Friday, February 21, 2014

POLICE LINE RUMAH TERDUGA TERORIS DI SURABAYA KEMBALI DIBUKA



PASCA digerebek Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 dengan tersangka teroris Abdul Majid dan Doni, kini rumah di Jalan Tanah Merah Sayur I/17 Kenjeran, Surabaya bisa dihuni lagi oleh keluarga Majid. Pembukaan police line (Rabu, 22/1/2014) dilakukan oleh Polres Pelabuhan Tanjung Perak dan dikembalikan ke pemiliknya, Agus, yang diketahui sebagai kakak kandung Abdul Majid.
Sebelumnya, sejak penangkapan Majid oleh Densus 88 dan Polda Jatim, Senin (20/1/2014), rumah berlantai dua tersebut dipasang police line dan sempat menjadi tontonan warga. sementara petugas dari Polda Jatim, Polres Pelabuhan Tanjung Perak dan Polsek Kenjeran terlihat berjaga-jaga di dekat lokasi. Bahkan keluarga Majid kesulitan masuk ke rumah tersebut meskipun hanya sekadar untuk mengambil barang-barangnya, karena Agus bersama keluarganya setelah penggerebekan mengungsi di rumah kerabatnya.
Seperti diketahui bahwa Senin (20/1/2014), pukul 21.45 WIB, petugas Densus 88 Anti Teror yang terdiri 1 unit mobil rantis dan beberapa petugas bersenjata lengkap serta aparat kepolisian berpakaian preman terlihat bersiaga di Jalan Tanah Merah Gg Sayur I. Penggerebekan tersebut dilakukan setelah petugas menangkap Isnaini Ramdoni alias Doni (30) yang beralamat di Probolinggo dan Abdul Majid (35) beralamat di Kenjeran, Surabaya.
Saat itu kedua terduga teroris sedang membawa ransel di depan SPBU Kedung Cowek, Kenjeran, pada pukul 19.00 WIB. Dari situ petugas melakukan penggerebekan rumah terduga teroris di Jalan Tanah Merah Gang Sayur I/17 Kenjeran dan berhasil menemukan ransel yang diduga berisi bahan bom rakitan. Bahkan dalam penggerebakan itu petugas juga menemukan sebuah bom siap ledak, detonator, tabung besi dan satu kantung paku dengan panjang lima sentimeter.
Hingga kini penangkapan kedua terduga teroris dan bahan peledak yang disita petugas Densus 88 itu masih dikembangkan untuk mengetahui keterkaitan dengan ledakan bom di ATM Bank Mandiri di Karangploso, Malang, beberapa waktu lalu. Densus juga menemukan buku-buku dan bendera berwarna hitam. Sementara, dari interogasi sementara, dua terduga teroris itu mengaku berencana meledakkan lokalisasi Dolly, diskotek serta pos polisi di Surabaya.
Menurut Brigjen Pol Boy Rafli Amar dalam siaran persnya, salah satu terduga teroris yang ditangkap di Kenjeran, Surabaya, Isnaini Ramdoni (30) diketahui telah mengikuti latihan militer atau “Tadrib Askira" dengan Santoso selama enam bulan di Poso, Sulawesi Tengah. Dua terduga teroris tersebut juga teridentifikasi dalam jaringan Santoso yang masuk dalam daftar percarian orang (DPO). Setelah dilakukan penyisiran terhadap tempat latihan mereka di Poso, banyak di antara mereka yang melarikan diri meninggalkan Poso, antara lain ada yang lari ke Jawa Timur, termasuk dua terduga teroris yang ditangkap kemarin di Surabaya tersebut. (F.568)R.26

No comments:

Post a Comment