Friday, October 30, 2015

TANAH BUMBU

Wahyudin Kumpulkan Camat, Lurah Dan Kepala Desa

Hal penting yang pertama adalah mensukseskan jalannya pemilukada
secara serentak di Indonesia yang akan berlangsung
pada Desember 2015, termasuk di Kabupaten Tanah Bumbu
SATU hari setelah dilantik sebagai Penjabat Bupati Tanah Bumbu (Tanbu), Drs H Wahyuddin MAP langsung mengumpulkan seluruh camat. lurah dan kepala desa se-Kabupaten Tanbu dalam acara ramah-tamah di Balai Diklat Provinsi Kota Banjarbaru, Selasa (22/9).
Acara ramah-tamah tersebut digelar untuk lebih mendekatkan hubungan emosional yang lebih baik antara bupati dan camat, lurah dan kepala desa. Sehingga program pembangunan daerah mudah dilaksanakan dalam perjalanannya beberapa bulan ke depan. 
Ini pertama kalinya saya bersilaturahmi dengan camat, lurah dan kepala desa se-Kabupaten Tanah Bumbu. Semoga dalam koordinasi menyangkut dengan program-program pembangunan daerah nantinya supaya mudah dilaksanakan,” jelas Wahyudin pada saat memberi sambutan dalam acara ramah-tamah tersebut.
Wahyuddin menambahkan, ada beberapa hal penting yang harus diembannya terkait upaya pemerintah menunjuk dirinya sebagai Penjabat Bupati Tanah Bumbu. Hal penting yang pertama adalah mensukseskan jalannya pemilihan umum kepala daerah (pemilukada) secara serentak di Indonesia yang akan berlangsung pada Desember 2015, termasuk di Kabupaten Tanah Bumbu. Tugas utama berikutnya adalah tetap menjaga netralitas PNS saat pemilukada. Kemudian yang terakhir adalah memastikan seluruh aset daerah masih dalam kondisi aman agar tidak ada satu pun yang disalahgunakan oleh oknum-oknum pegawai pemerintah yang tidak bertanggung jawab.
“Itulah hal-hal penting yang harus saya emban selama saya masih menjabat bupati. Akan tetapi pada intinya kita semua harus bisa mengawal jalannya pemilukada serentak ini agar berjalan baik dan lancar,” tegas Wahyuddin. 
Terkait adanya upaya sosialisasi pemilukada serentak, Wahyuddin mengajak kepada seluruh camat dan kepala desa untuk memasang baliho tentang himbauan kepada masyarakat agar turut berpartisipasi menciptakan situasi yang kondusif.
Sebab, menurutnya, saat-saat yang rawan ini perlu diantisipasi dan kita sadarkan diri akan hal-hal yang tidak kita inginkan. “Kami semua sama dan punya hak yang sama juga dalam menjaga keselarasan alam dan sosial politik,” tegas Wahyuddin. (F.611) web majalah fakta /majalah fakta online

ADVETORIAL HSU

                       Berhasil Meningkatkan Pelayanan Kesehatan, 
                      HSU Terima Penghargaan JKN Award 2015

