Monday, November 9, 2015

MADURA RAYA

IPK2M Temukan Sejumlah Kejanggalan Dalam Proyek SDN Sera Timur

Sudirman;”Saya tidak pernah mengusulkan rehab SD”
INSTITUT Penindakan Kriminal dan Korupsi Madura (IPK2M) menemukan sejumlah kejanggalan dalam proyek bantuan DAK (Dana Alokasi Khusus) dan Dana Bansos APBN pada SDN Sera Timur, Kecamatan Bluto, Kabupaten Sumenep. Pasalnya, profil sekolah tidak memenuhi syarat untuk memperoleh bantuan tersebut.
"Muridnya hanya 15 orang. Padahal minimal harus memiliki jumlah murid 120 orang," kata Imam Hidayat, Ketua IPK2M, kepada Amin Djakfar dari FAKTA.
Berdasarkan temuan IPK2M, jumlah murid Kelas I sampai Kelas VI  hanya 15 anak dengan rincian Kelas I 2 anak, Kelas II 3 anak, Kelas III 2 anak, Kelas IV 2 anak, Kelas V 4 anak, dan Kelas VI 2 anak . “Sedangkan jumlah guru dengan kepseknya semua 14  orang. Guru PNS 7 orang, guru sukwan 6 orang, ditambah kepsek,” ungkapnya.
Imam menambahkan, sekolah tersebut mendapat bantuan DAK tahun anggaran 2013 dengan kisaran Rp 186 juta yang dikerjakan pada tahun 2014. Selain itu, tahun ini SDN Sera Timur kembali dapat bantuan dari APBN kategori rehab berat. "Kisaran rehab beratnya Rp 279,500 juta," tambah Imam.
Permasalahan lainnya, menurut Imam, seharusnya konstruksi atas dalam rehab tersebut harus diganti semua. Namun dalam pantauan lembaganya, sebagian besar kayu atasnya bekas tetap dipakai. "Padahal di SPJ itu harus ditulis baru," ungkapnya.
Menurut Imam, hal ini merupakan permainan yang harus ditindaklanjuti oleh aparat penegak hukum. “IPK2M  siap menjadi pengawal dalam menyelesaikan masalah ini secara hukum,” tegasnya.
Ketika dikonfirmasi, Kepala SDN Sera Timur, Sudirman, mengatakan bahwa tetap dipakainya kayu bekas itu karena masih bagus. Sementara mengenai proses mendapatkan bantuan tersebut dirinya mengaku tidak tahu alias tidak mengusulkan ke atasannya. "Saya tiba-tiba dihubungi oleh Dinas Pendidikan kalau dapat bantuan," akunya.
Ketika didesak, dengan ringan Sudirman menjawab bahwa dirinya hanya kirim Dapodik sesuai dengan data yang dibuatnya termasuk jumlah murid Kelas I  sampai dengan Kelas VI sebanyak 49 anak. “Itu saya kirim via  internet ke Kemendikbud. Sekolah tidak pernah mengusulkan ke UPT Disdik Kecamatan Bluto ataupun ke Disdik Kabupaten Sumenep. Sekali lagi saya hanya diberitahu via telepon oleh Kasi Dikdas Disdik Sumenep (H Hariyanto) bahwa sekolah kami mendapatkan rehab bansos dari dana APBN,” ungkap Sudirman.

Jumlah muridnya hanya 15 anak dan kayu atasnya pakai kayu bekas
Secara terpisah, Kepala UPT Pendidikan Kecamatan Bluto, Sri Idariyaningsih, membantah pernyataan Sudirman tersebut. Menurutnya, setiap bantuan dari pemerintah semisal DAK dan bantuan langsung dari pusat itu harus melalui usulan. "Semuanya diusulkan. Sekarang juga akan saya  panggil Kepala Sekolah yang  menyatakan tidak pernah mengusulkan Rehab SD-nya itu (Sudirman)," tegasnya.
Sementara Kabid Dikdas, Fajarisman, menyatakan bahwa telah menerima usulan dari Sri termasuk dari UPT Kecamatan lain. Menurutnya, Sumenep mendapatkan 63 ruang untuk  Rehab Bansos terbagi sebanyak  21 lembaga, masing-masing mendapat 3 ruang. Namun Fajar keberatan ketika dimintai daftar ke-21 lembaga tersebut. (F.787) web majalah fakta / majalah fakta online

No comments:

Post a Comment