Tuesday, July 1, 2014

LINTAS JOGJA : KOREK SIAP TELUSURI PROYEK PENGERJAAN MSMHP

Pengaspalan terlihat tidak rata pada salah satu titik proyek MSMHP danjalan belum ditutup aspal tapi sudah pindah titik lokasi pengerjaan lainnya
MENINDAKLANJUTI pengamatan sebelumnya terhadap proyek pengerjaan perpipaan MSMHP (Metropolitan Sanitation Management and Health Project)/Pengelolaan Sanitasi dan Kesehatan Perkotaan di bawah kendali Satker Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman (PPLP) Dinas PUP dan ESDM Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Ketua Umum LSM Korek (Komunitas Rakyat Ekonomi Kecil), Alex Santosa (sebelumnya ditulis Alek) pada FAKTA mengungkapkan langkah-langkah yang akan dilakukan lembaganya. “Kita siapkan tim untuk melihat sejauh mana perkembangan pada program tersebut. Dari situ kita akan mengkaji, kalau perlu bahkan mensikapi,” ujarnya. 
             Menurut Alex, timya sudah kredibel di bidangnya. “Mereka sebagian ahli-ahli teknik juga, jebolan universitas ternama yang peduli pada bangsa ini.” ujarnya. Selain sebagai kontrol sosial, lembaga yang dipimpinnya selama ini, jelas Alex, juga berupaya mencarikan jalan keluar terhadap permasalahan yang ada. “Kita tidak hanya bisa menyoroti dan seterusnya, namun kita juga berupaya mencarikan solusi demi jalannya roda pembangunan di negeri ini,” tegasnya.
                  Lebih jauh, kata Alex, dirinya sangat mendukung pembangunan berdasar azas manfaat namun jangan sampai adanya pembangunan itu justru merusak insfrastruktur yang telah ada. Alex kembali mengaku prihatin uang anggaran puluhan miliar rupiah namun hasilnya saat ini masih demikian adanya. Seperti diketahui sebelumnya  Alex sempat mengajak FAKTA turun ke lapangan melihat  proyek ini. Juga mengkonfirmasikan pada Drajat Widjunarso selaku Kepala Satuan Kerja PPLP DIY serta pihak dua BUMN bidang kontruksi yang mengerjakannya. Saat itu Ery Arsyanto, Wakil Manajer Lapangan dari PT Adhi Karya  mengatakan, pihaknya mengerjakan sepanjang 22,3 km dengan pagu Rp 23 miliar yang terletak di sebelas lokasi. Saat itu Ery berdalih pengaspalan baru dilakukan satu lapis, karena dananya memang hanya untuk pengerjaan demikian. Masih ada masa pemeliharaan dan pihaknya punya orang yang selama ini mengawasi sehingga daerah mana yang rusak dengan cepat akan diperbaiki. “Ada pengawas, ada konsultan, sehingga kita tidak bekerja sendiri.” pungkasnya.
              Secara terpisah, Sapto didampingi Tri dari PT Nindya Karya dengan nilai kontrak Rp 39 miliar mengaku dapat bagian pengerjaan lebih banyak daripada Adhi Karya dengan adendum sepanjang 32 km. Pihaknya tidak menampik berbagai kendala yang muncul dan berharap pengerjaan dapat berjalan sesuai target. (F.883) majalah fakta online


No comments:

Post a Comment