Saturday, June 21, 2014

DRESTA BALI : ANTISIPASI KEMACETAN, PROYEK PIAL DENPASAR LIBATKAN DISHUB DAN PECALANG

SECARA fungsi, jalan merupakan akses publik dalam berlalu lintas. Sebagai akses distribusi barang dan jasa, serta salah satu infrastruktur yang berpenggaruh terhadap pertumbuhan perekonomian masyarakat. Maka, tak salah ketika kemacetan terjadi, komplin dan kritikan pengguna jalan termasuk masyarakat sekitarpun berdatangan. Itu salah satunya seperti yang terjadi pada projek PIAL (Pembangunan Infrastruktur Air Limbah) Kota Denpasar Tahap I yang digarap PT Adhi Karya.
Proyek dengan memasang jaringan perpipaan air limbah rumah tangga itu dilaksanakan di beberpa titik badan jalan pada Jalan Pulau Moyo Cs. Yakni, jalan sebagai akses penghubung lalu lintas dari dan menuju Pelabuhan Benoa dari arah Jalan Teuku Umar dan sebaliknya. Dalam proses penggarapannya, pekerja melakukan penggalian badan jalan pada titik di mana pipa berdiameter 500-600 milimeter itu dipasang sehingga arus lali lintas menuju tempat galian itu dialihkan.
Menurut Setya Rahardi, Humas PT Adhi Karya, pipa dengan diameter sebesar itu akan menjadi jaringan distribusi ke jaringan utama. Yakni, jaringan distribusi air limbah dari jaringan-jaringan pembantu atau penghubung dari saluran rumah tangga menuju jaringan DSDP. Variasi diameter pipa jaringan pembantu sendiri mulai 200-250 milimeter. Total panjang jaringan pipa yang akan dipasang pada proyek PIAL Pedungan itu hingga sepanjang 12 kilometer.
“Pipa diameter 500-600 milimeter itu sebagai koneksi ke jaringan utama di Jalan Raya Sesetan. Di bawah jaringan itu kita pasang jaringan pipa ukuran diameter 200-250 milimeter,” ujar Rahadi.
Mengantisipasi kemacetan akibat penutupan jalur lalu lintas pada titik galian, menurut pria yang juga atlet menembak Kota Denpasar itu, pihaknya telah berkoordinasi dengan Satuan Lalu Lintas Polres Kota Denpasar, Dinas Perhubungan Kota Denpasar serta pecalang desa adat setempat. Sehingga ketika dilakukan penutupan arus, penumpukan kendaraan tidak terjadi lantaran ada petugas Dishub, Polantas dan Pecalang Desa Adat setempat yang mengalihkan arus melintas. Seperti yang dilakukan saat galian badan Jalan Pulau Moyo di titik setelah pertigaan Jalan Pulau Moyo-Gurita. Selain dipasang rambu, pengalihan arus dipandu oleh petugas Dishub Kota Denpasar dan Pecalang ke Jalan Gurita hingga tembus ke Jalan Raya Sesetan untuk kendaraan roda empat. Serta melalui gang Jalan Gurita hingga tembus kembali ke Jalan Pulau Moyo serta sebaliknya untuk kendaraan roda dua.
             “Dan pengerjaan kami ini berjalan, Pak. Artinya, pengalihan arus lalin tidak hanya dilakukan pada titik saat ini dalam tahap penggarapan proyek. Melainkan akan terjadi pada titik lainnya di Jalan Pulau Moyo Cs, yakni Saelus, Pulau Kawe dan Jalan Pulau Panjang,” ujar Rahadi sembari menegaskan bahwa penutupan arus lalin tidak berlaku bagi penduduk sekitar.
             I Ketut Sriawan, Kepala Bidang Pengendalian dan Operasional Dinas Perhubungan Kota Denpasar, ditemui terpisah mengamini jika pihak PT Adhi Karya telah berkoordinasi dengan pihaknya. Sehingga petugas Dishub Kota Denpasar, kata Sriawan, turut serta melakukan tindakan pencegahan terjadinya kemacetan arus lalin di sekitar proyek itu. “Sudah, pihak proyek telah melayangkan pemberitahuan kegiatannya kepada kami. Pihak kami, dalam hal ini petugas Dishub Kota Denpasar, pun selalu siaga mengantisipasi kemacetan melalui pengalihan arus di areal proyek itu,” ujar Sriawan saat ditemui FAKTA di kantornya. (F.915) majalah fakta online
I Gde Astika SH
Kepala Dinas Perhubungan Kota Denpasar

No comments:

Post a Comment