Sunday, March 1, 2015

Pemerintahan : Walikota Terima Kunjungan Dubes Belanda Di Balai Kota


SEMAKIN pesatnya perkembangan Kota Surabaya, tak ayal mendapatkan perhatian negara lain. Tak terkecuali Belanda. Kamis (26/2), Duta Besar (Dubes) Belanda untuk Indonesia, H E Rob Swartbol, berkunjung ke balai kota. Swartbol yang datang bersama Konsul Kehormatan, Sylvia Pangkey, dan Atase Ekonomi, Hayo Provokluit, diterima Walikota Surabaya, Tri Rismaharini.
Swartbol sangat kagum dengan kebersihan serta hijaunya Kota Surabaya. Kondisi Surabaya dinilai lebih baik daripada Ibu Kota Jakarta. Tak hanya itu, Dubes Belanda juga memuji walikota atas beberapa penghargaan yang sudah diraih Kota Pahlawan.
Dalam kesempatan ini, Swartbol menawarkan beberapa kerja sama pengelolaan air limbah, serta pemanfaatan sampah menjadi energi alternatif. Menanggapi hal itu, walikota menjelaskan bahwasanya Surabaya telah melakukan hal itu sejak dua tahun lalu.
Kota Surabaya merupakan salah satu kota di Indonesia yang menjadi kota percontohan. Ibu kota Provinsi Jawa Timur tersebut telah memanfaatkan sampah menjadi energi alternatif bekerja sama dengan Jepang.  “Sampah di Surabaya juga didaur ulang menjadi sesuatu yang bernilai. Di kampung-kampung juga sudah ada bank sampah yang telah melaksanakan prosedur pemilahan. Sampah organik kita kelola menjadi kompos untuk digunakan memupuk tanaman di taman kota,” terangnya.
Saat ini yang menjadi perhatian utama, lanjut Risma, adalah pembangunan transportasi masal berupa trem dan monorel. Dikatakan walikota terbaik ketiga versi world mayor prize (WMP) ini bahwa pembangunan trem akan dimulai tahun ini.
Menanggapi rencana tersebut, Rob Swartbol menawarkan kerja sama pengadaan rel. Rel ini terbuat dari baja pilihan, ada dua perusahaan di Belanda yang sanggup menjalankan kerja sama ini.
Selain itu, persoalan drainase kota tak luput menjadi pembahasan. Dubes Belanda ingin menawarkan kerja sama di bidang pengerukan saluran air di Surabaya. Termasuk untuk mengatasi persoalan banjir di Kali Lamong. “Persoalan banjir masih menjadi persoalan utama kota-kota besar di Indonesia. Termasuk Ibu Kota Jakarta, banjir menjadi PR utama yang harus segera diselesaikan,” tukas Swartbol.
Risma menyambut baik inisiatif pemerintah Belanda tersebut. Namun dia menjelaskan bahwa persoalan Kali Lamong sejatinya bukan merupakan tanggung jawab Kota Surabaya sepenuhnya, melainkan pemerintah pusat. (Rilis) web majalah fakta / majalah fakta online

No comments:

Post a Comment