Bupati HSU, Drs H Abdul Wahid HK MM Msisaat menerima penghargaan 
JKN Award 2015 dari  Direktur Utama BPJS Kesehatan,DR dr Fachmi Idris MKes
KEMENTERIAN Kesehatan Indonesia melalui Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan memberikan penghargaaan kepada pemerintah daerah di Indonesia yang dinilai telah berhasil mengintegrasikan Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda)-nya ke BPJS Kesehatan.
Di Provinsi Kalimantan Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) merupakan satu-satunya daerah yang dinilai sebagai kabupaten yang berhasil mengintegrasikan Jamkesda atau KSA (Kartu Sehat Amuntai) menjadi BPJS Kesehatan, sehingga berhak menerima penghargaan JKN Award 2015 dari BPJS Kesehatan Kemenkes RI.
Bupati HSU, Drs H Abdul Wahid HK MM MSi, bersama-sama 27 kepala daerah terpilih lainnya yang berhasil meraih penghargaan dari BPJS Kesehatan mendapat kehormatan menerima penghargaan secara langsung dari Direktur Utama BPJS Kesehatan, DR dr Fachmi Idris MKes, saat digelar acara yang bertajuk JKN Award 2015 di ruang Siwabessy lantai II Gedung Prof Sujudi Kementerian Kesehatan Jakarta.
Direktur Utama BPJS Kesehatan,DR dr Fachmi Idris MKes, mengatakan bahwa penghargaan ini diberikan kepada sejumlah pemerintah daerah yang telah mengintegrasikan Jamkesdanya ke BPJS Kesehatan sesuai dengan roadmap program jaminan nasional di bidang kesehatan. Integrasi Jamkesda ke BPJS Kesehatan harus selesai dalam waktu tiga tahun sejak mulai beroperasi 1 Januari 2014.
Menurut Fachmi Idris, terdapat 13 provinsi dan 270 kabupaten/kota yang telah melakukan integrasi ke BPJS Kesehatan. Hingga periode 28 Agustus 2015 terdapat 7,26% dari 150.753.391 jiwa peserta BPJS Kesehatan adalah peserta Jamkesda yang sudah terintegrasi ke BPJS Kesehatan.
Bupati HSU, H Abdul Wahid HK, menyatakan rasa syukur atas penghargaan yang diberikan oleh BPJS Kesehatan tersebut serta menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh masyarakat dan instansi terkait di Kabupaten HSU, termasuk lembaga legislatif dan yudikatif yang telah mendorong dan bekerja sama dengan baik sehingga diraihnya penghargaan tersebut.
“Penghargaan ini adalah milik seluruh komponen masyarakat HSU dan terpenting pelayanan masyarakat di bidang kesehatan akan semakin berkualitas. Masyarakat HSU pemegang kartu KSA yang telah terintegrasi dengan BPJS Kesehatan tidak hanya bisa berobat di Amuntai tapi sudah bisa berobat hingga ke Jakarta jika itu diperlukan,” ujar Wahid usai penyerahan JKN Award 2015.
Diraihnya penghargaan JKN Award 2015 menjadikan Bupati HSU, H Abdul Wahid HK, untuk tetap berkomitmen dan bertekad terus meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, dan sarana-prasarana kesehatan mulai dari tingkat desa, kecamatan hingga kabupaten.
“Bidang kesehatan adalah salah satu visi dan misi prioritas saya ketika mencalonkan diri sebagai Bupati HSU pada tahun 2012. Karena itu penghargaan ini sebagai bukti keseriusan saya untuk terus meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di Kabupaten HSU,”,jelas Bupati HSU, H Abdul Wahid HK.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten HSU, drg Isnur Hatta, mengatakan bahwa di Kabupaten HSU sekarang jumlah peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) pusat berjumlah 68.034 jiwa dan PBI daerah sebanyak 12.218 jiwa. Mereka adalah masyarakat tidak mampu yang iuran kesehatannya dibayarkan oleh pemerintah daerah di mana nantinya seluruhnya akan menjadi PBI Pusat.
“Memang masih ada beberapa kendala yang ditemui di lapangan, seperti masih adanya penduduk kurang mampu yang tidak memiliki KTP yang harus segera diselesaikan oleh pemda dengan lintas sektoral, ujar Isnur Hatta saat mendampingi Bupati HSU.
Isnur Hatta juga menghimbau kepada masyarakat yang mampu di Kabupaten HSU untuk segera bergabung dengan BPJS Kesehatan secara mandiri di luar pekerja perusahaan, PNS,TNI/Polri yang keanggotaannya sudah secara otomatis terintegrasi dengan Askes, sehingga kualitas kesehatan masyarakat di Kabupaten HSU akan semakin meningkat.
Dalam penerimaan penghargaan tersebut, Bupati HSU, H Abdul Wahid HK, didampingi oleh Kepala Dinas Kesehatan HSU, drg Isnur Hatta, Kepala RSU Pambalah Batung Amuntai, dr Agus Fadliansyah, dan Kepala Bagian Humas Setda HSU, Adi Lesmana Ssos MSi. (Tim) web majalah fakta / majalah fakta online

