Monday, August 3, 2015

LINTAS KARIMUN : Banyak Aset Daerah Beralih Fungsi Dan Terbengkalai

Jamalludin SH
PERENCANAAN yang tidak matang dalam sebuah pembangunan akan bisa mengakibatkan anggaran negara terbuang sia-sia. Hal itu bisa terlihat dari munculnya berbagai persoalan terhadap beberapa proyek fisik yang direncanakan yaitu dari beralih fungsi hingga proyek tersebut terbengkalai. Seperti beralih fungsinya gedung kerajinan Karimun yang saat ini menjadi gedung perpustakaan, terminal Kolong beralih fungsi menjadi tempat uji kir Dinas Perhubungan. Kemudian lokasi  yang direncanakan untuk tempat lapak pedagang ikan Pasar Puan Maimun Blok A yang baru dibangun, akhirnya  dirobohkan menjadi tempat usaha lainnya. Padahal merubah sebuah fungsi bangunan aset daerah akan berpotensi menimbulkan kerugian negara. 
             “Selain merubah fungsi, pembangunan gedung KCC yang terletak di Costal Area  yang berpindah pada titik lokasi dari rencana pembangunan, menunjukkan rencana pembangunan yang tidak matang,” ujar salah satu pemerhati pembangunan Kabupaten Karimun, Jamaludin SH, kepada Hendri dari FAKTA.
             Selain beralih fungsi, sebuah gedung yang merupakan milik pemerintah daerah ada juga yang terbengkalai. Seperti pembangunan Rumah Potong Hewan (RPH) yang direncanakan dibangun di daerah Smemal Pasir Panjang  Kecamatan Meral Barat, hingga saat ini telantar. RPH yang dibangun dengan duit rakyat itu kini nyaris tertutup oleh tingginya pepohonan di kawasan lokasi tersebut.
             Selain RPH, proyek tempat pelelangan ikan (TPI) yang terletak di daerah Parit Rempak Kecamatan Meral pun nyaris bernasib sama. Pembangunan TPI itu dananya bersumber dari APBN dan APBD. Pembangunan TPI itu telah disidik kejaksaan. Beberapa orang pun telah ditetapkan sebagai tersangka dan diadili. “Namun TPI Parit Rempak hingga sekarang belum juga bisa dipergunakan,” ungkapnya.
            Ditambahkan Jamludin bahwa ia merasa sangat kecewa dengan kinerja para SKPD dalam mengajukan sebuah perencanaan proyek fisik. Aset-aset daerah yang seharusnya memiliki nilai komersial dan mampu menambah PAD bagi daerah namun akhirnya telah menjadi sia-sia. Perencanaan pembangunan tersebut diduga hanya merupakan akal-akalan untuk menguras anggaran saja.
          
Jamaludin SH juga sangat menyanyangkan jika proyek-proyek fisik yang telah menguras duit rakyat tersebut beralih fungsi dari rencana semula. “Apalagi hingga sekarang terbengkalai,” ujarnya. (F.942) web majalah fakta / majalah fakta online

No comments:

Post a Comment