Walikota Jayapura, Dr Benhur Tomi Mano MM |
DI atas kertas kita mau
bikin kesepakatan percuma, yang penting dalam hati kita cinta damai sebagai
orang yang beragama. Tuhan menciptakan kita untuk menghargai orang lain. Demikian
ujar Walikota Jayapura, Dr Benhur Tomi Mano MM alias BTM, menanggapi terjadinya
kekerasan di Perum Organda.
Lebih lanjut walikota mengatakan, peran umat beragama
sangat penting. Kepala suku harus menjaga dan mengayomi masyarakat dengan baik.
Apa artinya bakar batu kalau besok terjadi penganiayaan dan pembunuhan orang
lagi. Proses hukum harus tetap ditegakkan karena jelas telah menghilangkan nyawa
orang lain. Sudah saatnya menghentikan kekerasan di tanah Port Numbay.
Walikota benar-benar sangat menyayangkan atas
kejadian yang tidak kita inginkan bersama itu. “Cukup sudah tragedi di Organda hari
ini. Hentikan kekerasan di negeri kami. Janganlah kekerasan dibuat di tanah
kami”.
Walikota BTM berpesan agar masyarakat tetap aktif
berpartisipasi menjaga keamanan dari semua pihak. Meskipun sudah ada pos keamanan
diharapkan aparat dan masyarakat Perum Organda tetap bisa bersinerji.
Kadis PU Kota Jayapura, Nofdi J Rampi SSos MM |
Secara terpisah, Kadis PU Kota Jayapura,
Nofdi J Rampi SSos MM, membenarkan bahwa pembangunan pos keamanan terpadu di
Perum Organda sudah dilakukan peletakan batu pertamanya oleh Walikota BTM. Desainnya
sederhana, luasnya 54 m2, bisa menampung minimal 10 anggota di dalamnya. Adapun
fasilitas di dalamnya berupa kamar tidur, tempat tidur bertingkat, kamar mandi,
WC, dapur. Pembangunan pos jaga itu ditargetkan selesai 3 bulan. “Harapan kami
target yang diberikan itu bisa selesai lebih cepat asal dukungan masyarakat tetap
berjalan dengan baik. Terutama yang memiliki hak ulayat tanah sehingga ketika pos
selesai langsung dapat difungsikan oleh personil Polresta dan Kodim yang
ditugaskan di situ. Sehingga bisa memberikan rasa aman kepada masyarakat Perum Organda”.
Kompol Marthin Wilhelmus A, Kapolsek Abepura |
Sedangkan Kompol Marthin Wilhelmus A,
Kapolsek Abepura, mengatakan bahwa kasus pembunuhan di Komplek Perum Organda,
Kelurahan Organda, Distrik Heram, terjadi pada Senin, 8 Juni 2015, pukul 14.00
Wita. Pelakunya sekitar 20 orang asal pegunungan yang mengakibatkan 2 orang
tewas dan 2 orang luka-luka. Korban yang luka adalah Kalepwandaya, 57, dari
Sentani, mengalami luka bacok pada kepala. Satunya lagi, Brigpol Kristopel Maradona,
anggota Polda yang bertugas di Dokes RS Bhayangkara. Dia mengalami luka memar
di kepala dan diopname di RS Bhayangkara. Sedangkan korban yang meninggal dunia
adalah Pendeta Predi Leksamahu, 55, Ketua RT 20. Kedua, Simon Sahuleka, 45. Pelaku
teridentifikasi Jhon Halo dan kawan-kawannya sekitar 20 orang.
“Kita dipanggil DPRP untuk RDP 15 Juni 2015
guna menanyakan perkembangan terakhir dan langkah apa yang telah diambil pihak kepolisian,
pemerintah kota, tokoh adat, suku, agama pada kedua belah pihak dan tokoh masyarakat
korban. Hasil kesepakatannya diadakan makan bersama Bakar Batu. Masalah waktu dan
tanggalnya yang belum bisa dipastikan. Harapan dari kedua pihak, lebih cepat lebih
baik. Saksi yang melihat kejadian sudah kami periksa. Kita himbau masyarakat pegunungan
agar membantu memberikan informasi kepada kita soal keberadaan pelaku”.
Kabid Humas Polda Papua, KBP Patrige |
Sementara Kabid Humas Polda Papua, KBP
Patrige, mengatakan bahwa sampai sekarang diamankan satu orang yang diduga pelaku
tapi belum bisa dikatakan sebagai tersangka karena belum ketemu. “Yang
diamankan sekarang inisialnya MH”. (F.867) web majalah fakta / majalah fakta online
No comments:
Post a Comment