ADVETORIAL BATOLA

Tingkatkan Produksi Pertanian
Petani Batola Gunakan Mesin Pertanian Modern

PROVINSI Kalimantan Selatan (Kalsel) saat ini produksi padinya rata-rata mencapai 2,26 juta ton per tahun atau 1,3 juta ton beras per tahun. Dari hasil itu separonya yakni 600 ribu ton dikonsumsi sendiri, sedangkan sisanya dijual ke provinsi lain. Dan pada tahun 2014 lalu Kalsel masuk peringkat 10 penghasil beras nasional, sedangkan di tahun 2015 ini naik menjadi peringkat 9.
Dari produksi beras Kalsel yang sebesar 1,3 juta ton tersebut, Kabupaten Barito Kuala (Batola) yang merupakan lumbung padi Kalsel adalah penyumbang terbesar dalam menunjang ketahanan pangan nasional yaitu sebesar 16 hingga 17 persen. Sebenarnya hasil produksi beras tersebut masih bisa ditingkatkan lagi jika petani mau meningkatkan pola tanam dua kali setahun sebagaimana yang diharapkan Bupati Bayola, Hasanuddin Murad.
Kabupaten Batola kini sudah menjadi salah satu kabupaten penopang kebutuhan beras di Kalsel. Hal tersebut dikarenakan Batola memiliki lahan yang sangat luas, sehingga sektor pertanian merupakan andalan Kabupaten Barito Kuala. Pada tahun 2014 memiliki luas tanam hanya sekitar 98.789 hektar, tetapi di tahun 2015 ini jumlah luas tanamnya menjadi 99.707 hektar. Luas tanam ini mengalami peningkatan signifikan dibanding tahun-tahun sebelumnya, yaitu sekitar 918 hektar.
Keinginan Bupati Batola, H Hasanuddin Murad, agar semua petani di Batola
memanfaatkan lahan pertaniannya untuk bisa melakukan tanam
dan panen dua kali setahun
akan segera terlaksana
Dengan memiliki lahan pertanian yang luasnya hingga puluhan ribu hektar tersebut dan menunjang kegiatan petani dalam menggarap lahan pertaniannya, Pemkab Barito Kuala memberikan bantuan kepada para petani melalui kelompok tani berupa alat-alat pertanian modern sehingga memudahkan para petani melakukan tanam padi, dan agar pekerjaannya menjadi lebih efisien juga meningkatkan hasil pertanian.
Hingga saat ini Kabupaten Batola telah memiliki 12 unit alat panen padi otomatis crown combine harvester dan CCH-790 Tomcat, 202 unit pompa air, alat pengolah tanah hand tractor, pembasmi hama power threser dan beberapa alat pertanian modern lainnya. Juga beberapa alat pertanian bantuan dari Kementerian Pertanian beberapa waktu lalu, seperti traktor roda 2 sebanyak 30 unit. Kemudian pompa air sebanyak 10 unit, perangkat uji tanah rawa, perangkat uji tanah sawah dan perangkat uji pupuk masing-masing sebanyak 1 unit.
Kementerian Pertanian tidak hanya memberikan bantuan berupa peralatan pertanian modern, tapi juga berupa benih padi rawa Inpara 2 sebanyak 10 ton, benih kedelai sebanyak 900 ton.
Dengan menggunakan alat pertanian modern tersebut memudahkan petani Batola menggarap lahan pertaniannya sehingga produksi padi di Kabupaten Batola tiap tahun terus meningkat. Para petani pun memperoleh beberapa keuntungan jika dibanding melakukan tanam secara tradisional, di antaranya dapat menghemat biaya, waktu, tenaga dan lebih efisien serta hasil tanam dan panennya juga lebih maksimal.
Keinginan Bupati Batola, H Hasanuddin Murad, agar semua petani di Batola memanfaatkan lahan pertaniannya untuk bisa melakukan tanam dan panen dua kali setahun tentunya segera terlaksana, karena sebagian petani Batola sudah menggunakan alat-alat pertanian modern. Ada sekitar 4.000 hektar lahan pertanian memiliki potensi pengembangan padi unggul yang melakukan panen dua kali setahun dengan menggunakan system reward, tinggal sekitar 3.000 hektar lahan pertanian yang digarap petani Batola dengan cara tradisional sehingga hanya bisa melakukan tanam dan panen setahun sekali.
Namun para petani yang menggarap lahannya hanya untuk setahun sekali kini mulai melakukan panen dua kali setahun, hal tersebut dikarenakan mereka sudah mulai merasakan manfaat dan keuntungan dengan menggunakan peralatan pertanian modern yang telah diberikan oleh Pemerintah Kabupaten Barito Kuala maupun pemerintah pusat.
Dengan menggunakan peralatan pertanian modern, ditunjang oleh sistem irigasi dan jalan usaha tani yang baik serta kemudahan mendapatkan obat-obatan pertanian serta pinjaman pupuk bersubsidi sehingga memudahkan para petani, juga dapat menunjang perluasan dan peningkatan hasil produksi padi bisa lebih banyak dan meningkatkan kesejahteraan para petani sendiri.
Pemkab Batola berharap peralatan pertanian modern tersebut dapat dimanfaatkan dan digunakan secara maksimal, dan para petani bersama-sama dengan kelompok taninya bisa memeliharanya sehingga usia penggunaannya lebih panjang. (Tim) web majalah fakta / majalah fakta online

