Saturday, August 8, 2015

LINTAS PAPUA : “HENTIKAN KEKERASAN DI NEGERI KAMI”

Walikota Jayapura,
Dr Benhur Tomi Mano MM
DI atas kertas kita mau bikin kesepakatan percuma, yang penting dalam hati kita cinta damai sebagai orang yang beragama. Tuhan menciptakan kita untuk menghargai orang lain. Demikian ujar Walikota Jayapura, Dr Benhur Tomi Mano MM alias BTM, menanggapi terjadinya kekerasan di Perum Organda.
Lebih lanjut walikota mengatakan, peran umat beragama sangat penting. Kepala suku harus menjaga dan mengayomi masyarakat dengan baik. Apa artinya bakar batu kalau besok terjadi penganiayaan dan pembunuhan orang lagi. Proses hukum harus tetap ditegakkan karena jelas telah menghilangkan nyawa orang lain. Sudah saatnya menghentikan kekerasan di tanah Port Numbay.
Walikota benar-benar sangat menyayangkan atas kejadian yang tidak kita inginkan bersama itu. “Cukup sudah tragedi di Organda hari ini. Hentikan kekerasan di negeri kami. Janganlah kekerasan dibuat di tanah kami”.
Walikota BTM berpesan agar masyarakat tetap aktif berpartisipasi menjaga keamanan dari semua pihak. Meskipun sudah ada pos keamanan diharapkan aparat dan masyarakat Perum Organda tetap bisa bersinerji.
Kadis PU Kota Jayapura,
Nofdi J Rampi SSos MM
Secara terpisah, Kadis PU Kota Jayapura, Nofdi J Rampi SSos MM, membenarkan bahwa pembangunan pos keamanan terpadu di Perum Organda sudah dilakukan peletakan batu pertamanya oleh Walikota BTM. Desainnya sederhana, luasnya 54 m2, bisa menampung minimal 10 anggota di dalamnya. Adapun fasilitas di dalamnya berupa kamar tidur, tempat tidur bertingkat, kamar mandi, WC, dapur. Pembangunan pos jaga itu ditargetkan selesai 3 bulan. “Harapan kami target yang diberikan itu bisa selesai lebih cepat asal dukungan masyarakat tetap berjalan dengan baik. Terutama yang memiliki hak ulayat tanah sehingga ketika pos selesai langsung dapat difungsikan oleh personil Polresta dan Kodim yang ditugaskan di situ. Sehingga bisa memberikan rasa aman kepada masyarakat Perum Organda”. 
Kompol Marthin Wilhelmus A,
Kapolsek Abepura
    Sedangkan Kompol Marthin Wilhelmus A, Kapolsek Abepura, mengatakan bahwa kasus pembunuhan di Komplek Perum Organda, Kelurahan Organda, Distrik Heram, terjadi pada Senin, 8 Juni 2015, pukul 14.00 Wita. Pelakunya sekitar 20 orang asal pegunungan yang mengakibatkan 2 orang tewas dan 2 orang luka-luka. Korban yang luka adalah Kalepwandaya, 57, dari Sentani, mengalami luka bacok pada kepala. Satunya lagi, Brigpol Kristopel Maradona, anggota Polda yang bertugas di Dokes RS Bhayangkara. Dia mengalami luka memar di kepala dan diopname di RS Bhayangkara. Sedangkan korban yang meninggal dunia adalah Pendeta Predi Leksamahu, 55, Ketua RT 20. Kedua, Simon Sahuleka, 45. Pelaku teridentifikasi Jhon Halo dan kawan-kawannya sekitar 20 orang.
“Kita dipanggil DPRP untuk RDP 15 Juni 2015 guna menanyakan perkembangan terakhir dan langkah apa yang telah diambil pihak kepolisian, pemerintah kota, tokoh adat, suku, agama pada kedua belah pihak dan tokoh masyarakat korban. Hasil kesepakatannya diadakan makan bersama Bakar Batu. Masalah waktu dan tanggalnya yang belum bisa dipastikan. Harapan dari kedua pihak, lebih cepat lebih baik. Saksi yang melihat kejadian sudah kami periksa. Kita himbau masyarakat pegunungan agar membantu memberikan informasi kepada kita soal keberadaan pelaku”.
Kabid Humas Polda Papua, KBP Patrige

Sementara Kabid Humas Polda Papua, KBP Patrige, mengatakan bahwa sampai sekarang diamankan satu orang yang diduga pelaku tapi belum bisa dikatakan sebagai tersangka karena belum ketemu. “Yang diamankan sekarang inisialnya MH”. (F.867) web majalah fakta / majalah fakta online

No comments:

Post a Comment