Wednesday, October 19, 2016

SOSOK

Walet, Masuk Ke Rumah Hery Soebagiyo SH Tanpa Dipelet

“Rupanya embah-embahnya, keponakannya, diajak masuk ke rumah saya 
yang dianggap aman dan nyaman untuk berteduh. Bahkan kini sudah 
ada yang membuat sarang untuk bertelur”.
SI burung kecil yang bisa mendatangkan penghasilan besar. Ya, itulah burung walet yang menghasilkan sarang yang terbuat dari air liurnya. Harga satu kilogram sarang walet jenis mangkuk (bulat), katanya, bisa mencapai Rp 35 juta.  Nah, berangkat dari kenyataan tersebut Hery Soebagiyo SH, kakek berumur 85 tahun yang sangat paham tentang hukum, pun ingin beternak burung kecil berwarna hitam tersebut.
Untuk mewujudkan impiannya itu memang tak semudah membalikkan tangan. Sebab rumah Kakek Hery termasuk di tengah kota, yakni di kawasan Wonokromo, Surabaya, yang lalu lintasnya cukup padat, bising dan penuh hiruk-pikuk.  Rasanya memang tak mungkin rumahnya dikunjungi si burung walet.
Tapi, rupanya, Kakek Hery lupa bahwa meskipun kawasan Wonokromo itu bising dan hiruk-pikuk, rumahnya selalu tertutup dan banyak kamarnya (rumah kuno). Selain itu persis di sebelahnya juga ada sungai kecil yang dihuni nyamuk dan serangga lainnya yang merupakan makanan pokok si burung wallet. Itulah modal dasar burung wallet melirik rumah kuno Kakek Hery sebagai tempat tinggal sekaligus beranak-pinak di sana.
Benar saja, di tengah memikirkan tentang burung walet, Kakek Hery dikejutkan dengan adanya sepasang burung walet yang berkelebat masuk ke kamar kosong yang akan digunakan sebagai gudang alat rumah tangga. Esok harinya, selama seminggu pada bulan April 2016, berturut-turut burung walet masuk hingga mencapai 60 ekor burung walet.
Hery Soebagiyo SH.
“Rupanya embah-embahnya, keponakannya, diajak masuk ke rumah saya yang dianggap aman dan nyaman untuk berteduh. Bahkan kini sudah ada yang membuat sarang untuk bertelur,” tutur Kakek Hery setengah bergurau, didampingi isteri dan salah satu anaknya yang berprofesi sebagai advokat pula yang dalam waktu dekat diambil sumpahnya.
Masuknya sekelompok burung walet tanpa dipelet ke dalam rumahnya itu tentu saja mengejutkan Kakek Hery, sekaligus bersyukur pada Illahi Robbi, karena merupakan hiburan langka yang jarang terjadi. Keuntungan lain, suatu saat nanti sarang walet itu bisa dipetik hasilnya untuk dikonsumsi sendiri atau dijual kepada orang lain yang memerlukan untuk pengobatan.


Seperti diketahui bahwa sarang walet selain dibuat sebagai suplemen yang sangat diminati, konon karena membuat awet muda dan mengembalikan kejantanan yang prima, berkhasiat juga untuk mengobati kanker, liver, diabetes, darah tinggi dan lain-lain.Tak heran harganya pun bisa mencapai Rp 35 juta per kg seperti disebutkan sebelumnya. (Moh Dawam) web majalah fakta / majalah fakta online / mdsnacks

No comments:

Post a Comment