BALANGAN BUMI SANGGAM

SDA Balangan Untuk Kesejahteraan Masyarakat

Biji kelapa salak

MEMILIKI sumber daya alam (SDA) yang melimpah merupakan suatu keberuntungan, karena Pendapatan Asli Daerah (PAD) akan menjadi besar sehingga dapat membangun daerah sesuai yang direncanakan dan kendala adanya hambatan untuk pembangunan karena kurangnya dana tentu tidak akan dialami.
Oleh karena itu, SDA yang dimiliki harus dikelola dan ditata dengan sebaik mungkin sesuai dengan peruntukkannya, sehingga kesejahteraan masyarakat dapat dirasakan dengan melimpahnya sumber daya alam yang dimiliki daerah tersebut.
        Kabupaten Balangan yang juga disebut dengan Bumi Sanggam memiliki luas wilayah 1.878,30 km2 patut bersyukur atas anugerah yang diberikan Tuhan, karena memiliki hamper semua SDA yang strategis, antara lain tambang batu bara, bijih besi, minyak bumi, emas, marmer, galian C, phospat, kaolin, gambut, lempung serta batu gamping. Berdasarkan data yang dimiliki Pemerintah KabupatenBalangan, saat ini terdapat 73.288 hektar tambang batu bara yang dikelola PMA/PMDN.
Beberapa daerah yang ada di Bumi Sanggam selalu mengandung SDA, seperti tambang bijih besi seluas 4.461 hektar terdapat di Gunung Tanalang, Gunung Batu Berani dan Muara Pitap dengan jumlah deposit 166.366 metrik ton yang kini dalam proses ekplorasi PMA/PMDN.
Kandungan emas primer dan sekunder juga terdapat di Kecamatan Awayan dan Halong, kemudian kekayaan alam lainnya yakni batu marmer, galian C dan batu gamping yang saat ini banyak dikelola oleh masyarakat.
Balangan juga mempunyai potensi areal tanaman pangan holtikultura seperti padi, kacang, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu, ubi jalar, langsat, jagung, pisang kepok dan pisang talas. Kemudian di sektor perikanan, dapat dikembangkan di sepanjang aliran sungai Balangan, cekdam, baruh (rawa), serta kolam tadah hujan. Komoditas yang dikembangkan adalah ikan patin, mas dan nila. Perikanan budi daya yang akan dikembangkan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dan ekspor adalah ikan betutu yang terdapat di Kecamatan Paringin (Baruh Bahinu Dalam).
Peningkatan potensi SDA Kabupaten Balangan akan terus dikembangkan, baik di sektor perkebunan maupun kehutanan, di mana telah mulai dirintis perkebunan kelapa salak yang diharapkan dapat menjadi alternatif usaha masyarakat di sector perkebunan.
Pengembangan tanaman kelapa dan salak ini dimaksudkan untuk dapat dikomersialkan pada daerah pengembangan wisata, serta diharapkan berpeluang untuk dilakukan kerja sama waralaba kebun induk di daerah sentra kelapa sebagai sumber benih jangka panjang dengan menggunakan benih kelapa salak. Pengembangan usaha perkebunan tersebut sebagai alternatif usaha perkebunan rakyat.
