Thursday, May 19, 2016

LINTAS SUMSEL

AROGANSI MANAJER PT ANDIRA AGRO

KALAU tidak senang dengan manajemen PT Andira Agro dan kalau kalian melakukan mogok kerja silahkan angkat kaki dan tinggalkan mess perusahaan. Hal tersebut dikatakan ratusan karyawan menirukan ucapan Manajer PT Andira Agro, Ir Janisma Aidi, perusahaan yang bergerak di bidang kelapa sawit di Desa Karang Anyar, Kecamatan Karang Anyar, Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan.
Hal itu terkait dengan adanya tuntutan dari ratusan pekerja yang menginginkan gaji/upah mereka disamakan dengan tahun 2015, yakni untuk per kilogramnya upah sawit sebesar Rp 75 x 1.300 kg/hari = Rp 97.500 x 30 hari = Rp 2.925.000. Sedangkan tahun 2016 segala kebutuhan bahan pokok naik, tapi upah malah diturunkan. Dari Rp 75,-/kg menjadi Rp 60,-/kg. Sedangkan tonase buah sawit dinaikkan dari 1.300 kg menjadi 1.450 kg. Kalau dikalkulasikan 1.450 kg x Rp 60 = Rp 87.000 x 30 hari = Rp 2.610.000.
“Kami akan melakukan aksi mogok kerja kalau upah tersebut masih tidak dikembalikan seperti semula. Atas inisiatif Ir Janisma, kami diterimanya untuk mengadakan musyawarah bersama. Namun alangkah kagetnya kami setelah ia mengatakan, kalau tidak senang dengan manajemen PT Andira Agro dan kalau kalian melakukan mogok kerja silahkan angkat kaki dan tinggalkan mess perusahaan, inilah PT Andira Agro”.
Sebetulnya hal itu tidak pantas dikatakan oleh seorang manajer yang berpendidikan tinggi dan menduduki jabatan sebagai seorang manajer. “Maka kami dari Divisi Satu (I) sampai Divisi Enam (VI) meminta kepada Direktur Utama PT Andira Agro untuk menurunkan Saudara Ir Janisma Aidi sebagai Manajer PT Andira Agro. Sedangkan tuntutan kami tidak banyak, kami hanya meminta upah kami dikembalikan seperti semula”.                                                                  
Sementara itu Kepala Desa Karang Anyar, Nasrul, yang dihubungi FAKTA, mengatakan,”Mereka itu (PT Andira Agro) semua pimpinannya memang arogan. Masa’ saya di sini untuk mengurusi masalah mereka, semua HP mereka dimatikan, bukankah ini pelecehan namanya ? Kami masih banyak pekerjaan lain, bukan hanya mengurusi masalah mereka saja. Sekarang permasalahan ini saya serahkan kepada pekerja saja dan saya lepas tangan dan tidak bertanggung jawab kalau terjadi perbuatan anarkis. Hal ini pun telah saya laporkan kepada Kapolsek dan Camat. Namun saya berpesan kepada para pekerja untuk tidak melakukan tindakan anarkis. Kalaupun (PT Andira Agro) selesai dengan karyawannya juga harus selesai dengan aparat desa. Kenapa kami katakan demikian ? Karena sebelumnya karyawan memohon perlindungan kepada aparat desa selaku pamong mereka, jangan selesai begitu saja, harus ada hitam di atas putih,” kata kepala desa yang keras dengan pendiriannya ini.
Sementara itu, Direktur Utama PT Andira Agro yang dihubungi di kantornya belum dapat memberikan keterangan karena masih ada di kebun. “Kalau Bapak berkenan silahkan tunggu sampai jam 11 siang”. Namun, sampai jam 11 siang Direktur Utama belum juga muncul.

Sedangkan Ir Janisma Aidi mengatakan,”Saya tidak diberikan delegasi dari pimpinan, maka saya tidak dapat menjawab pertanyaan bapak-bapak. Kalau saya diberi wewenang, saya akan jawab pertanyaan bapak-bapak. Kecillah masalah ini. Berhubung tidak ada perintah, saya tidak mau menjawabnya, saya ini hanya prajurit yang taat kepada pimpinan,” ujar Ir Janisma. (F.601) web majalah fakta / majalah fakta online

No comments:

Post a Comment