Sunday, October 30, 2016

INFO PEMPROV JATIM

Peran Alim Ulama Sangat Penting Untuk Amankan Jatim

Dr H Soekarwo alias Pakde Karwo.
GUBERNUR Jawa Timur, Dr H Soekarwo, mengatakan, selain peran Polri dan TNI, alim ulama juga membawa peran penting sehingga Jawa Timur aman. “Saya tidak membayangkan kalau meletus seperti apa. Allah masih sayang pada kita semua. Saya yakin itu semua juga berkat doa para ulama kita,” ujarnya.
Ramadan, lanjut Pakde Karwo (panggilan Gubernur Jatim), merupakan momentum untuk lebih banyak bersyukur. Berbagai nikmat telah kita rasakan, tidak hanya rizki namun juga keselamatan dan kesehatan juga patut disyukuri. “Kita semua harus lebih banyak bersyukur. Terlebih bulan Ramadan penuh dengan rahmat,” kata Pakde Karwo dengan suara rendah karena sedang dalam kondisi kurang sehat.
Imam Besar Masjid Nasional Al Akbar Surabaya, Prof Ahmad Zahro, menuturkan, bulan suci Ramadan merupakan momentum untuk meningkatkan kualitas ketaqwaan kepada Allah SWT. Berbagai amalan dilipatgandakan pahalanya, sehingga hal itu seharusnya semakin memotivasi kita untuk lebih giat beribadah.
“Masjid kita sudah lama kosong, maka bulan Ramadan setidaknya menjadi kebangkitan untuk kembali meramaikan masjid. Saya percaya jika ini menjadi gerakan bersama maka Jawa Timur akan semakin sejahtera dan damai,” jelas Guru Besar UIN Sunan Ampel Surabaya ini.
Lebih lanjut, ia menjelaskan masjid jangan hanya dimaknai sebagai tempat beribadah semata. Namun lebih dari itu, dapat dijadikan pula sebagai media untuk mendorong masyarakat melakukan hal-hal produktif. Bahkan masjid dapat dijadikan sarana sosialisasi kebijakan Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui berbagai programnya yang bersentuhan langsung dengan masyarakat.
“Patut diapresiasi kinerja Gubernur Jatim dan jajarannya selama ini. Perhatiannya pada pendidikan agama Islam sangat luar biasa, seperti pemberian beasiswa pada guru Madrasah Diniyah. Kita berharap sinergi bisa terus terjalin,” tutupnya.
Seperti diketahui, Pakde Karwo mengajak masyarakat untuk bersama-sama mendoakan Jawa Timur agar tetap dalam kondisi aman dan damai. Pasalnya, pada Rabu (8/6) Tim Densus 88 mengamankan 3 terduga teroris dan bomnya di Surabaya. “Saya ingin mengajak masyarakat untuk mendoakan Jawa Timur dan Indonesia agar suasananya damai, masyarakatnya toleran, saling menghormati. Terima kasih Polri dan TNI yang telah berhasil mengungkap rencana pengeboman di Surabaya,” tutur Pakde Karwo pada acara buka puasa bersama dengan jajaran Forum Pimpinan Daerah (Forpimda) Jatim di Gedung Negara Grahadi (9/6).
Selain Wakil Gubernur, Pangdam V Brawijaya, Wakapolda Jatim dan Sekda Jatim, hadir pula unsur MUI, Kanwil Kemenag Jatim dan sejumlah pimpinan SKPD. Di awal acara dibagikan santunan kepada 100 anak yatim secara simbolis.

Memang peranan ulama penting dalam penanggulangan terorisme karena para ulama merupakan jembatan untuk menyampaikan pendidikan agama dengan damai dan membentuk sumber daya manusia yang antiradikalisme. Selain itu, ulama juga memiliki peranan penting dalam menjaga keamanan dan ketertiban di lingkungannya masing-masing. Hal ini dikarenakan ulama masih sering dianggap sebagai sosok panutan masyarakat, sehingga mudah memberikan peringatan untuk tidak terpengaruh oleh propaganda terorisme. Dalam upaya pelurusan terhadap doktrin keagamaan yang sering disalahartikan oleh kelompok terorisme, seperti contoh mengenai isu jihad, tentu diperlukan upaya partisipasi ulama untuk menetralkan persepsi masyarakat di lingkungannya. Di Indonesia, ulama memiliki intens yang cukup kuat dalam berkomunikasi dengan masyarakat, dan bahkan tak jarang diperhatikan serta dihormati terhadap banyak hal yang diutarakan. Melihat kuatnya pengaruh ulama di masyarakat, maka dapat diibaratkan posisinya bagaikan pisau bermata dua, dapat menjadi agen penanggulangan terorisme atau justru menjadi aktor teror. Itulah mengapa banyak negara di dunia, khususnya negara-negara berpenduduk muslim terbanyak, telah sering menghimbau ulama untuk turut serta dalam memberantas terorisme. Di Saudi Arabia sebagai contoh, ulama-ulama di sana telah sepakat mengharamkan aksi terorisme, terutama aksi bom bunuh diri. 
Selain itu, di negara-negara berpenduduk muslim terbanyak lainnya, termasuk Indonesia, juga melakukan hal serupa. Banyak ulama mulai giat menyiarkan semangat anti radikalisme dalam khutbah-khutbahnya. Bahkan tak jarang, tidak sedikit pula yang menuliskan semangat tersebut ke dalam tulisan dan mendapat apresiasi luas dari masyarakat. Itulah mengapa ulama memegang peranan vital di masyarakat dalam upaya penanggulangan terorisme. Peran ulama baiknya dimulai dari bagaimana mereka meracik dan menyuguhkan pemahaman agama kepada umat. Jika ulama menyuguhkan agama sebagai suatu hal yang identik dengan kekerasan dan kebencian, maka bukan tidak mungkin justru akan menjadi amunisi kuat bagi perpanjangan aksi terorisme. Namun jika agama disuguhkan sebagai ajaran yang penuh cinta dan lekat dengan perdamaian, maka persepsi masyarakat pun mudah didorong untuk menjauhi aksi-aksi terorisme. (F.809) web majalah fakta / majalah fakta online / mdsnacks

No comments:

Post a Comment