalat adalah K H Abd Hamid Abdullah (Imam Besar MAS). Dalah khotbahnya, Mahfudz Shodar menjelaskan, korban ini merupakan keharusan bagi umat Islam yang sudah mampu. Idul Qurban diharapkan bisa membawa dampak positif bagi umat muslim. "Meski hanya setahun sekali, semangat ini (korban) harus terus dipertahankan dan ditingkatkan agar kita semua semakin dekat dengan Allah," jelas Mahfudz Sodar.
Ibadah kepada Allah, kata Mahfudz, harus disertai dengan pengorbanan. Sehingga diharapkan jadi semakin baik. "Ibadah itu hanya karena Allah, tujuannya ingin mendapat keridhoan dari Allah," terang Mahfudz.
Dia mengingatkan, semangat Idul Qurban ini diharapkan membuat lebih baik hubungan antara manusia dengan Allah. Kemudian, juga hubungan dengan sesama manusia. "Insya Allah, kehinaan di dunia ini bisa tersingkir dengan sendirinya," ucap Mahfud dalam khutbahnya. (F.835) web majalah fakta / majalah fakta online

INFO JATIM : BUDE KARWO CUP JADI AGENDA TAHUNAN

Bude Karwo
BUDE Karwo Cup memang jadi agenda tahunan Asprov PSSI Jatim. Buat hajat ke-4 tahun ini berlaku biaya pendaftaran Rp 2,5 juta per klub. Bude Karwo, istri Gubernur Jatim, Soekarwo, yakin jumlah peserta bakal lebih banyak dan lebih semarak sekaligus bermutu. Apalagi, ada peserta yang datang dari luar Jatim.
Ditemui wartawan, Bude mengatakan, kegiatan positif ini agar dijadikan motivasi bagi perempuan-perempuan Indonesia untuk lebih maju. Artinya, perempuan sendiri tak hanya melakukan aktivitas yang sifatnya monoton. Lebih jauh perempuan harus bisa berkiprah setara dengan kaum laki-laki. “Mudah-mudahan kegiatan ini bisa memotivasi para perempuan untuk bisa meningkatkan prestasinya,” ujar Bude.
Bude menambahkan, kegiatan kali ini kembali digelar di Stadion Brawijaya, Surabaya. Pada pagelaran ke-3 tahun lalu hanya diikuti 6 klub, yaitu Putri Surabaya, Putri Jember, Putri Kediri, Putri Sidoarjo, Putri IKA ITS dan Putri Malang. Bude Karwo Cup II 2012 diramaikan 16 klub. Bude Karwo Cup IV 2014 dihadirkan sebagai bagian dari turnamen tingkat nasional Piala Kartini 2015. "Turnamen tahun ini sekaligus jadi ajang seleksi pemain untuk membentuk tim Jatim,” ujar Bude.
Rencananya, tahun 2014 turnamen sepakbola wanita Bude Karwo Cup akan ditingkatkan levelnya dari tingkat provinsi menjadi tingkat nasional. Ini dilakukan setelah berhasil menyelenggarakan turnamen ini untuk ketiga kalinya.
Hal tersebut disampaikan istri Wakil Gubernur Jatim, Ibu Hj Ummu Fatma Saifullah Yusuf, saat membuka Turnamen Sepakbola Wanita Bude Karwo Cup III Tahun 2013 di Stadion Brawijaya, Selasa sore (10/12).
Dijelaskannya, kegiatan ini baik sekali untuk terus ditingkatkan karena bertujuan untuk merintis pembentukan tim sepakbola wanita di Jatim, sekaligus mempersiapkan diri sebagai penyelenggara kejurnas. Sehingga pada Kejurnas 2014 nanti, Jatim bisa sukses dalam penyelenggaraan dan prestasi. “Mari kita sukseskan dan manfaatkan turnamen ini dengan sebaik-baiknya untuk merintis pembentukan tim sepakbola wanita di Jatim,” ajaknya.
Masih menurut Ibu Fatma Saifullah Yusuf yang juga sebagai Ketua Persatuan Wanita Olahraga Seluruh Indonesia (Perwosi) Jatim, pelaksanaan turnamen ini merupakan implementasi UU No. 3 Tahun 2005 tentang sistem keolahragaan nasional. Dalam UU itu disebutkan bahwa setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pelayanan dalam kegiatan olahraga tanpa diskriminasi. “Ini artinya tidak hanya pria saja, tetapi perempuan juga berhak memperoleh pelayanan pembinaan olahraga. Perempuan yang gemar berolahraga, selain menjadi sehat, bugar dan produktif, juga dapat mempengaruhi putra-putrinya untuk mencintai olahraga,” ujarnya.
