Gubernur Jatim, Dr H Soekarwo |
TERKAIT pencalonan Ketua
Umum Persatuan Alumni (PA) Gerakan
Mahasiswa Nasional Inonesia (GMNI), Gubernur Jatim, Dr H Soekarwo, memastikan
tidak akan mencalonkan kembali untuk periode kedua.
Menurut Pakde Karwo - panggilan Dr H Soekarwo
- perlu ada regenerasi kepemimpinan, meskipun pada Aturan Dasar dan Aturan
Rumah Tangga (AD/ART) di Pimpinan Pusat (PP) PA GMNI memang tidak diatur ketua
umum harus menjabat hanya satu periode saja. Namun keputusan tersebut sebagai
tradisi yang baik di tubuh PP PA GMNI.
Acara pra kongres dihadiri perwakilan alumni
GMNI se-Indonesia, mulai dari Pengurus Cabang, Pengurus Daerah, hingga Pengurus
Pusat. Acaranya untuk mempersiapkan kongres bulan Agustus di Balikpapan,
Kalimantan Timur, yang akan menghadirkan pembicara dari pakar, akademisi,
praktisi, dan sejarahwan, dengan tema besar,“Jalan Trisakti Menuju Tatanan Masyarakat
Pancasila”.
Sesi seminar nasional menghadirkan tiga
pembicara di antaranya Asvi Warman Adam membahas Dinamika Sejarah Pancasila,
Ahmad Basarah membahas Pancasila 1 Juni 1945, dan Harjono mengkaji Pancasila
Sebagai Sumber Dari Segala Sumber Hukum Negara. Acara dilanjutkan dengan
diskusi panel I, II dan III.
Seperti diketahui, PA GMNI akan menggelar
Kongres III di Balikpapan, Kalimantan Timur, pada Agustus mendatang. Untuk itu,
Ketua Umum Pengurus Pusat PA GMNI, Pakde Karwo, menyarankan ketika nanti memilih
ketua umum yang baru mekanisme yang digunakan adalah musyarawah mufakat.
“Jangan mengambil keputusan dengan suara
terbanyak. Bermusyawarahlah secara mufakat sampai menghasilkan keputusan
terbaik,” kata Pakde Karwo saat pembukaan Pra Kongres III PA GMNI, Sabtu (13/6)
di Hotel Bumi Surabaya.
Pakde Karwo menjelaskan, keputusan yang
diambil melalui suara terbanyak (voting) dalam sebuah musyawarah belum tentu
menghasilkan keputusan yang berkualitas. Ia kemudian mencontohkan jika digelar
pemilihan Kepala Rumah Sakit Jiwa (RSJ), maka yang akan terpilih adalah pasien
(orang gila) karena secara kuantitas jumlah mereka lebih besar.
Melalui Forum Pra Konggres PA GMNI ini Pakde
Karwo berharap mampu merekomendasikan strategi untuk merumuskan kembali
berbagai regulasi yang berlawanan dengan semangat Pancasila, UUD 1945, dan
Trisakti. “Dengan mengambil posisi advokasi ini, saya percaya dan yakin alumni
GMNI akan membuat sejarah dan menjalankan peran historisnya yang strategis
dalam membangun bangsa yang berdaulat, berdikari dan bermartabat,” terang
Pakde.
Ia memaparkan, saat membaca kembali salinan
pidato Bung Karno tentang Pancasila di depan sidang BPUPKI, gagasan tersebut
berisi refleksi kritis dan filosofis atas kondisi hidup dan kehidupan rakyat
Indonesia. Bung Karno berusaha keras menghadirkan seluruh realitas hidup
kejiwaan bangsa Indonesia ke dalam teks Pancasila.
Lebih lanjut, Pakde menegaskan, sebagai
sebuah refleksi filosofis, isi pidato Bung Karno itu bukan sekedar deskripsi
tentang realitas kejiwaan bangsanya, melainkan realitas kejiwaan bangsa yang
sedang menghadapi tantangan, tekanan, ancaman dan perlawanan dari kolonialisme
dan imperialisme dunia. (F.809) web majalah fakta / majalah fakta online
No comments:
Post a Comment