Thursday, July 16, 2015

INFO JATIM : Perlu Regenerasi Kepemimpinan Dalam GMNI

Gubernur Jatim, Dr H Soekarwo
TERKAIT pencalonan Ketua Umum Persatuan Alumni  (PA) Gerakan Mahasiswa Nasional Inonesia (GMNI), Gubernur Jatim, Dr H Soekarwo, memastikan tidak akan mencalonkan kembali untuk periode kedua.
Menurut Pakde Karwo - panggilan Dr H Soekarwo - perlu ada regenerasi kepemimpinan, meskipun pada Aturan Dasar dan Aturan Rumah Tangga (AD/ART) di Pimpinan Pusat (PP) PA GMNI memang tidak diatur ketua umum harus menjabat hanya satu periode saja. Namun keputusan tersebut sebagai tradisi yang baik di tubuh PP PA GMNI.
Acara pra kongres dihadiri perwakilan alumni GMNI se-Indonesia, mulai dari Pengurus Cabang, Pengurus Daerah, hingga Pengurus Pusat. Acaranya untuk mempersiapkan kongres bulan Agustus di Balikpapan, Kalimantan Timur, yang akan menghadirkan pembicara dari pakar, akademisi, praktisi, dan sejarahwan, dengan tema besar,“Jalan Trisakti Menuju Tatanan Masyarakat Pancasila”.
Sesi seminar nasional menghadirkan tiga pembicara di antaranya Asvi Warman Adam membahas Dinamika Sejarah Pancasila, Ahmad Basarah membahas Pancasila 1 Juni 1945, dan Harjono mengkaji Pancasila Sebagai Sumber Dari Segala Sumber Hukum Negara. Acara dilanjutkan dengan diskusi panel I, II dan III.
Seperti diketahui, PA GMNI akan menggelar Kongres III di Balikpapan, Kalimantan Timur, pada Agustus mendatang. Untuk itu, Ketua Umum Pengurus Pusat PA GMNI, Pakde Karwo, menyarankan ketika nanti memilih ketua umum yang baru mekanisme yang digunakan adalah musyarawah mufakat.
“Jangan mengambil keputusan dengan suara terbanyak. Bermusyawarahlah secara mufakat sampai menghasilkan keputusan terbaik,” kata Pakde Karwo saat pembukaan Pra Kongres III PA GMNI, Sabtu (13/6) di Hotel Bumi Surabaya.
Pakde Karwo menjelaskan, keputusan yang diambil melalui suara terbanyak (voting) dalam sebuah musyawarah belum tentu menghasilkan keputusan yang berkualitas. Ia kemudian mencontohkan jika digelar pemilihan Kepala Rumah Sakit Jiwa (RSJ), maka yang akan terpilih adalah pasien (orang gila) karena secara kuantitas jumlah mereka lebih besar.
Melalui Forum Pra Konggres PA GMNI ini Pakde Karwo berharap mampu merekomendasikan strategi untuk merumuskan kembali berbagai regulasi yang berlawanan dengan semangat Pancasila, UUD 1945, dan Trisakti. “Dengan mengambil posisi advokasi ini, saya percaya dan yakin alumni GMNI akan membuat sejarah dan menjalankan peran historisnya yang strategis dalam membangun bangsa yang berdaulat, berdikari dan bermartabat,” terang Pakde.
Ia memaparkan, saat membaca kembali salinan pidato Bung Karno tentang Pancasila di depan sidang BPUPKI, gagasan tersebut berisi refleksi kritis dan filosofis atas kondisi hidup dan kehidupan rakyat Indonesia. Bung Karno berusaha keras menghadirkan seluruh realitas hidup kejiwaan bangsa Indonesia ke dalam teks Pancasila.

Lebih lanjut, Pakde menegaskan, sebagai sebuah refleksi filosofis, isi pidato Bung Karno itu bukan sekedar deskripsi tentang realitas kejiwaan bangsanya, melainkan realitas kejiwaan bangsa yang sedang menghadapi tantangan, tekanan, ancaman dan perlawanan dari kolonialisme dan imperialisme dunia. (F.809) web majalah fakta / majalah fakta online

No comments:

Post a Comment