Turnamen Sepakbola Wanita Bude Karwo Cup IV Tahun 2014 diikuti tim sepakbola wanita dari Jatim dan luar Jatim. Tempat pertandingannya di Stadion Brawijaya, Surabaya, pada Oktober-November 2014. Mottonya,”Bangkitkan Sepakbola Wanita Nasional”. (F.835) web majalah fakta / majalah fakta online

ADVETORIAL RSU DR SOETOMO

RSU DR SOETOMO BUTUH TAMBAHAN RUANG PERAWATAN
“Fenomena overload pasien terjadi sejak berlakunya BPJS,” kata Direktur RSU Dr Soetomo.
BADAN Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) ternyata tak selamanya menjamin semua fasilitas bagi pesertanya. Program jaminan kesehatan yang digulirkan pemerintah itu telanjur disambut sangat baik oleh rakyat, namun fasilitasnya justru tak menjaminnya.
Direktur RSU Dr Soetomo, dr Dodo Anondo
Direktur RSU Dr Soetomo, dr Dodo Anondo, mengatakan, fenomena overload pasien terjadi sejak berlakunya BPJS. Dia menyebutkan, sebelum ada program BPJS, jumlah pasien rawat jalan sebanyak 3.000 orang per hari. Kini setelah ada BPJS, jumlahnya naik drastis sampai 5.000 pasien. Itu berarti ada penambahan 2.000 pasien.
Akibatnya, RSU Dr Soetomo penuh. Belum lagi jika dihitung interaksinya. Jika setiap pasien diantar dua orang, ada 15.000 orang berinteraksi setiap hari.
Menurut dia, banyak faktor penyebab terjadinya lonjakan pasien tersebut. Salah satunya karena RSU Dr Soetomo merupakan rumah sakit level tiga. Itu berarti RS tersebut menjadi jujukan terakhir. Semua pasien yang sudah tidak tertangani akan dirujuk ke RSU Dr Soetomo. Apalagi RSU Dr Soetomo adalah RS rujukan Indonesia timur. ”Kami ini rujukan terakhir. Kalau sudah mentok, mau ke mana lagi ?” ungkapnya.
Selain itu, sesuai dengan instruksi menteri kesehatan dan gubernur, haram hukumnya menolak pasien. ”Kalau masuk di emergency, harus diterima. Makanya, RS ini selalu penuh,” tuturnya.
Kemudian setiap pasien UGD yang tidak memiliki surat BPJS masih diberi waktu untuk mengurus dokumen tersebut. Yakni, dalam waktu 2x24 jam. Medical record pasien juga masih diuruskan.
Kepala instalasi rawat darurat, dr Urip, menambahkan, pasien umum yang tidak memiliki uang akan dipiutangkan. Itu berbeda dengan RS swasta yang tidak menerima pasien ngutang. ”Bayarnya di akhir pelayanan. Kalau swasta, harus pakai uang muka. Makanya, orang memilih ke sini,” kata Urip.
Menurut Urip, sebenarnya rumah sakit sudah memiliki senjata khusus untuk menangani perkara itu. Yakni, dengan brankar atau ranjang transfer yang memiliki roda.
Saat ini IRD memiliki 80 brankar. Jika habis, tersedia matras. RSU Dr Soetomo mempunyai 30 matras. Namun, hanya 20 yang dipakai, 10 lainnya disimpan.
Tapi, jika semua brankar dan matras sudah terpakai, RS terpaksa menggunakan brankar ambulan. Biasanya pukul 17.00, semua fasilitas tempat tidur tersebut sudah penuh.
Karena itu, Urip menyebut butuh penambahan brankar. ”Kalau habis, saya nggak mentolo lihat pasien tidur di bawah,” ujarnya.
Dia juga berharap ada penambahan ruang perawatan. Sebab, pasien yang memerlukan perawatan lebih lanjut harus ditempatkan di ruang rawat inap.
Tapi, masalahnya, kamar untuk menginap pasien kurang. Saat ini kamar rawat inap sudah memiliki 1.550 bed occupancy ratio (BOR) atau tempat tidur untuk 5.000 pasien. Jumlah BOR itu tentu tidak mencukupi. Menurut Urip, idealnya ada penambahan 1.000 BOR lagi. Pembangunan tersebut tentu membutuhkan biaya besar.
Lebih jauh dr Dodo mengatakan, RSU Dr Soetomo adalah RS milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur sehingga dananya terbatas, bergantung APBD. Dia mencontohkan, proyek gedung jantung dan liver transplant yang hingga kini belum selesai. Namun, Dodo optimis proyek pembangunan bisa terlaksana. Sementara ini, RSU Dr Soetomo memfungsikan ruang transisi baru yang dibuka pada 1 September lalu. Ruang tersebut memiliki 20 tempat tidur.
