Thursday, November 12, 2015

MAKASSAR RAYA

LAGI, TNI-POLRI BENTROK 1 TEWAS

LAGI-LAGI pertikaian antara anggota TNI dan Polri kembali terjadi. Kali ini kejadiannya di Polewali Mandar, Sulawesi Barat. Tepatnya di areal Sirkuit Balap Motor Kompleks Stadion Mengga Polman akhir Agustus lalu. Pertikaian kali ini melibatkan satu anggota Kompi B Batalion Infantri (Yonif) 721 Makkasau, Prada Yuliady, yang tewas tertembak di bagian perut tembus ke bagian belakang.
Kepala Staf Daerah Militer (Kasdam) VII Wirabuana, Mayjen TNI Kurnia Dewantara, membenarkan adanya keributan antara anggota TNI dan Polri yang menewaskan Prada Yuliadi tersebut. Pihaknya sampai sekarang masih terus melakukan penyelidikan.
Kronologisnya, Anggota Yonif 721 Makkassau, Praka Laksmono, yang saat itu sedang menonton balapan dengan anggota kru MMS Racing Team Majene, tiba-tiba didatangi beberapa anggota Patroli Bermotor Satuan Sabhara Polres Polman dan diminta tidak menonton balapan. Salah seorang anggota Patmor disebut-sebut mendorong badan Praka Laksmono dan Praka Laksmono pun tidak diterima diperlakukan seperti itu. Bahkan, Praka Laksmono juga terkena tongkat anggota Patmor hingga hampir terjatuh di parit. Dia langsung menghampiri anggota Patmor tadi sembari mengatakan,”Saya juga anggota, jangan terlalu kasar”. Namun beberapa anggota Patmor lainnya yang melihat kejadian itu malah langsung mengeroyok Praka Laksmono. Perkelahian tidak seimbang pun tidak bisa dihindari.
Menurut Mayjen Kurnia, terjadi tindakan berlebihan. Pada kasus pertama, dia menyebutkan anggota TNI memang masuk ke dalam sirkuit, namun oknum kepolisian yang berjaga di tempat itu malah mendatangi dan menegur sambil mendorong. “Saat dia menyampaikan identitasnya sebagai anggota TNI, memang ditegur, mungkin betul salah, tapi saya pikir itu over acting,” ujarnya.
Berselang 30 menit kemudian pimpinan kedua institusi datang ke tempat kejadian perkara (TKP) untuk melerai. Kapolres Polman, AKBP Agoeng Adi Koerniawan, tiba di TKP untuk mendamaikan kedua belah pihak disaksikan Kepala Staf Kodim. Mereka yang bertikai akhirnya dapat menerima dan saling memaafkan.
Selang dua jam kemudian, tiba-tiba terdengar letusan senjata api di areal sirkuit tersebut tapi bukan di lokasi yang sama. Dan korban Prada Yuliadi ditemukan sudah bersimbah darah setelah terkena tembakan di bagian perutnya. Meski korban sempat dilarikan ke rumah sakit tapi nyawanya tidak tertolong lagi.
“Saya dengar ada suara letusan senjata api sampai tiga kali, sehingga saya dan penonton lainnya berhamburan keluar dari arena,’’ tutur Andri, salah seorang penonton balap motor.
Saat kejadian, dua bupati langsung dievakuasi meninggalkan TKP yaitu Bupati Polman, Andi Rusdi Ibrahim Masdar, dan Bupati Sidrap, Rusdi Masse. Keduanya dievakuasi melalui pintu samping dan dikawal ketat para ajudan serta sejumlah panitia penyelenggara.
Saat ditanya soal kejadian ini dengan kejadian sebelum-sebelumnya yang melibatkan anggota TNI-Polri, Mayjen Kurnia Dewantara menegaskan bahwa kejadian itu tidak berkaitan dengan yang sebelum-sebelumnya. “Ini tidak ada kaitannya dengan kejadian-kejadian sebelumnya. Justru selama ini hubungan kita harmonis. Tapi, memang ada oknum yang bertindak di luar batas kepatutan. Selama ini kita selalu adakan kegiatan bersama”.