Adapun kondisi alam yang baik bagi potensi pengembangan perkebunan masih relative menjanjikan. Untuk itulah program pengembangan kelapa salak dijalankan, dikarenakan kelapa salak tumbuh dengan waktu yang relatif pendek, yakni hanya tiga sampai empat tahun saja. Meskipun komoditi ini hanya mampu menghasilkan 60 biji kelapa setiap tahunnya, namun bias menambah pasokan kelapa di pasaran.
Dengan kekayaan SDA yang melimpah tersebut, Kabupaten Balangan merupakan kabupaten masa depan yang sangat diperhitungkan sebagai salah satu penyangga "Banua Enam" bersama Kabupaten Tabalong, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Utara serta Tapin. Kendati kekayaan SDA Balangan cukup melimpah, namun Pemerintah Kabupaten Balangan sangat hati-hati memanfaatkan dana bagi hasil dari pertambangan dan bahan galian tersebut.
Pemerintah Kabupaten Balangan sangat selektif, karena sepenuhnya menyadari bahwa pembangunan ekonomi di Balangan tidak hanya berbasis SDA, namun harus diimbangi dengan pengelolaan SDM yang bias menguntungkan masyarakat dan pemerintah daerah untuk periode jangka panjang.
Para petinggi pemerintahan di Balangan juga menilai bahwa keberadaan perusahaan yang berkembang di Kabupaten Balangan sedikit-banyak mempunyai andil dalam membantu pembangunan dan kemajuan di masyarakat.
Penilaian dari pihak Pemkab Balangan tersebut, karena kerja sama dan dukungan pihak perusahaan swasta yang selalu ikut mendukung kemajuan pembangunan di Balangan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Kabupaten Balangan.
Lebih jauh, Pemkab Balangan sangat mengharapkan kerja sama pemerintah dan pihak perusahaan dapat terus berlanjut hingga di masa yang akan datang, sehingga ke depannya mampu meningkatkan pembangunan Kabupaten Balangan terus menjadi semakin lebih baik lagi.
Pada tahun 2015 ini bantuan pihak perusahaan semakin menurun sebagai akibat dari semakin lemahnya harga batu bara di pasaran. Hal tersebut ditandai dengan permintaan batu bara yang terus menurun. Grafik harga batu bara dari tahun 2012 hingga 2015 terus melemah dan berdampak pada melemahnya kinerja perusahaan dalam pencapaian target usaha yang telah ditetapkan.
Meskipun industri batu bara dihadapkan pada kondisi sulit, namun berbagai investor di pihak pertambangan tetap bertahan dan menyadari tentang pentingnya menjaga komitmen perusahaan dalam masalah Corporate Social Responcibility (CSR). Juga pihak perusahaan tidak ingin kehilangan fokus untuk menyiapkan masyarakat mandiri pada pasca tambang nantinya dan tetap mengalokasikan dana CSR, meskipun alokasi CSR tahun 2015 ini lebih rendah dari alokasi CSR tahun 2014. (Tim) web majalah fakta / majalah fakta online