Menurut Dodo, sebenarnya RSU Dr Soetomo pernah ditinjau langsung oleh Presiden SBY dan jajaran petinggi Pemprov Jatim, termasuk Gubernur Jatim, Soekarwo. Melihat pasien yang membludak, saat itu Soekarwo meminta RSU Dr Soetomo diperluas. Perluasan tersebut bisa dilakukan di lahan belakang rumah sakit. ”Rencananya tahun depan dibangun gedung rawat inap baru biar pasien nyaman,” jelasnya.
Dodo menegaskan, saat ini RSU Dr Soetomo memiliki PR besar untuk menangani overload pasien. Yakni, penataan sistem rujukan. Artinya, sebelum pasien dimasukkan ke RS itu, semua level di bawahnya harus sudah terlewati.
Menurut Dodo, masalah overload pasien di RSU Dr Soetomo merupakan imbas masalah di hulu. Sebab, ada persoalan yang terjadi di hulu atau pada fasilitas kesehatan (faskes) dasar seperti puskesmas.
Sudah hampir sembilan bulan program kesehatan bergulir, antusiasme masyarakat pun sangat tinggi dalam menyambut program kesehatan tersebut. Sayangnya, antusiasme masyarakat itu tidak diimbangi dengan sistem rujukan BPJS yang tepat. Hati siapa pun pasti tersentuh saat melihat Siriacus Kabhi, salah seorang pasien kelas I di RSU Dr Soetomo Surabaya. Dia dirawat di emperan ruang Pandan Wangi khusus perempuan.
Wajah pria 56 tahun itu tampak pucat. Sesekali dia menahan rasa sakit yang mendera. Tetapi, tekadnya untuk sembuh lebih kuat daripada rasa sakitnya. Karena itu, pasien asal Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur, tersebut sabar dengan kondisi tempat perawatan rumah sakit yang ala kadarnya itu.
Siriacus sudah seminggu ditempatkan di ruangan yang sebenarnya tidak layak untuk merawat pasien. Pria tersebut mengidap penyakit gagal ginjal kronis.
Dia dirujuk oleh rumah sakit daerah di Kupang untuk mendapatkan penanganan lebih baik di rumah sakit milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur. ’’Katanya kamar penuh, jadi harus menunggu kamar kosong,’’ ujar Meriyasinta Kolit, istri Siriacus.
Antrean pasien yang begitu panjang dengan fasilitas ruang rawat inap terbatas membuat Meri harus memakluminya. Sebab, pasien yang berada di emperan hingga lorong-lorong ruangan tidak hanya Siriacus. Saat itu ada tiga pasien lain yang juga dirawat di lorong tersebut. Di sepanjang lorong bagian dalam IRNA pun, terlihat lebih dari delapan pasien ditempatkan di atas brankar yang dibawa dari ruang IRD.
Meski begitu, Meri tetap memilih suaminya ditempatkan sementara di lorong. ’’Yang terpenting, suami saya ditangani dokter,’’ katanya.
Hal senada diungkapkan Ana Virana. Pasien ca mammae (kanker payudara) kelas II tersebut juga pernah menjalani rawat inap di lorong. Padahal, kondisi penyakitnya cukup parah. ’’Waktu itu ruang inap kelas II penuh. Saya harus menunggu sampai dua hari, baru dapat kamar,’’ ujar Ana sambil berbaring lemas di atas kasur.
Ana menambahkan, setelah ada pasien yang check out, pasien di lorong dipindahkan ke kamar. Menurut dia, pasien yang datang ke RSU Dr Soetomo memang harus bersabar. Bahkan, pasien rujukan dari poliklinik maupun IRD harus menerima untuk digabungkan dengan pasien lain. ’’Harus terima kalau digabungkan dengan pasien beda kelas maupun beda penyakit,’’ ucapnya.
Kondisi tersebut hampir terjadi di setiap instalasi rawat inap (IRNA). Termasuk, di IRNA bedah, Cempaka. IRNA tersebut diperuntukkan pasien yang baru menjalani operasi atau pembedahan. Bahkan, antrean di IRNA itu lebih parah daripada di IRNA medik.
Tabri, salah seorang pasien IRNA Cempaka mengatakan sudah antre kamar selama dua bulan. Penantian panjang tersebut membuat kondisi kanker mulut yang diderita pria 77 tahun itu semakin parah. Benjolan di mulut Tabri yang dulu kecil kini terus membesar. ’’Kami diminta menunggu. Soalnya, kamar operasi penuh,’’ kata Ratih, cucu perempuan Tabri.
Karena belum ada kamar operasi yang kosong, Tabri pun menjalani rawat jalan sementara waktu di rumahnya. Karena benjolan di mulutnya semakin besar, dia pun memakai masker untuk menutupinya. Tabri harus menjalani operasi pengangkatan kanker agar tidak menjalar ke bagian lain.
