Wednesday, April 13, 2016

ANEKA BERITA

Bela Negara Harus Ditanamkan Dan Ditumbuhkembangkan Sejak Dini

Walikota Lhokseumawe, Suaidi Yahya, saat membacakan amanatnya
pada upacara peringatan Hari Bela Negara 2015
WALIKOTA Lhokseumawe, Suaidi Yahya, bertindak sebagai pembina upacara pada acara memperingati Hari Bela Negara perdana pada tahun 2015. Turut hadir unsur muspida, sekda, para asisten, staf ahli dan para PNS se-Kota Lhokseumawe. Acara dilaksanakan di halaman Kantor Sekretariat Daerah Kota Lhokseumawe, Senin (21/12).
Tanggal 19 Desember merupakan Hari Bela Negara (HBN) yaitu untuk memperingati deklarasi Pemerintahan Darurat Republik Indonesia oleh Mr Sjafruddin Prawiranegara di Sumatera Barat pada 19 Desember 1948. Keputusan ini ditetapkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melalui Keppres.
Bela Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam menjalin kelangsungan hidup bangsa dan negara yang seutuhnya. Tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara dan syarat-syarat tentang pembelaan negara diatur dengan undang-undang. Contoh bela negara antara lain melestarikan budaya bangsa, rajin belajar bagi pelajar, mentaati hukum dan aturan-aturan negara, mencintai dan menggunakan produk-produk dalam negeri.
Walikota Lhokseumawe, Suaidi Yahya, selaku pembina upacara pada peringatan HBN 2015 membacakan sambutan tertulis Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, yang isinya, Presiden RI mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk menatap masa depan yang penuh dengan tantangan dan ancaman. Karena ancaman terhadap kedaulatan dan kelangsungan hidup negara di era globalisasi ini semakin kompleks dan bersifat multidimensi serta berada di semua aspek kehidupan, seperti ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, teknologi informasi, pertahanan dan keamanan, keselamatan umum serta legislasi.
Oleh karena itulah dibutuhkan sumber daya manusia yang tidak hanya memiliki penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi akan tetapi juga memiliki kesadaran bela negara, yaitu memiliki kualitas sikap mental dan perilaku cinta tanah air dan rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara. Sumber daya manusia dengan kualitas inilah yang menjadi modal sosial sekaligus soft power bagi negara dalam menjamin kelangsungan hidup dengan mempertimbangkan kepentingan nasionalnya.
Untuk mengimplementasikan hak-hak warga dalam pembelaan negara,  pemerintah melalui kementerian pertahanan telah menyelenggarakan pembentukan kader bela negara untuk mewujudkan terbentuknya kader bela negara yang memiliki sikap dan perilaku warga negara yang cinta tanah air, sadar berbangsa dan bernegara, setia pada pancasila sebagai ideologi negara dan rela berkorban untuk bangsa dan negara, serta mempunyai kemampuan awal bela negara baik psikis maupun fisik, dan memiliki karakter bangsa, disiplin, kerja sama, dan kepemimpinan dalam menjamin kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara.
Selanjutnya dari kader bela negara juga diharapkan akan terbentuk masyarakat yang peduli dan paham akan nilai-nilai bela negara serta terwujudnya kemampuan kewaspadaan nasional, ketanggapdaruratan dan pertahanan negara untuk mewujudkan sistem pertahanan negara yang baik.
Pada momentum hari bela negara ini, saya mengajak saudara-saudaraku sebangsa dan setanah air untuk bersama-sama senantiasa berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negara sesuai dengan peran dan profesi masing-masing, sebagai wujud keikutsertaan kita dalam upaya bela negara. Mengingat, bela negara merupakan hak dan kewajiban sekaligus kehormatan setiap warga negara yang dijiwai kecintaan pada NKRI yang berkepribadian dalam kebudayaan, berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

“Saya menyadari bahwa kesadaran bela negara tidaklah tumbuh dengan sendirinya, akan tetapi harus ditanamkan dan ditumbuhkembangkan dengan berbagai upaya sejak dini. Oleh karenanya, saya mengajak saudara-saudara sekalian, hendaknya nilai-nilai bela negara harus dimulai dari diri sendiri, dari hal yang terkecil dan mulai saat ini, mulai dari lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat dan lingkungan pekerjaan, sehingga menjadi kesadaran bersama  bagi bangsa Indonesia”. (F.841) web majalah fakta / majalah fakta online

No comments:

Post a Comment