Monday, May 16, 2016

WATAMPONE RAYA

BSB Bantaeng Jadi Rujukan Nasional

DINAS Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bantaeng mendapat kehormatan dari Kementerian Kesehatan melalui Dirjen Bina Gizi Kesehatan Ibu dan Anak, untuk menjadi narasumber pada Pertemuan Evaluasi Nasional (PENAS) bertempat di Bali Dinasty Resort Kabupaten Badung, Provinsi Bali. Pertemuan ini dihadiri Kementerian Kesehatan, seluruh Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota se-Indonesia.
Dinkes Bantaeng yang diwakili Kepala Seksi Kesehatan Masyarakat, dr
Armansyah, mengatakan bahwa Penas tersebut dilaksanakan Kementerian Kesehatan dalam rangka mengatasi atau menurunkan kasus kematian dalam pemberian pelayanan kesehatan.
Kegelisahan itu sangat beralasan sebab banyak kasus kematian ibu yang
terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia dan ini dianggap sepele padahal jika terjadi kematian ibu di atas sepuluh kasus, sudah menjadi persoalan besar.
“Kegiatan Penas ini memang memfokuskan bagaimana cara mengatasi atau
menurunkan kasus kematian kepada ibu dalam pemberian pelayanan kesehatan. Ini
dianggap sebagai bencana oleh pemerintah, sehingga perlu dilakukan penanganan
secepatnya,” kata Armansyah.
Ia menyebutkan, Bantaeng dipilih sebagai narasumber pada kegiatan tersebut
karena daerah ini dinilai memiliki inovasi dalam mengatasi dan meminimalkan kasus
kematian ibu. Saat itu pihaknya menggambarkan bagaimana inovasi dan gagasan
cemerlang Bupati Bantaeng, Prof Dr H M Nurdin Abdullah, untuk menurunkan kasus kematian ibu pada pelayanan kesehatan. Setelah Bupati Bantaeng melakukan penelusuran dan monitoring di hampir seluruh sarana pelayanan kesehatan masyarakat, ternyata kendalanya terdapat pada sulitnya mengakses orang sakit ke pusat layanan kesehatan dan rumah sakit, serta beberapa kendala lain. “Atas dasar ini, bupati kemudian membentuk sistem layanan terpusat lewat Brigade Siaga Bencana (BSB),” jelas dr Armansyah yang juga Sekretaris BSB Bantaeng.
Pemaparan panjang-lebar tentang bagaimana program BSB dilaksanakan di
Bantaeng itu mendapat apresiasi sangat besar dari Kementerian Kesehatan yang kemudian meminta seluruh daerah di Indonesia dapat mereplikasi sistem atau program yang dilaksanakan di Kabupaten Bantaeng lewat program BSB tersebut.
Hal yang membuat Dirjen Bina Gizi dan Kesehatan Masyarakat salut dan
terkesima karena Bantaeng mampu menerapkan sistem jemput pasien ke rumah yang dilakukan tim BSB. “Apalagi jika penyakit pasiennya tergolong ringan maka pasien langsung diobati tanpa perlu ke rumah sakit,” katanya.
Sementara Sekretaris Dinkes Bantaeng, dr Andi Ihsan, mengatakan, program
BSB yang dilaksanakan di Bantaeng ternyata mendapat respon sangat positif dari pihak Kementerian Kesehatan. Itu dibuktikan dengan adanya seruan dan imbauan kepada seluruh daerah di Indonesia agar dapat menerapkan program yang dilaksanakan Kabupaten Bantaeng dalam rangka menurunkan angka kematian ibu tersebut.
“Alhamdulillah program BSB ini akan menjadi acuan atau rujukan

Kabupaten/Kota lain di Indonesia yang tentunya akan belajar ke Bantaeng guna menerapkannya di daerah masing-masing. Tentunya program ini merupakan buah karya yang sangat fenomenal dari Bupati Dr H M Nurdin Abdullah. Insya Allah program ini akan menjadi rujukan nasional,” tuturnya. (F.566) web majalah fakta / majalah fakta online

No comments:

Post a Comment