“Kalau bergantung orang lain itu namanya
dijajah. Makanya warga Surabaya harus jadi pemenang di kotanya sendiri” |
WALIKOTA Surabaya,Tri
Rismaharini, mengatakan, perjuangan para pahlawan harus diteladani dan
diwariskan kepada generasi muda. Perjuangan kali ini berjuang melawan
penjajahan ekonomi. Karena itu, sebagai warga Kota Surabaya harus memberikan
yang terbaik dan terus bekerja keras dan tidak menyerah. Karena itu, pemkot
terus berusaha membangun Surabaya khususnya pada bidang pendidikan, ekonomi dan
pemberdayaan masyarakat.
Acara tersebut mempertemukan tokoh-tokoh
pemuda lintas generasi serta mengundang berbagai komunitas dan organsisasi
pemuda se-Surabaya. Selain jajaran forpimda, turut hadir pula para tokoh
masyarakat Surabaya seperti putra pejuang Bung Tomo, Bambang Sulitomo, serta Tjuk
Sukiadi. Bertempat di halaman Taman Surya Balai Kota Surabaya, Pemerintah Kota
(Pemkot) Surabaya melalui Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) menggelar acara
Silaturahmi Akbar Arek Suroboyo, Minggu (14/6). Acara tersebut bertujuan untuk
mempererat tari persaudaraan lintas generasi untuk menjadikan Kota Surabaya
menjadi lebih baik.
Ketua Panitia Silaturahmi, Mikdon Hengki
Tanaem, mengatakan, Surabaya yang merupakan Kota Pahlawan dikenal dengan
semangat pemudanya. Dengan adanya silaturahmi ini diharapkan dapat kembali
membangkitkan semangat para pemuda yang ada di Surabaya.
Mengusung tema,”Suroboyo Opo Jaremu Rek”,
Mikdon menggarisbawahi opo jaremu bukan berarti pemuda Surabaya seenaknya
sendiri namun pemuda Surabaya harus dewasa dalam bersikap serta tidak berhenti
berjuang untuk menjadikan Surabaya menjadi lebih baik.
Tak hanya generasi muda, Bu Risma – panggilan
Tri Rismaharini - menyebut Pemkot Surabaya sudah menjadikan sekitar 4.905
ibu-ibu sebagai pahlawan ekonomi Surabaya. Jumlah tersebut dipastikan akan
terus bertambah seiring semakin banyaknya kaum ibu di Kota Surabaya yang akan
bergabung dalam program Pemkot Surabaya untuk pemberdayaan kaum ibu sebagai ibu
rumah tangga kreatif.
Bu Risma
mengatakan, pihaknya tidak kenal lelah untuk mengajak dan mendorong
semua ibu rumah tangga di Surabaya untuk ikut berperan aktif dalam menghidupkan
perekonomian keluarga. Bahkan, ibu-ibu yang selama ini sudah aktif terlibat
dalam Pahlawan Ekonomi, diajak untuk lebih meningkatkan kualitas produknya.
Tantangan ke depan, ungkap Bu Risma, akan
semakin berat seiring diberlakukannya era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Di mana
negara-negara lain di Asia Tenggara bisa masuk ke Indonesia tanpa halangan.
Situasi itu harus disikapi ibu-ibu di Surabaya dengan ikut berperan aktif
sebagai penggerak roda ekonomi keluarga. "Surabaya ini warganya tiga juta
lebih. Semuanya butuh makan, butuh sepatu, butuh jilbab. Itu peluang yang harus
diambil. Makanya kami harus bisa buat sendiri barang itu. Kalau bergantung
orang lain itu namanya dijajah. Makanya warga Surabaya harus jadi pemenang di
kotanya sendiri," tandas Bu Risma pada acara Anugerah Pahlawan Ekonomi
Surabaya. (F.809) web majalah fakta / majalah fakta online
No comments:
Post a Comment