Informasi yang dihimpun pasca kejadian, aparat TNI melakukan pemeriksaan identitas bagi warga yang melintas di depan Markas Kodim di Pekkabata, Polman. Karena tersangka pelaku penembakannya sampai sekarang masih dalam penyelidikan. Mayjen Kurnia Dewantara pun menghimbau agar anggotanya mampu menahan diri. “Saya imbau anggota kodam untuk menahan diri dan tidak terprovokasi untuk melakukan tindakan sendiri. Percayakan kepada pangdam dan kapolda untuk menyelesaikan masalah ini”.
Kepala Bidang Humas Polda Sulselbar, KBP Frans Barung Mangera, juga membenarkan adanya keributan antara oknum anggota TNI dan Polri di Polman tersebut. Namun, ia enggan berkomentar banyak mengenai situasi dan kondisi di TKP. Ia mengatakan, untuk kasus yang menimbulkan korban jiwa anggota maka yang berwenang menyampaikan keterangan adalah kapolda dan pangdam. “Sudah ada kesepakatan bahwa hanya panglima dan kapolda yang bisa memberikan keterangan bila ada anggota yang meninggal”.
Diminta Tak Terprovokasi
Panglima Kodam (Pangdam) VII Wirabuana, Mayjen TNI Bachtiar, yang tiba di Polewali, Polman, langsung memberikan pengarahan. Pangdam menegaskan bahwa sebagai panglima tertinggi di Sulselbar, ia tidak terima apa yang sudah dilakukan oleh oknum anggota Polres Polman terhadap anggota Yonif 721/Makkasau. Kendati demikian Bachtiar meminta kepada seluruh anggotanya untuk tidak bertindak sendiri-sendiri dan gegabah dalam kasus ini. Karena tindakan sendiri-sendiri tidak akan menyelesaikan masalah.
“Jangan bertindak sendiri-sendiri karena tindakan seperti itu tidak akan menyelesaikan masalah tetapi akan menambah lebih besar masalah,” tandasnya.
 Bachtiar meminta kepada Kapolda Sulselbar, Irjen Pol Anton Setiadji, untuk melakukan proses hukum terhadap tersangka pelaku penembakan agar kasus tersebut tidak berbuntut panjang. Bachtiar sudah memerintahkan kepada para prajuritnya untuk menahan diri dan siaga satu di markas, serta tidak terprovokasi dengan isu-isu yang ada di luar. Sebab, kasus tersebut akan diselesaikan secara hukum.
Sementara itu Kapolres Polman, AKBP Agoeng Adi Koerniawan, mengakui penembakan terhadap anggota TNI itu melibatkan anak buahnya. Ia pun berjanji segera memproses kasus tersebut sesuai hukum yang berlaku. Saat ini dua anggotanya yang disinyalir mengeluarkan tembakan tersebut dalam pemeriksaan provos. Keduanya yakni Bripda Heri dan Briptu Caswan. Kapolres pun belum bisa menetapkan siapa di antara dua anggota polisi tersebut yang melakukan penembakan hingga mengakibatkan seorang anggota TNI tewas. “Kita masih melakukan pemeriksaan. Tetapi, yang pasti, kami akan melakukan tindakan sesuai dengan hukum yang berlaku”.
Kapolres mengaku sangat menyesalkan kejadian dan tindakan yang dilakukan anggotanya tersebut. “Saya selaku pimpinan sangat menyesal dan mohon maaf atas kelakuan anggota saya itu. Kasus ini akan saya proses sesuai dengan hukum yang berlaku,” ujarnya sambil berharap agar semua pihak tidak terprovokasi.
Sementara jenazah korban sebelum dipulangkan ke kampung halamannya di Kabupaten Bone, terlebih dahulu dievakuasi ke Rumah Sakit Pelamonia untuk diotopsi guna kepentingan proses penyelidikan. Hingga saat berita ini dibuat, situasi di wilayah Polman dan sekitar asrama Yonif 721/Makkassau nampak aman dan terkendali. (Tim) web majalah fakta / majalah fakta online

No comments:

Post a Comment