Kepala Ruang Irna Bedah Cempaka, Ani, membenarkan bahwa penantian kamar kosong di irna bedah jauh lebih panjang daripada di irna medik. ”Waktu ngamar disesuaikan dengan kamar operasi dan ruangan,” ungkap Ani. Jadi, jika kamar irna bedah penuh, pasien harus menunggu di rumah. Itu dilakukan agar pasien tidak membayar biaya kamar tanpa operasi. Dengan begitu, beban pasien tidak besar dan membantu pasien lain yang memang sudah saatnya ngamar untuk dirawat di rumah sakit. Yang antre adalah pasien yang akan menjalani operasi elektif. Artinya, operasi nonemergency dan bisa direncanakan.
Sistem rujukan berjenjang yang diusung BPJS itu dirancang, salah satunya, untuk menghindari overload di faskes tersier (RSU Dr Soetomo dan RSAL dr Ramlan).
Kenyataannya, RSU Dr Soetomo sebagai rumah sakit daerah tipe A masih kebanjiran pasien. Hal tersebut disebabkan faskes primer yang menjalankan pengobatan 144 jenis penyakit masih terkendala obat-obatan serta peralatan penunjang pemeriksaan.
Puskesmas Tenggilis, misalnya. Hingga bulan kesembilan program BPJS berjalan, puskesmas tersebut masih terkendala kurangnya obat-obatan. Misalnya, obat jantung dan tetanus. ”Obat masih kurang. Di puskesmas kami belum ada serum antitetanus,” ungkap Kepala Puskesmas Tenggilis, dr Dessy J Setia.
Padahal, dua penyakit itu harus ditangani di fasilitas kesehatan dasar. Akibat keterbatasan dan kekurangan tersebut, pasien akhirnya dirujuk ke RS tipe C dan B atau faskes sekunder.
Begitu juga penyakit rabun jauh atau miopi yang belum bisa ditangani secara maksimal di Puskesmas Tenggilis. Peralatan yang sudah terlampau tua mengakibatkan hasil pemeriksaan tidak akurat. Pasien pun dirujuk ke rumah sakit sekunder atau yang memiliki peralatan lengkap.
Dessy mengakui, kendala tersebut memang sering terjadi di hampir seluruh puskesmas. Keterbatasan fasilitas kesehatan dan obat-obatan itu membuat pelayanan di tingkat puskesmas terkendala. ”Kami diminta melayani, tapi obat kurang. Saya juga tidak tahu siapa yang akan melengkapi kekurangan itu ?” jelasnya.
Terkait dengan sistem rujukan BPJS, Dessy menuturkan bahwa faskes dasar bisa memberikan rujukan pasien langsung ke RS tipe A. Itu berlaku untuk jenis penyakit tertentu. Di antaranya hemofilia, kanker, cuci darah, serta penyakit yang diobati dengan kemoterapi dan radioterapi. ”Kalau jenis penyakit ganas, pasien langsung kami rujuk ke rumah sakit tersier,” paparnya.
Alasannya, faskes tipe A memiliki peralatan lengkap dan mumpuni untuk menangani pasien dengan penyakit ganas. Menurut Dessy, persoalan tersebut hingga kini terus disosialisasikan dan dicari jalan keluarnya. Sebab, nanti seluruh warga Indonesia harus sudah memakai BPJS. Dengan begitu, layanan di segala jenjang pun perlu dioptimalkan.
Sementara itu, Gubernur Jawa Timur, Soekarwo alias Pakde Karwo, mengatakan, BPJS memang perlu dievaluasi. Menurut dia, masalah BPJS saat ini adalah terbatasnya kantor yang melayani program tersebut. Kontrol yang dilakukan hingga kini masih kurang. Seharusnya kantor BPJS tidak hanya satu, tetapi ada di banyak tempat. Termasuk, ada di setiap rumah sakit. ’’Harus ada banyak loket yang berhubungan dengan BPJS. Itu problemnya. Pelayanannya terbatas, padahal orang sakit ada di rumah sakit,’’ ungkap Soekarwo.
Dia menambahkan, BPJS masih menggunakan manajemen perkantoran kuno. Dia juga sudah menyampaikan masalah tersebut kepada Komisi IX DPR. Apalagi saat ini akan ada Kartu Indonesia Sehat (KIS) yang dikelola BPJS. ’’KIS itu kartu kuratif, kartunya orang sakit,’’ tuturnya.
Menurut Soekarwo, politik kesehatan sejak reformasi sudah salah dalam memberikan solusi. Seharusnya, bukan memberikan solusi untuk orang sakit, tetapi memberikan solusi kepada orang sehat agar jangan sakit. Yang terjadi saat ini adalah memberikan fasilitas puskesmas dengan dipan yang banyak sehingga menimbulkan kesan orang sakit juga banyak. ’’Seharusnya pencegahan mulai dari bawah yang diperhatikan,’’ tandasnya. (F.835) web majalah fakta / majalah fakta online