Tuesday, June 16, 2015

SURABAYA RAYA : DPRD Kota Surabaya Siap Dorong UNAS On Line

H Junaedi SE,
Wakil Ketua Komisi D DPRD Kota Surabaya.
(Foto: Ist)

TERKAIT Ujian Nasional (UNAS) berbasis komputer, Komisi D akan tetap konsisten mendorong seluruh sekolah di Surabaya agar siap dengan penyelenggaraan UNAS On Line melalui Diknas Kota Surabaya.
“Pasca pelaksanaan, nanti kami juga akan melakukan evaluasi hasil UNAS On Line tersebut. Jika program ini bisa dianggap jangka panjang maka Komisi D akan siap memback up pengadaan sejumlah perangkat yang dibutuhkan seperti genset, laptop atau server agar semakin membantu kenyamanan siswa,” kata Wakil Ketua Komisi D DPRD Surabaya, H Junaedi SE, (7/4).
Seperti diketahui, carut-marutnya rencana UNAS On Line pada beberapa sekolah di Surabaya telah disikapi Komisi D DPRD Surabaya. Komisi D meminta agar sekolah di Surabaya tidak memaksakan diri untuk turut menyelenggarakan UNAS On Line atau CBT (Computer Base Test), tetapi lebih berkonsentrasi kepada hasil UNAS para siswanya. 
Hasil sidak yang dilakukan, Komisi D meminta agar Diknas Surabaya membentuk tim khusus yang tugasnya memverifikasi kesiapan dan persiapan sekolah terkait penyelenggraan UNAS On Line.
Sesuai laporan yang masuk di Komisi D, sebanyak 54 sekolah di Surabaya mengaku siap untuk menyelenggarakan UNAS sistem on line atau lebih lazim dengan istilah CBT (Computer Base Test). Adapun kriteria sekolah yang bisa menyelenggarakan UNAS On Line harus mempunyai perangkat yang sesuai dengan ketentuan. Di antaranya, CPU/prosesor minimal dual core dengan speed 2,4 GHz, RAM minimal 4 giga, HDD SATA minimal 40 GB, 2 port ethernet card. Sementara untuk server software, menggunakan sistem operasi Edubuntu 14.04, LTSP Enable dan tanpa root password. Serta harus memiliki konektivitas internet yang baik.
Junaedi mengaku masih khawatir dengan kesiapan beberapa sekolah, karena hasil sidak yang dilakukan memberikan kesan bahwa beberapa sekolah masih memaksakan diri untuk menyelenggarakannya, sementara kesiapan perangkat penunjangnya masih perlu dipertanyakan. “Persoalan ini memang menimbulkan dikotomi di antara sekolah, saya hanya khawatir, ada beberapa sekolah yang memaksakan diri untuk turut menyelenggarakan UNAS On Line hanya karena faktor gengsi sekolah, sementara persiapan dan kesiapan penunjangnya belum memadai. Karena saya juga mendapatkan info jika ada sekolah di Bandung yang akhirnya mengundurkan diri lantaran merasa tidak benar-benar siap,” jelasnya.
Lebih lanjut, Junaedi  berharap bahwa sekolah tidak hanya  disibukkan soal kesiapan dan persiapan penyelenggaraan UNAS On Line, dan melupakan target hasil UNAS para siswanya. “Untuk apa hanya disibukkan oleh persiapan dan kesiapan penyelenggaraan UNAS On Line, jika ternyata hasil UNAS para siswanya jeblok. Karena sesuatu yang dipaksakan tentu akan berakibat tidak baik dalam segala hal”.

Tidak hanya itu, Junaidi juga meminta kepada Diknas Kota Surabaya sebagai stake holder untuk membentuk tim verifikasi yang memberikan penilaian atas kesiapan masing-masing sekolah terkait penyelengaraan UNAS On Line. “Harusnya diknas membentuk tim khusus verifikasi terkait kesiapan sekolah terhadap penyelenggaraan UNAS On Line, karena di samping hal ini merupakan hal yang baru dan pertama kali dilaksanakan, juga akan bisa mengantisipasi secara dini terhadap kemungkinan terjadinya insiden saat pelaksanaannya. Karena, jika tidak, maka saya menangkap adanya kesan lempar tanggung jawab. Pasalnya, jika terjadi sesuatu akan menjadi tanggung jawab sekolah masing-masing, lantas di mana peran diknas ?” tegasnya. (Tim) web majalah fakta / majalah fakta online

No comments:

Post a Comment