Pemkab HSU Targetkan 47.650 Ton GKG
FGD Kunjungi HSU, Cari Formulasi
Pengembangan Polder Alabio
PEMERINTAH Kabupaten (Pemkab) Hulu
Sungai Utara (HSU)
mentargetkan luas tanam di kawasan Polder Alabio seluas 8.509 hektar per tahun
dengan produktivitas 6 ton per hektar bisa
dilaksanakan. Sehingga kawasan polder bisa menyumbang
produksi padi sebesar 47.650 ton gabah kering giling (GKG).
Seperti
yang dikatakan Wakil Bupati (Wabup) HSU, H
Husairi Abdi, di Amuntai bahwa
target produksi itu hanya bisa dicapai apabila rehabilitasi Polder Alabio
selesai dilaksanakan oleh pemerintah pusat.
Seperti
diketahui sistem polder mampu mengendalikan banjir dan
genangan akibat aliran dari hulu, hujan setempat, naiknya muka air laut (ROB).
Selain dapat mengendalikan air, sistem polder juga dapat digunakan sebagai
obyek wisata atau rekreasi, lahan pertanian, perikanan.
Sistem polder yang
merupakan suatu
daerah yang dikelilingi tanggul atau tanah tinggi dibangun agar
air banjir atau genangan dapat dicegah dan pengaturan air
di dalamnya dapat dikuasai tanpa pengaruh keadaan di luarnya. Suatu sub sistem-sub sistem pengelolaan tata air tersebut
dianggap pas dan mandiri yang dikembangkan dan dioperasikan oleh dan untuk
masyarakat dalam pengendalian banjir di kawasan pertanian. Penerapan
sistem polder selama ini dinilai sebagai salah satu jurus yang dapat memecahkan
masalah kekeringan maupun banjir di lahan
pertanian, seperti halnya di Kabupaten Hulu Sungai Utara.
Melihat begitu pentingnya
peran dan fungsi dari
Polder Alabio untuk lahan pertanian di
Kabupaten HSU, Pemkab HSU mengharapkan
perhatian dan dukungan dari Kementerian Pertanian, Badan Penelitian maupun lembaga terkait lainnya agar dapat mengembangkan Polder Alabio, sehingga
para petani tidak menemui kendala dalam hal tata kelola pengairan di lahan yang
digarapnya.
Wabup HSU, H Husairi Abdi, dan Dedi Nursamsi mendengarkan penjelasan dari Sekda HSU, H Eddyan Noor Idur |
Wabup
HSU, H Husairi Abdi,
mengatakan, berbagai kendala masih meliputi pengembangan kawasan Polder Alabio
sehingga dari sebanyak 6.000 hektar potensi lahan hanya sekitar 2.500 hektar
yang bisa digarap oleh petani.
Kendala
meliputi keberadaan sebagian tanggul keliling yang masih rendah sehingga
apabila memasuki musim penghujan, air dari sungai masuk ke dalam polder.
Selain
itu, lanjut Husairi, keberadaan pintu-pintu air juga kurang berfungsi untuk
pengaturan air, di samping dangkalnya saluran pembuang sekunder sehingga air
tidak bisa keluar ke saluran pembuang primer.
"Pembangunan
saluran irigasi sekunder juga masih belum selesai termasuk bangunan
pelengkapnya," tandasnya.
Karena
itu, kata Husairi, Pemerintah Kabupaten HSU menyambut gembira adanya kegiatan
Forum Group Discussion (FGD) yang diselenggarakan Kementerian Pertanian untuk
mencari formulasi pengembangan Polder Alabio ke depan.
Kegiatan
FGD diawali kunjungan lapangan ke kawasan Polder Alabio, di antaranya hadir sejumlah pejabat Kementerian
Pertanian seperti Kepala Balai Besar Sumber Daya Lahan Pertanian, Dedi
Nursamsi, Tenaga Ahli Menteri Bidang Infrastruktur, Prof Budi Indra Setiawan,
Dirjen Sarana dan Prasarana Pertanian diwakili pejabat Direktorat Air Irigasi,
Sumarmi, Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, DR Abdul Basid, mewakili
Kepala Balai Wilayah Sungai Kalimantan II, Zainal Mutaqin, dan lainnya.
Kepala
Balai Besar Sumber Daya Lahan Pertanian, Dedi Nursamsi, mengatakan, berdasarkan
hasil penelitian dalam dua tahun terakhir pemerintah menyadari keberadaan
kawasan polder di Kabupaten HSU sangat potensial untuk peningkatan Indeks
Pertanaman atau luas tanam dan produktivitas tanaman padi dan palawija.
"Namun
dari luas lahan 6.000 Ha baru 2.500 – 3.000 Ha yang ditanami," kata Dedi. Padahal, sambungnya, lahan lebak dangkal di kawasan Polder
Alabio yang semula hanya dua kali tanam bisa berpotensi dilaksanakan tiga kali
selang-seling untuk tanaman padi dan palawija.
"Demikian
pula pada lahan lebak tengahan yang saat ini hanya ditanami padi bisa menjadi
dua kali tanam," katanya.
Rombongan
Wabup HSU bersama FGD melakukan
kunjungan lapangan ke Polder Alabio dan beberapa lokasi desa sekitar polder
seperti Tambalang Kecil, Kecamatan
Sungai Pandan, dan Desa
Kalumpang Danau Panggang. (Tim) web majalah fakta / majalah fakta online
No comments:
Post a Comment