Wednesday, November 16, 2016

SOLO RAYA

Bupati Sukoharjo Mendapat Penghargaan Smart Village Dari PT Telkom

Untuk mewujudkan desa internet tersebut anggaran yang dibutuhkan sebesar Rp 2 miliar.
BUPATI Sukoharjo, Wardoyo Wijaya, dan Pemkab Sukoharjo mendapat penghargaan Smart Village dari PT Telkom Tbk. Penghargaan tersebut diberikan atas program internet masuk desa yang sudah dirintis sejak 2014. Penghargaan diserahkan oleh Direktur Enterprises dan Business Service PT Telkom Indonesia, Muhammad Waludin, di ruang kerja bupati.
Muhamad Awaludin mengatakan, penghargaan ini diberikan karena bupati dan Pemkab Sukoharjo karena dinilai berhasil melakukan pengembangan infrastruktur smart village atau digitalisasi desa. ”Kami sudah berkeliling di seluruh Indonesia dan jarang sekali menemui contoh daerah seperti Sukoharjo. Jika daerah lain baru memulai, Kabupaten Sukoharjo justru sudah melakukannya sejak tahun 2014 lalu,” kata Awaludin.
Di Sukoharjo ada 150 desa dan 17 kelurahan yang sudah tersambung dengan internet. Atas terobosan tersebut, kata dia, PT Telkom memberikan apresiasi terkait implementasi digitalisasi. Dikatakan, ada tiga faktor yang menentukan keberhasilan program infrastruktur smart villlage. Ada digital leadership yang bersifat top down, di mana komitmen pimpinan dalam hal ini bupati yang memilikinya. ”Berikutnya adalah digital initiative dan digital environment. Dengan jumlah 167 desa/kelurahan, tidak akan mudah tanpa inisiatif konkret yang direalisasikan di Sukoharjo,” imbuhnya.
Di samping itu, diperlukan sebuah kerja sama dan keterpaduan antara pimpinan dengan karyawan di bawah serta pengguna.
Menanggapi hal tersebut, Bupati Sukoharjo, Wardoyo Wijaya, mengatakan, program tersebut berawal dari keinginan agar rakyat di pedesaan tidak ketinggalan dengan teknologi, khususnya internet.
Karena itulah pada 2014 mulai digagas untuk membangun sebuah jaringan internet di seluruh desa dan kelurahan. Saat ini sudah semua desa dan kelurahan memiliki jaringan internet yang bisa diakses seluruh masyarakat. ”Selain agar desa tidak ketinggalan, dengan keberadaan internet itu pemerintah desa dan kabupaten juga terintegrasi. Sehingga komunikasi akan lebih mudah, karena era saat ini adalah era digital dan internet,” ujar Wardoyo.

Menurut bupati, untuk mewujudkan desa internet tersebut anggaran yang dibutuhkan sebesar Rp 2 miliar yang berasal dari APBD II. Diharapkan, dengan keberadaan sarana internet tersebut bisa lebih menunjang kinerja desa dan menjadikan rakyat tidak buta teknologi. ”Warga juga bebas menggunakan internet karena sudah dipasangi hotspot di setiap kecamatan dan desa”. (Ist) web majalah fakta / majalah fakta online / mdsnacks

No comments:

Post a Comment