Tuesday, July 14, 2015

ADVETORIAL HSU

Pemkab HSU Targetkan 47.650 Ton GKG
FGD Kunjungi HSU, Cari Formulasi Pengembangan Polder Alabio

Rombongan Wabup HSU bersama FGD melakukan kunjungan lapangan ke Polder Alabio dan beberapa lokasi desa sekitar polder seperti Tambalang Kecil, Kecamatan Sungai Pandan, dan Desa Kalumpang Danau Panggang
PEMERINTAH Kabupaten (Pemkab) Hulu Sungai Utara (HSU) mentargetkan luas tanam di kawasan Polder Alabio seluas 8.509 hektar per tahun dengan produktivitas 6 ton per hektar bisa dilaksanakan. Sehingga kawasan polder bisa menyumbang produksi padi sebesar 47.650 ton gabah kering giling (GKG).
Seperti yang dikatakan Wakil Bupati (Wabup) HSU, H Husairi Abdi, di Amuntai bahwa target produksi itu hanya bisa dicapai apabila rehabilitasi Polder Alabio selesai dilaksanakan oleh pemerintah pusat.
Seperti diketahui sistem polder mampu mengendalikan banjir dan genangan akibat aliran dari hulu, hujan setempat, naiknya muka air laut (ROB). Selain dapat mengendalikan air, sistem polder juga dapat digunakan sebagai obyek wisata atau rekreasi, lahan pertanian, perikanan.
Sistem polder yang merupakan suatu daerah yang dikelilingi tanggul atau tanah tinggi dibangun agar air banjir atau genangan dapat dicegah dan pengaturan air di dalamnya dapat dikuasai tanpa pengaruh keadaan di luarnya. Suatu sub­ sistem-sub sistem pengelolaan tata air tersebut dianggap pas dan mandiri yang dikembangkan dan dioperasikan oleh dan untuk masyarakat dalam pengen­dalian banjir di kawasan pertanian. Penerapan sistem polder selama ini dinilai sebagai salah satu jurus yang dapat me­me­cah­kan masalah kekeringan maupun banjir di lahan pertanian, seperti halnya di Kabupaten Hulu Sungai Utara.
Melihat begitu pentingnya peran dan fungsi dari Polder Alabio untuk lahan pertanian di Kabupaten HSU, Pemkab HSU mengharapkan perhatian dan dukungan dari Kementerian Pertanian, Badan Penelitian maupun lembaga terkait lainnya agar dapat mengembangkan Polder Alabio, sehingga para petani tidak menemui kendala dalam hal tata kelola pengairan di lahan yang digarapnya.
Wabup HSU, H Husairi Abdi, dan Dedi Nursamsi mendengarkan penjelasan dari Sekda HSU, H Eddyan Noor Idur
Wabup HSU, H Husairi Abdi, mengatakan, berbagai kendala masih meliputi pengembangan kawasan Polder Alabio sehingga dari sebanyak 6.000 hektar potensi lahan hanya sekitar 2.500 hektar yang bisa digarap oleh petani.
Kendala meliputi keberadaan sebagian tanggul keliling yang masih rendah sehingga apabila memasuki musim penghujan, air dari sungai masuk ke dalam polder.
Selain itu, lanjut Husairi, keberadaan pintu-pintu air juga kurang berfungsi untuk pengaturan air, di samping dangkalnya saluran pembuang sekunder sehingga air tidak bisa keluar ke saluran pembuang primer.
"Pembangunan saluran irigasi sekunder juga masih belum selesai termasuk bangunan pelengkapnya," tandasnya.
Karena itu, kata Husairi, Pemerintah Kabupaten HSU menyambut gembira adanya kegiatan Forum Group Discussion (FGD) yang diselenggarakan Kementerian Pertanian untuk mencari formulasi pengembangan Polder Alabio ke depan.
Kegiatan FGD diawali kunjungan lapangan ke kawasan Polder Alabio, di antaranya hadir sejumlah pejabat Kementerian Pertanian seperti Kepala Balai Besar Sumber Daya Lahan Pertanian, Dedi Nursamsi, Tenaga Ahli Menteri Bidang Infrastruktur, Prof Budi Indra Setiawan, Dirjen Sarana dan Prasarana Pertanian diwakili pejabat Direktorat Air Irigasi, Sumarmi, Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, DR Abdul Basid, mewakili Kepala Balai Wilayah Sungai Kalimantan II, Zainal Mutaqin, dan lainnya.
Kepala Balai Besar Sumber Daya Lahan Pertanian, Dedi Nursamsi, mengatakan, berdasarkan hasil penelitian dalam dua tahun terakhir pemerintah  menyadari keberadaan kawasan polder di Kabupaten HSU sangat potensial untuk peningkatan Indeks Pertanaman atau luas tanam dan produktivitas tanaman padi dan palawija.
"Namun dari luas lahan 6.000 Ha baru 2.500 – 3.000 Ha yang ditanami," kata Dedi. Padahal, sambungnya, lahan lebak dangkal di kawasan Polder Alabio yang semula hanya dua kali tanam bisa berpotensi dilaksanakan tiga kali selang-seling untuk tanaman padi dan palawija.
"Demikian pula pada lahan lebak tengahan yang saat ini hanya ditanami padi bisa menjadi dua kali tanam," katanya.

Rombongan Wabup HSU bersama FGD melakukan kunjungan lapangan ke Polder Alabio dan beberapa lokasi desa sekitar polder seperti Tambalang Kecil, Kecamatan Sungai Pandan, dan Desa Kalumpang Danau Panggang. (Tim) web majalah fakta / majalah fakta online

No comments:

Post a Comment