                                        




PERISTIWA GARUT

WARGA PERUM KARISMA RESIDENT ALAMI KRISIS AIR BERSIH

Bupati Garut, H Rudy Gunawan SH MH MP
DAMPAK kemarau panjang beberapa desa di Kabupaten Garut, Jawa Barat, mengalami gagal panen dan krisis air. Untuk mendapatkan air, warga Desa Cigedug, Kecamatan Bayongbong, harus menelusuri jalan tikus turun-naik jalan kaki menempuh jarak 2 – 3 km. Seperti yang dialami Ujang (46), warga Cigedug. “Selama kemarau panjang ini air yang sangat diperlukan warga tidak ada. Pemerintah daerah pun belum mengatasinya”.
Kesulitan air juga dialami warga Perum Karisma Resident Desa Cimanganten, Kecamatan Tarogong Kaler. Air bersih yang selama ini dialirkan oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Garut pun tersendat-sendat aliarannya di musim kemarau. Bahkan tidak mengalir sama sekali selama 1 X 24 jam.
Pantauan Andris Sutresna dari FAKTA, warga selalu membuka kran meteran  airnya untuk melancarkan jalannya air. Namun kalau airnya tidak lancar mengalir meterannya terus aktif berputar karena desakan udara sehingga angka meterannya pun ikut berputar ke angka yang lebih besar. Hingga pembayaran rekening air PDAM-nya menjadi lebih besar meskipun airnya tidak mengalir. Kalau sudah begitu yang dirugikan jelas warga dan sebaliknya PDAM yang diuntungkan.
Sedangkan warga Kampung Tegalsari, Desa Sukaluyu, Kecamatan Sukawening, Kabupaten Garut, sampai berita ini dibuat, mengalirkan air hanya dari sumber mata air dengan menggunakan slang plastik yang jaraknya sampai 5 km dari dataran tinggi tempat sumber mata air itu berada. Penduduk 10 RW berjumlah 1.400 KK atau sekitar 6.000 jiwa itu mengalami krisis air pula. Hingga akibatnya sekitar 40 hektar sawah gagal panen.
Menurut Ketua Kelompok Tani yang beranggotakan 40 orang,  Lili  (50), sawah yang digarap oleh kelompok taninya sekitar  27 hektar. Sawah yang biasanya disebut tadah hujan itu untuk tahun 2015 ini mengalami kerugian sekitar Rp 87.500.000,- dari padi yang dihasilkan 175 ton setiap musim panen.
Sementara itu Ketua RW 13 Perum Karisma Resident, Anwar Al Munashir, serta Dodi (48) dari RT 03/13 Desa Cimanganten, Kecamatan Tarogong Kaler,   saat berkunjung ke tempat pembayaran rekening air PDAM untuk konfirmasi masalah air dari PDAM Kabupaten Garut yang tidak mengalir ke rumah-rumah warga mendapat penjelasan dari salah satu pekerja PDAM, Ondi, bahwa selama musim kemarau tahun ini debit air sumber PDAM yang dikonsumsi warga Perumahan Karisma Resident memang menurun. 
Masih menurut Ondi, pada musim kemarau panjang tahun ini pihak PDAM Garut mengadakan perbaikan bak penampungan. “Mudah-mudahan akhir bulan  September ini airnya bisa kembali  normal seperti biasa”. (F.542) web majalah fakta / majalah fakta online

ADVETORIAL SURABAYA

web majalah fakta / majalah fakta online

COVER

web majalah fakta / majalah fakta online