Sunday, February 23, 2014

MEMBANGUN SURABAYA BERKACA DARI SISTER CITY BUSAN, KORSEL (2)

Pada episode 1 dikisahkan, Suharto Wardoyo menyampaikan akan diresmikannya monumen Surabaya di Taman Persahabatan Busan, di sebelah gedung BIC (Busan Indonesia Centre).  
HAL itu disampaikan Ketua Delegasi Pemkot Surabaya, R Moh Suharto Wardoyo SH MHum, di hadapan para pejabat Pemerintah Kota Busan dalam pertemuan hari Selasa (17/12/2013).
Penting juga bagi Surabaya adalah keberadaan BIC (Busan Indonesia Centre). Gedung Busan Indonesia Center (BIC) di Busan, Korea Selatan, ini merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan promosi pariwisata Indonesia di negara tersebut. Negeri ginseng itu dianggap pasar potensial bagi pariwisata Indonesia. Terlebih bagi Surabaya yang sejak lama menjadi sister city Kota Busan.
Gedung berlantai lima yang berdiri di atas tanah seluas 1.000 meter persegi ini dibangun oleh Prof Kim Soo-il PhD, seorang Korea asli yang meraih gelar Profesor di bidang studi Bahasa Indonesia. Gedung itu ditujukan sebagai pusat kegiatan masyarakat Indonesia, termasuk memperkenalkan budaya Indonesia pada masyarakat Busan.
“Karena saya cinta Surabaya – Indonesia. Kenapa saya mendukung kerja sama Surabaya – Busan ? Ini karena Busan merupakan sister city-nya Surabaya, dan Surabaya merupakan satu-satunya sister city bagi Busan, jadi Surabaya adalah kota yang special bagi Busan,” tutur Chairman Manajer Indonesia Center (BIC) ini saat Delegasi Pemkot Surabaya dan insan jurnalis berkunjung ke BIC, sehari sebelum pertemuan dengan Pemerintah Kota Busan.
Menurutnya, besaran biaya untuk membeli tanah ini dan membangunnya menjadi gedung kantor BIC (Busan Indonesia Centre) mungkin kalau di pasaran hampir US $ 6 juta. Tapi itu tidak penting, kata Prof Kim, melainkan yang penting adalah dimanfaatkan untuk masyarakat Indonesia khusus di Korea, dan juga masyarakat di Indonesia.
Dikatakan Prof Kim, inilah daerah untuk persahabatan dan pertukaran antara Indonesia – Korea , khususnya antara Busan dan Surabaya. Tak kecuali untuk pendirian Monumen Surabaya. Diungkapkannya bahwa peresmian untuk pemasangan monumen Surabaya sudah lulus uji di Dewan Kota Busan, nanti dilaksanakan bulan Pebruari 2014 dengan kehadiran Walikota Surabaya, Tri Rismaharini, dan Walikota Busan. “Ibu Walikota Surabaya sudah pernah meninjau ke sini dan jalan-jalan di lokasi bakal diletakkannya monumen Surabaya,” tuturnya dengan bangga.
“Kami juga menyediakan ruang khusus di lantai bawah untuk memamerkan dan mempromosikan produk-produk atau barang-barang karya Indonesia yang mau dijual di Busan,” tutur Prof Kim, seraya menambahkan, pihaknya berharap kepada masyarakat Surabaya dapatnya memanfaatkan fasilitas di gedung BIC semaksimal mungkin dan lebih agresif untuk merebut pasar di Korea Selatan. Karena, menurutnya, selama ini belum banyak orang Surabaya khususnya atau warga Indonesia yang memanfaatkan fasilitas yang disediakan BIC. Sedangkan tingkat kunjungan di BIC lumayan banyak, yakni mencapai sekitar 300 orang per hari atau 100.000 orang per tahunnya.
Dengan memanfaatkan fasilitas BIC pula sesungguhnya Surabaya telah melakukan jalinan kerja sama yang cukup lama dengan Busan. Hingga kini kedua pihak telah menjalin kerja sama, meliputi kerja sama di bidang budaya, pendidikan, investasi, pariwisata, dan yang akan ditingkatkan oleh Walikota Surabaya, Ir Tri Rismaharini MT, ke depan adalah kerja sama di bidang pelabuhan.
Tidak hanya itu, bersamaan dilaksanakannya peresmian monumen Surabaya pada bulan Pebruari 2014, akan diresmikan pula pemakaian nama Jalan Surabaya untuk jalan yang berada di sebelah gedung Kantor BIC di Busan. "Kalau tidak ada halangan, peresmian Jalan Surabaya ini akan dilaksanakan pada awal 2014," kata Prof Kim.

Menurutnya, pemberian nama Jalan Surabaya di Busan tersebut merupakan tindak lanjut kerja sama sister city antara Pemkot Surabaya dengan Pemkot Busan. Peresmiannya akan dilakukan oleh Pemerintah Kota Busan, yang bekerja sama dengan Busan Indonesia Center. (F.183)R.07

No comments:

Post a Comment