Wednesday, December 23, 2015

LAPORAN KHUSUS

APA KABAR PGRI ?



PERSATUAN Guru Republik Indonesia (PGRI) kembali berulang tahun, 25 November 2015. Tentu saja keberadaannya tak lepas dari peran guru. Bagaimana kiprahnya ?
Kepsek SMAN 15 Surabaya, Drs K H Khoiril Anwar, mengatakan bahwa organisasi PGRI bagi guru masih tetap bermanfaat sebagai wadah aspirasi guru karena secara konkrit PGRI menampung suara guru dan sebagai sarana pengembangan profesi guru di luar intitusi pemerintah. “Oleh karena itulah PGRI tidak perlu dibubarkan, namun dioptimalkan”.
Khoiril Anwar berharap ke depan PGRI bisa bekerja sesuai AD-ART. Sehingga PGRI dapat selalu dilibatkan dalam plus-minus pendidikan.

Kepala SMAN 15 Surabaya, Drs Khoiril Anwar
Sedangkan Kepala SMAN 16 Surabaya, Drs Hari Sutanto, berharap agar PGRI dapat terus memperjuangkan nasib guru. Misalnya, TPP jalan terus, guru-guru terus dilatih lewat kompetensi atau UKG.
Menurut Hari, saat ini PGRI tetap masih relevan. Walaupun begitu Hari mengatakan antara guru dengan PGRI kurang adanya koordinasi. Terbukti akan membahas soal pendidikan tak ada media sosialnya. Misalnya, PGRI tidak punya website. Sehingga kesenjangan terjadi. Oleh karena itulah Hari berharap adanya komunikasi yang jelas antara guru dan PGRI lewat media sosial seperti website.
“Siapa saja pengurus PGRI Surabaya saja dan menjabat berapa tahun, guru-guru tidak ada yang tahu. Karena memang tidak ada publikasi sama sekali,” katanya sambil menambahkan, PGRI jangan dibubarkan tapi lebih diefektifkan lagi.

Kepala SMPN 52 Surabaya, Drs R A Sukmo Darmono
Senada disampaikan Kepala SMPN 52 Surabaya, Drs R A Sukmo Darmono. Ia mengaku tak begitu tahu pengurus PGRI Surabaya atau PGRI Kecamatan Sukolilo. Padahal PGRI itu wadah untuk mencari solusi atas segala permasalahan guru dan PGRI sebagai wadah aspirasi guru.
Menurut Sukmo, PGRI wajib berperan sentral di dapodik karena selama ini dianggap kurang. Ia pun mengaku tidak tahu soal kegiatan PGRI. Walaupun begitu, Sukmo tidak menyetujui kalau PGRI dibubarkan, tetapi dioptimalkan saja mengingat belum optimal. Dan agar efektif, Sukmo menyarankan agar PGRI menambah semacam koordinator wilayah (korwil) agar efektif atau optimal.

Kepala SMPN 40 Surabaya, Efendi Rantau SPd MPd
Secara terpisah, Kepala SMPN 40 Surabaya, Efendi Rantau SPd MPd, mengatakan bahwa peranan PGRI selama ini belum sinkron dengan kebijaksanaan Diknas Kota Surabaya. Padahal, kegiatan PGRI tidak bisa dilakukan sendiri. Misalnya, masalah guru yang masih banyak dikeluhkan oleh diknas, bukan PGRI.
Menurut Efendi, selama ini PGRI kurang efektif mengingat banyak berbeda kepentingan dan kebijaksanaan dengan Diknas Kota Surabaya. Misalnya, UKG dan workshop, PGRI mestinya mendahulukan keprofesionalan guru. PGRI seharusnya seiring dengan Diknas Kota Surabaya soal kebijakan tersebut. Untuk itulah PGRI harus ditata ulang atau peranannya di dunia pendidikan harus dioptimalkan.
Effendi berharap ke depan PGRI bisa menjembatani keprofesionalan guru. Misalnya, soal kriteria guru yang banyak unggul. Kalau itu dijalankan, Efendi yakin ke depan guru-guru bisa lebih sejahtera dan pas dengan tujuan sila kelima Pancasila yakni ‘’keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia’’.

Kepala SMPN 11 Surabaya, Drs H Masykur Hasan MSi
Kepala SMPN 11 Surabaya, Drs H Masykur Hasan MSi, mengatakan bahwa PGRI masih efektif dan kalau ada kekurangannya perlu diperbaiki. Soal TPP dan UKG, misalnya, bagaimana PGRI ke depan dapat menyikapi untuk meningkatkannya ? PGRI belum mewujudkan eksistensinya secara nyata dan belum menyentuh langsung. Menurut Masykur bahwa PGRI saat ini ibaratnya ‘’hidup segan mati pun tak hendak’’. PGRI merupakan organisasi profesi namun berstatus relawan karena semata-semata soal anggaran organisasi yang minim. Padahal, seharusnya PGRI sebagai organisasi profesi didukung oleh anggotanya.
Masykur berharap ke depan PGRI menjadi organisasi profesi yang menjadi lembaga yang betul-betul berbintang sehingga guru-guru yang lemah dapat meningkatkan kompetensinya karena adanya azas kepentingan. (F.543) web majalah fakta / majalah fakta online

No comments:

Post a Comment