Friday, September 12, 2014

UNTAIAN PERISTIWA : MULA PERTAMA ANGKUTAN SADO MASUK KOTA LHOKSEUMAWE

Sado yang beroperasi di Kota Lhokseumawe
WARGA Kota Lhokseumawe baru mengenal angkukan “sado” (kereta delman yang ditarik oleh kuda). Sebelumnya masyarakat kota paska gas alam yang dilingkari Laut dan Sungai Muara ini belum mengenal angkutan sado. Terlebih lagi anak-anak usia dini sama sekali tidak mengenal yang namanya sado.
Orang-orang Aceh yang tinggalnya di sekitar pantai Selat Melaka maupun di kaki pegunungan Seulawah dan Gurutei, hanya mendengar saja adanya sado di luar Aceh. Sebagian dari mereka melihat adanya operasional sado hanya di kota-kota dataran tinggi Sumatera Utara, Pematang Siantar dan Kabupaten Simalungun, ataupun di Padang, Sumatera Barat. Barulah di masa perkembangan zaman yang mulai merata ini Kota Lhokseumawe, Aceh, pun sudah bisa menikmati berkendaraan dengan sado, iring-iringan dengan becak mesin dan becak dayung serta ojek (RBT) yang sudah lebih dulu mendominasi angkutan penumpang di Lhokseumawe.  
Berkat perkembangan dan pesatnya kendaraan angkutan penumpang yang semakin berkembang, dirancang dan ditempa oleh pelaku dan pengusaha angkutan berjasa kuda, mereka ingin mengepakkan sayapnya dengan luas dan bebas ke seluruh kota dan desa di Indonesia tercinta ini.
Mulainya sado beroperasi mengangkut penumpang di Kota Lhokseumawe sejak Minggu pertama bulan Juni 2014. Hal itu dibenarkan oleh seorang kurir sado yang mengaku bernama Yogie (24), asal Paya Kumbuh, Sumatera Barat, ketika terlibat pembicaraan dengan M Abbas Gani dari FAKTA di Komplek KP 3 Kota Lhokseumawe, Rabu sore (11/7). “Kami mulai tiba di Lhokseumawe sejak awal bulan Juni 2014”.  Soal income atau masukan dari hasil angkutan sadonya setiap hari, menurut Yogie, hanya pas-pasan saja untuk biaya hidup sehari-hari.
Kurir sado yang lainnya yaitu pemuda yang panggilan sehari-harinya Konok (23) dan mengaku berasal dari Solok, Sumatera Barat, mengatakan, asyik juga berkeliling kota Lhokseumawe, banyak tempat rekreasinya, yang dikelilingi pantai, laut dan sungai, Bukit Rata serta Bukit Pangoinya.
            Yogie dan Konok mengatakan hingga saat ini baru ada 4 unit sado yang berkeliling mencari penumpang di Lhokseumawe. Keempat sado tersebut berasal dari Padang, Sumatera Barat. Setiap hari mereka mangkal di seputar areal Komplek KP3 Kota Lhokseumawe, sebagai lokasi utama persinggahan sado-sadonya itu. (F.434) web majalah fakta / majalah fakta online

No comments:

Post a Comment