Pada episode 1 dikisahkan, Suharto Wardoyo
menyampaikan akan diresmikannya monumen Surabaya di Taman Persahabatan Busan,
di sebelah gedung BIC (Busan Indonesia Centre).
HAL itu disampaikan Ketua Delegasi Pemkot
Surabaya, R Moh Suharto Wardoyo SH MHum, di hadapan para pejabat Pemerintah
Kota Busan dalam pertemuan hari Selasa (17/12/2013).
Penting
juga bagi Surabaya adalah keberadaan BIC (Busan Indonesia Centre). Gedung Busan
Indonesia Center (BIC) di Busan, Korea Selatan, ini merupakan salah satu upaya
untuk meningkatkan promosi pariwisata Indonesia di negara tersebut. Negeri ginseng
itu dianggap pasar potensial bagi pariwisata Indonesia. Terlebih bagi Surabaya
yang sejak lama menjadi sister city Kota
Busan.
Gedung
berlantai lima yang berdiri di atas tanah seluas 1.000 meter persegi ini
dibangun oleh Prof Kim Soo-il PhD, seorang Korea asli yang meraih gelar
Profesor di bidang studi Bahasa Indonesia. Gedung itu ditujukan sebagai pusat
kegiatan masyarakat Indonesia, termasuk memperkenalkan budaya Indonesia pada
masyarakat Busan.
“Karena
saya cinta Surabaya – Indonesia. Kenapa saya mendukung kerja sama Surabaya –
Busan ? Ini karena Busan merupakan sister
city-nya Surabaya, dan Surabaya merupakan satu-satunya sister city bagi Busan, jadi Surabaya adalah kota yang special bagi Busan,” tutur Chairman
Manajer Indonesia Center (BIC) ini saat Delegasi Pemkot Surabaya dan insan
jurnalis berkunjung ke BIC, sehari sebelum pertemuan dengan Pemerintah Kota
Busan.
Menurutnya,
besaran biaya untuk membeli tanah ini dan membangunnya menjadi gedung kantor
BIC (Busan Indonesia Centre) mungkin kalau di pasaran hampir US $ 6 juta. Tapi
itu tidak penting, kata Prof Kim, melainkan yang penting adalah dimanfaatkan
untuk masyarakat Indonesia khusus di Korea, dan juga masyarakat di Indonesia.
Dikatakan
Prof Kim, inilah daerah untuk persahabatan dan pertukaran antara Indonesia –
Korea , khususnya antara Busan dan Surabaya. Tak kecuali untuk pendirian
Monumen Surabaya. Diungkapkannya bahwa peresmian untuk pemasangan monumen Surabaya
sudah lulus uji di Dewan Kota Busan, nanti dilaksanakan bulan Pebruari 2014
dengan kehadiran Walikota Surabaya, Tri Rismaharini, dan Walikota Busan. “Ibu
Walikota Surabaya sudah pernah meninjau ke sini dan jalan-jalan di lokasi bakal
diletakkannya monumen Surabaya,” tuturnya dengan bangga.
“Kami
juga menyediakan ruang khusus di lantai bawah untuk memamerkan dan
mempromosikan produk-produk atau barang-barang karya Indonesia yang mau dijual
di Busan,” tutur Prof Kim, seraya menambahkan, pihaknya berharap kepada
masyarakat Surabaya dapatnya memanfaatkan fasilitas di gedung BIC semaksimal
mungkin dan lebih agresif untuk merebut pasar di Korea Selatan. Karena, menurutnya,
selama ini belum banyak orang Surabaya khususnya atau warga Indonesia yang
memanfaatkan fasilitas yang disediakan BIC. Sedangkan tingkat kunjungan di BIC
lumayan banyak, yakni mencapai sekitar 300 orang per hari atau 100.000 orang
per tahunnya.
Dengan
memanfaatkan fasilitas BIC pula sesungguhnya Surabaya telah melakukan jalinan
kerja sama yang cukup lama dengan Busan. Hingga kini kedua pihak telah menjalin
kerja sama, meliputi kerja sama di bidang budaya, pendidikan, investasi,
pariwisata, dan yang akan ditingkatkan oleh Walikota Surabaya, Ir Tri
Rismaharini MT, ke depan adalah kerja sama di bidang pelabuhan.
Tidak
hanya itu, bersamaan dilaksanakannya peresmian monumen Surabaya pada bulan
Pebruari 2014, akan diresmikan pula pemakaian nama Jalan Surabaya untuk jalan yang
berada di sebelah gedung Kantor BIC di Busan. "Kalau tidak ada halangan,
peresmian Jalan Surabaya ini akan dilaksanakan pada awal 2014," kata Prof
Kim.
Menurutnya,
pemberian nama Jalan Surabaya di Busan tersebut merupakan tindak lanjut kerja
sama sister city antara Pemkot
Surabaya dengan Pemkot Busan. Peresmiannya akan dilakukan oleh Pemerintah Kota
Busan, yang bekerja sama dengan Busan Indonesia Center. (F.183)R.07
No comments:
Post a Comment