Tuesday, March 21, 2017

MAKASSAR RAYA

Kasat Reserse Narkoba Polres Jeneponto Ditahan

PENAHANAN terhadap Arivalianto dilakukan sejak Sabtu (27/8). Hal itu dilakukan untuk memudahkan pemeriksaan demi mengambil keterangan yang bersangkutan terkait insiden peluru nyasar. Sedangkan untuk menjalankan tugas dan fungsi Kasat Reserse Narkoba selama ditinggalkan Arivalianto, diserahkan kepada Kapolres Jeneponto, AKBP Joko Sumarno.
Dari hasil pemeriksaan sementara yang dilakukan Propam Polda Sulselbar, peluru yang melesat dari pistol Arivalianto tidak sengaja bersarang di pinggul Burhan. Katanya, tim identifikasi yang telah melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) di Café Resky Jalan Lingkar, Kecamatan Tamalatea, Jeneponto, menemukan bekas proyektil di salah satu rangka atap.
Hasil tim identifikasi itu juga dikuatkan dengan visum et repertum yang dilakukan Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Biddokkes) Polda Sulselbar bahwa luka tembakan di paha Burhan menunjukan peluru masuk dari arah bawah, setelah memantul dari atap ke lantai kemudian mengenai korban.
“Dari visum tim dokter juga mengatakan arah peluru dari bawah ke atas, setelah mantul dari atap ke lantai baru kena paha korban,” ujar Anton.
Dia menyebutkan, langkah yang diambil Arivalianto itu lantaran terjadi pertikaian dua kelompok pengunjung yang melengkapi diri dengan senjata tajam maupun benda tumpul. Sehingga anak buahnya terpaksa menggunakan tembakan peringatan untuk melerai keributan.
           Sedangkan terkait alasan Arivalianto berada di THM, menurut Anton, untuk bertemu dengan salah satu informan terkait pengedar narkoba yang sering berinteraksi di sana. Mantan Kepala Devisi (Kadiv) Humas Polri itu menyebutkan, keberadaan Kasat di TKP juga dilengkapi surat perintah. Anton juga membantah jika anak buahnya itu dalam pengaruh minuman keras saat melepas tembakan. Justru korban yang sedang mabuk saat terjadi keributan dan terkena peluru. “Makanya tidak bisa dilakukan tindakan sesegera mungkin karena kondisinya tidak memungkinkan sebab tensi tinggi, dan memang orang mabuk tensinya naik”.
            Secara terpisah, Kabid Dokkes Polda Sulselbar, Kombes Pol Dr R Harjuno, menyebutkan, proyektil di paha Burhan belum bisa diangkat lantaran tim dokter salah memprediksi posisi peluru. Katanya, tim awalnya mengira tembakan dengan rekorset biasanya tidak terlalu dalam sehingga tidak menggunakan alat khusus. “Cuman kan konsep awal namanya rekoset paling ada di permukaan, namun saat dibedah rupanya terselip tidak tahu ke mana, karena otot pinggul itu tebal dan terus bergerak,” kata Harjuno.
Selanjutnya, dokter rencananya akan kembali melakukan operasi kedua dengan menggunakan alat khusus untuk mengetahui lokasi proyektil. Namun, belum diketahui, di RS mana operasi kedua itu akan dilakukan. (Tim) web majalah fakta / majalah fakta online / mdsnacks

No comments:

Post a Comment