Friday, July 10, 2015

LINTAS BERITA : Rangkul Anak Putus Sekolah, Pemkot Surabaya Kembali Gelar CSR

Bu Risma,” Kalau kalian ngaku anaknya Bu Risma, tidak boleh gampang nyerah.
Kalian mau kan kembali ke sekolah ? Kalau mau mengangkat derajat
diri kalian dan orangtua, kalian harus sekolah”
PEMERINTAH Kota (Pemkot) Surabaya terus berupaya untuk mewujudkan harapan tidak ada lagi anak yang putus sekolah di Kota Pahlawan. Upaya tersebut ditunjukkan dengan kembali menggelar program tanggung jawab sosial kampus (Campus Social Responsibility) 2015. Konkretnya, Pemkot Surabaya menggandeng kalangan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi untuk menangani anak putus sekolah.
Program Campus Social Resposibility (CSR) yang memasuki tahun kedua ini dilaunching oleh Walikota Surabaya, Tri Rismaharini, di arena Kebun Bibit Wonorejo, Rungkut, Minggu pagi (24/5). Hadir dalam acara tersebut, Asisten IV Sekkota (Bidang Kesejahteraan Rakyat), Eko Hariyanto, dan Kepala Dinas Sosial Kota Surabaya, Supomo, serta Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait. Menurut walikota, program Campus Social Resposibility 2014 lalu masuk nominasi pelayanan publik terbaik di Kementerian Pendayagunaan Apartur Negara (KemenPAN). “Program ini sangat bagus dan bisa dicontoh daerah lain sehingga tidak ada lagi anak yang putus sekolah,” jelas walikota.
Untuk tahun ini, berdasarkan data temuan dari Dinas Sosial Kota Surabaya, ada 215 anak putus sekolah juga anak-anak yang akan menjadi sasaran dalam program ini. Data tersebut didapat langsung dari berbagai RT dan RW di Surabaya,
“Jumlah 215 anak putus sekolah itu masih cukup banyak. Karena itu, saya terus mengintruksikan ke dinas-dinas untuk terus mencari anak yang putus sekolah di kelurahan dan kecamatan,” tegas Walikota Tri Rismaharini.
Walikota yang masuk dalam 50 tokoh berpengaruh di dunia 2015 versi Majalah Fortune ini mengapresiasi kepedulian para mahasiswa yang tergerak untuk ikut mencerdaskan anak bangsa melalui program campus social responsibility ini. Disampaikan walikota, di zaman serba digital seperti sekarang, tidak mudah menemukan anak-anak muda seusia mahasiswa yang memiliki kepedulian pada orang lain.
“Karena itu saya berterima kasih. Saya tahu ini tidak mudah, tetapi siapa lagi yang menyelamatkan anak-anak ini kalau bukan kita. Terima kasih karena sudah mau dan tulus mendampingi anak-anak ini,” sambung walikota.
Walikota yang memang dikenal dekat dengan anak-anak ini kemudian menyemangati anak-anak tersebut. Dikatakan Bu Risma - panggilan akrab walikota, keberhasilan bukanlah hak anak orang kaya maupun anak pintar saja. Bahwa semua anak berhak untuk berhasil di bidang yang disukainya, asalkan memiliki keyakinan dan kemauan untuk maju. “Kalau kalian ngaku anaknya Bu Risma, tidak boleh gampang nyerah. Kalian mau kan kembali ke sekolah ? Kalau mau mengangkat derajat diri kalian dan orangtua, kalian harus sekolah,” sambung walikota.
Kepala Dinsos Kota Surabaya, Supomo, mengatakan, dalam pelaksanaannya, program CSR ini melibatkan para mahasiswa dari beberapa perguruan tinggi di Surabaya. Para mahasiswa tersebut akan mendampingi 215 anak putus sekolah. Pendampingan yang dimaksud meliputi pendekatan psikologis dan pembelajaran. Intensitas pertemuan antara kakak dan adik pendamping tersebut direncanakan minimal sepekan sekali. Namun, tidak menutup kemungkinan tatap muka pendampingan ditambah jadi lebih dari sekali dalam sepekan kalau anak-anak sudah merasa nyaman dan senang.

 “Pendampingan tetap diberikan agar motivasi anak untuk belajar tetap terjaga. Anak-anak nantinya memang diarahkan pada sekolah yang berdekatan dengan rumahnya. Harapan kita tentunya agar 215 anak ini nantinya sukses semuanya,” ujar Supomo. (Rilis) web majalah fakta / majalah fakta online

No comments:

Post a Comment