Wednesday, October 8, 2014

DRESTA BALI : CAKUPAN LAYANAN AIR BERSIH BALI LAMPAUI TARGET

KETERSEDIAAN dan pelayanan air bersih untuk masyarakat merupakan salah satu faktor penunjang tercapainya kesejahteraan dan pembangunan masyarakat. Poin itu juga yang disepakati pemerintah, salah satunya Indonesia dalam program Millenium Development Goals (MDGs) yang ditarget bisa terealisasi pada 2015. Keberhasilan atau realisasi target diukur berdasarkan jumlah penduduk, sedikitnya sekitar 68,87 persen dari jumlah penduduk harus tercakup dalam layanan air bersih.
Untuk Provinsi Bali, menurut Badan Pusat Statistik atau BPS berdasarkan sampling yang dilakukannya, cakupan layanan air bersih pada 2013 lalu telah berhasil mencapai 74 persen. Sementara target cakupan layanan Bali ditetapkan sebesar 75 persen dan harus terealisasi di 2015. Jika data menurut BPS itu menjadi acuan, maka kekurangan cakupan layanan Bali hanya berkisar 1 persen saja. Sehingga besar kemungkinan target dengan prosentase itu bisa diwujudkan pemerintah atau instansi terkait sebagai pelaksana.
“Versi BPS, realisasi yang dicapai Bali disampaikan seperti itu. Sementara catatan kami, cakupan layanan air bersih Bali baru sekitar 63 persen dari jumlah penduduk. Masih kurang sekitar 12 persen lagi untuk mengejar target 75 persen itu,” ujar Kepala PK-PAM Bali kepada FAKTA.
Menurut Gus Lanang, begitu pria ini dipanggil, target MDGs sektor ketersediaan air bersih pada tingkat nasional sendiri sekitar 68,87 persen. Namun, untuk Bali, ditarget minimal harus mencapai kisaran 75 persen. Angka atau prosentase capaian yang dimiliki PK-PAM sendiri di 2013  adalah sekitar 63 persen. Sehingga dengan target 75 persen yang harus terealisasi di 2015, pihaknya pun optimis itu bisa tercapai. Kekurangan prosentasi, menurutnya, akan tertutupi dengan beroperasinya IPA Petanu, serta IPA Penet yang secara kontrak pembangunan akan rampung pada Desember 2014. Potensi air dari kedua IPA jika operasional nanti, itu akan menyumbang cakupan layanan air bersih Bali sekitar 10 persen.
“Adapun capaian di 2013 lalu cenderung stagnan, padahal program pembangunan air bersih terus berjalan. Itu dipengaruhi adanya lonjakan jumlah penduduk akibat migrasi, sehingga kendati jumlah instalasi air meningkat, cakupan layanan air untuk masyarakat seolah tidak ada perkembangan,” jelasnya.
Terkait IPA Penet yang proses pembangunannya sedang berjalan itu, dijelaskan Gus Lanang, akan menambah sumber distribusi bagi PDAM Kabupaten Badung dan Kota Denpasar dengan besaran masing-masing sebesar 150 liter per detik. Potensi sebesar itu akan mampu mengaliri sekitar 21 ribu sambungan langsung, terdiri dari sambungan rumah, kantor dan perhotelan. Pelayanan distribusi IPA Penet ini akan menjadi satu kesatuan dengan IPA Petanu yang telah berjalan sebelumnya. Yakni melalui Unit Pelayanan Terpadu PAM Provinsi Bali yang tengah didorong melakukan pola pengelolaan keuangan secara BLUD sehingga bisa melakukan kerja sama dengan pemerintah kabupaten/kota melalui PDAM. Ketika kerja sama itu terjadi, distribusi air IPA Penet dan Petanu nantinya akan berjalan dengan sistem atau pola pembelian air curah.
Seperti diberitakan Majalah FAKTA sebelumnya, pelayanan pelanggan dialami PDAM Kota Denpasar, termasuk Badung masih terkendala. Distribusi air pelanggan belum maksimal seperti yang dialami PDAM Kota Denpasar, belum mampu 24 jam, itu diakui Ir Putu Gede Mahaputra MM, Direktur PDAM Kota Denpasar, saat didampingi Dewa Sumardika, Kepala Bagian Hubungan Pelanggan kantor setempat. Hal itu lantaran masih mengalami kekurangan sumber air atau distribusi. Sehingga dengan beroperasinya IPA Petanu serta IPA Penet yang secara manfaat diharapkan Pemprov Bali bisa segera terserap masyarakat, kekurangan sumber air serta layanan yang diharapkan maksimal pun akan terjawab.
              “Subsidi provinsi cukup tinggi, sehingga dengan segera dimanfaatkan kontribusi biaya operasional bisa secepatnya kembali. Ketersediaan air bersih itu merupakan tanggung jawab pemerintah daerah, itu patut dipahami. Dan secara sistem, infrastruktur PDAM Kabupaten Badung dan Kota Denpasar telah siap. Tahun 2013 lalu keduanya telah mulai melakukan pembangunan jaringan pipa untuk menangkap air ditribusi dari IPA Petanu dan Penet. Sehingga harapan Pemprov Bali agar manfaat segera terserap, itu sepertinya bisa terealisasi,” jelas Gus Lanang. (F.915) web majalah fakta / majalah fakta online

No comments:

Post a Comment