Saturday, March 22, 2014

ADVETORIAL : KOTA JAYAPURA DILANDA BANJIR DAN LONGSOR



HUJAN deras yang mengguyur Kota Jayapura, Papua, sejak Sabtu (22/2), sekitar pukul 18.30 WIT, menyebabkan banjir dan longsor di sejumlah daerah. Akibat musibah itu, 1 orang meninggal dunia dan 9 lainnya luka-luka. Banjir di Kota Jayapura itu disebabkan oleh Sungai Anafri yang mengalir di tengah kota meluap. Satu rumah hanyut terbawa arus sungai di Kloofkamp, sementara pertokoan yang berada di wilayah kota, gedung DPRD Propinsi Papua dan jalan-jalan protokol digenangi air setinggi lutut orang dewasa. Selain banjir, hujan deras juga mengakibatkan longsor di dua tempat, yakni Dok V Atas yang menimpa 4 rumah dan di APO yang menimpa satu rumah. 1 orang meninggal dunia akibat longsor tersebut.
"Saat ini korban (longsor) 9 orang sudah dievakuasi ke rumah sakit (Dok II Jayapura), 1 meninggal dan 1 dirawat intensif," kata Kapolres Kota Jayapura, AKBP Alfred Papare, Minggu (23/2). Menurut Alfred, selain 4 rumah yang tertimbun, di kawasan Dok V Atas, Distrik Jayapura Utara, juga menyebabkan sekitar 15 orang tertimbun. Hingga saat ini tim gabungan masih melakukan pencarian terhadap 4 orang sisanya yang masih tertimbun.
Khusus di wilayah Distrik Jayapura Utara di Kota Jayapura, warga terkena banjir bandang dan kesulitan mendapatkan air bersih. Warga berharap pemerintah dapat memperhatikan soal air bersih ini. Karena, masyarakat harus kembali beraktivitas dan tanpa air bersih hal ini tidak dapat dilakukan. Dikarenakan air yang biasa dialirkan oleh PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) Jayapura hingga saat ini belum mengalir normal. "Kami tidak bisa membersihkan rumah pasca terkena banjir karena tidak ada air bersih yang mengalir. Mau beli air juga mobil tangki yang biasa jual air tidak beroperasi karena mereka juga kena banjir. Untung masih ada sisa air bersih di gallon,” ucap salah seorang warga Linawati yang tinggal di Yapis, Distrik Jayapura Utara, Senin (24/2).
Jadwal air PDAM yang mengalir di Yapis yaitu hari Sabtu hingga Senin, dan saat Sabtu (22/2) hujan deras, air tiba-tiba berhenti mengalir dan hingga saat ini tidak mengalir lagi. "Kita kira sengaja diputus karena takut air keruh dan dikasih mengalir lagi kemarin Minggu (23/2), padahal sampai pagi ini (24/2) air tidak mengalir sama sekali," keluh warga.
Pemerintah Kota Jayapura sedang melakukan upaya pembangunan rumah susun bagi masyarakat yang tinggal di bukit dan daerah rawan longsor. “Kota kita ini sudah padat penduduknya, 439 ribu jiwa, dengan luas wilayah 430 km2, ini sudah padat. Sekarang kita akan bangun rumah susun. Masyarakat yang tinggal di bukit atau daerah rawan longsor itu kita akan masukkan di rumah susun tersebut,” ungkap Benhur Tomi Mano, Walikota Jayapura, saat meninjau lokasi banjir pada Minggu (23/2).
Walikota pun mengaku telah bekerja sama dengan Bappeda dan Dinas PU untuk mencari lokasi pembangunan rumah susun itu. “Itu tahun anggaran 2013-2014. Daya tampung atau kapasitas dari rumah susun tersebut adalah 7 lantai. Dan sumber dananya dari pusat,” ungkap Mano.
Pemkot Jayapura, lanjut Mano, juga akan melakukan sweeping  di tempat-tempat yang telah dilarang untuk mendirikan bangunan dan memperketat pemberian Ijin Mendirikan Bangunan (IMB).
Sementara itu, Sekda Kota Jayapura, R D Siahaya, mengungkapkan bahwa seiring perkembangannya Kota Jayapura juga mendapatkan tekanan penduduk yang sangat tinggi. Ini menyebabkan kerap kali lingkungan atau ruang kota jenuh. “Kembali kepada kesadaran kita. Jadi, ini memang secara keseluruhan tanggung jawab pemerintah. Tetapi kota ini bukan dihuni oleh satu orang melainkan dihuni oleh sekian ratus ribu manusia. Kita mengharapkan secara keseluruhan warga kota yang baik ini ikut berpartisipasi menjaga lingkungannya,” tegas Sekda. (Ist)R.26
Walikota Jayapura, Benhur Tomi Mano

No comments:

Post a Comment