Tuesday, July 21, 2015

MAKASSAR RAYA : SULSEL DARURAT NARKOBA

BAHAYA penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang (narkoba) mengancam Sulawesi Selatan. Ketua Badan Narkotika Nasional (BNN), Brigadir Jenderal Pol Agung Sabar Santoso, melansir bahwa Sulsel masuk dalam tanda awas darurat penyalahgunaan narkoba. Angka terakhir yang didata BNN bersama Universitas Hasanuddin menyimpulkan pengguna narkoba di Sulsel ada 125.643 jiwa atau menempati urutan ke-13 di Indonesia. Jumlah ini diprediksi terus meningkat di tahun 2015.
Menurut Agung, status darurat narkoba di Sulsel tidak hanya menuntut pemerintah untuk memberikan hukuman yang tegas kepada para pengedar dan bandar narkoba minimal 10 tahun ke atas tapi juga melakukan upaya penanganan yang lebih serius bagi para penyalahguna narkoba.
Agung menambahkan, rehabilitasi merupakan langkah jitu dalam upaya menekan angka prevalensi penyalahgunaan narkoba. Gerakan rehabilitasi 100.000 penyalahgunaan narkoba dicanangkan BNN sebagai solusi para pengguna narkoba. Karena melalui gerakan ini diharapkan dapat menyembuhkan serta memulihkan pengguna narkoba dari ketergantungan sehingga dapat kembali sehat serta bersosialisasi dengan baik di lingkungannya.
Wakil Gubernur Sulawesi Selatan, Agus Arifin Numang, mengatakan kepada wartawan bahwa dirinya sangat khawatir atas bahaya narkoba yang sudah merasuki lintas generasi bangsa. Menurutnya, hal ini dapat dilihat dari indikasi semakin meningkatnya kasus penyalahgunaan narkoba setiap tahun.
Dia menegaskan, berdasarkan fakta yang ada Indonesia tidak lagi sebagai wilayah transit peredaran narkoba. Hal ini ditegaskan oleh Agus ketika membuka rapat koordinasi monitoring dan evaluasi sinergitas BNN dengan instansi pemerintah dan komponen masyarakat di ruang rapim Kantor Gubernur Sulsel.
Agus berharap BNN memprioritaskan membongkar bandar atau pemasok utama narkoba di Indonesia. Menurut Agus, ada empat jaringan narkoba internasional yang menjadi pemasok utama ke Indonesia dengan berbagai macam modus yaitu West Africa dikendalikan dari Nigeria. Jaringan Iran, jaringan Cina dan Taiwan, serta jaringan Malaysia. “Saya berharap di tahun 2015 ini BNN dapat memprioritaskan keempat negara pemasok narkoba ke Indonesia itu untuk dibongkar hingga ke akar-akarnya”.
Secara terpisah, Direktorat Narkoba Polda Sulsel, Kombes Pol Azis Jamaluddin, mengaku telah melakukan kerja sama dengan BNN dalam melakukan pengkaderan antinarkoba kepada pelajar. “Kita melakukan pengkaderan pencegahan narkoba kepada para siswa. Kami bersama BNN serta organisasi terkait melakukan sistem pengkaderan kepada siswa mulai dari SD, SMP, SMA hingga mahasiswa. Karena kebanyakan pelajar Makassar maupun di Sulsel masih banyak mengkonsumsi obat daftar G. Pencegahannya dilakukan dengan intensif melakukan penyuluhan kepada orangtua dan guru. Mari bersama-sama kita menjaga agar kalangan muda kita bebas dari narkoba,” ujar Azis. (Tim) web majalah fakta / majalah fakta online

No comments:

Post a Comment