Tuesday, October 11, 2016

LINTAS PAPUA

WARGA PERBATASAN ANDALKAN AIR HUJAN

Kadis PU Kota Jayapura, Nofdi J Rampi.
KEPALA Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Jayapura, Nofdi J Rampi, mengungkapkan bahwa warga Kampung Skouw Sae, Skouw Mabo, dan Skouw Yambe, Distrik Muara Tami, terletak di kawasan perbatasan RI-PNG, kesulitan air bersih.
"Mereka masih mengandalkan air hujan untuk kebutuhan sehari-hari. Selama ini kehidupan masyarakat Muara Tami berjalan dengan konsep tadah air hujan, menggali sumur lalu diolah," papar Nodfi di Jayapura, Selasa (24/5).
Menurut Nodfi, kesulitan air bersih yang dialami warga perbatasan itu menjadi perhatian Pemerintah Kota Jayapura. Di tahun anggaran 2016 diprogramkan empat sumur bor di tiga kampung itu.
Pengembangan air layak konsumsi di kawasan itu sangat sulit. Bahkan satu sumber air tidak mungkin cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di tiga kampong tersebut. "Ada sumber air permanen yang bisa kita pikirkan untuk dikembangkan, tapi sumber air itu dari PNG. Gambaran sederhana bahwa itu sudah melintas batas, itu kan masalah," ungkap Nodfi.
Oleh sebab itu, solusi lain yang dipikirkan selain membuat sumur bor adalah sistem daur ulang air sumur bor, tetapi itu membutuhkan anggaran yang cukup besar. "Muara Tami ini memang agak susah kita sediakan air, tetapi kita akan upayakan untuk bisa ada air bersih di sana," ujarnya seperti dikutip dari Antara.
Masih menurut Nodfi, air sumur yang dikonsumsi sebagian masyarakat Muara Tami sudah aman, karena telah melalui proses pengelolaan dengan mesin-mesin canggih.

"Sekarang banyak mesin pengelolaan air, depot-depot jadi mudah, kalau dulu belum," pungkasnya. (Ist) web majalah fakta / majalah fakta online

No comments:

Post a Comment