Kasat Reserse Narkoba
Polres Jeneponto Ditahan
PENAHANAN terhadap Arivalianto dilakukan sejak
Sabtu (27/8). Hal itu dilakukan untuk memudahkan pemeriksaan demi mengambil
keterangan yang bersangkutan terkait insiden peluru nyasar. Sedangkan untuk
menjalankan tugas dan fungsi Kasat Reserse Narkoba selama ditinggalkan
Arivalianto, diserahkan kepada Kapolres Jeneponto, AKBP Joko Sumarno.
Dari
hasil pemeriksaan sementara yang dilakukan Propam Polda Sulselbar, peluru yang
melesat dari pistol Arivalianto tidak sengaja bersarang di pinggul Burhan.
Katanya, tim identifikasi yang telah melakukan olah Tempat Kejadian Perkara
(TKP) di Café Resky Jalan Lingkar, Kecamatan Tamalatea, Jeneponto, menemukan
bekas proyektil di salah satu rangka atap.
Hasil
tim identifikasi itu juga dikuatkan dengan visum et repertum yang dilakukan
Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Biddokkes) Polda Sulselbar bahwa luka tembakan
di paha Burhan menunjukan peluru masuk dari arah bawah, setelah memantul dari
atap ke lantai kemudian mengenai korban.
“Dari
visum tim dokter juga mengatakan arah peluru dari bawah ke atas, setelah mantul
dari atap ke lantai baru kena paha korban,” ujar Anton.
Dia
menyebutkan, langkah yang diambil Arivalianto itu lantaran terjadi pertikaian
dua kelompok pengunjung yang melengkapi diri dengan senjata tajam maupun benda
tumpul. Sehingga anak buahnya terpaksa menggunakan tembakan peringatan untuk
melerai keributan.
Sedangkan terkait alasan Arivalianto
berada di THM, menurut Anton, untuk bertemu dengan salah satu informan terkait
pengedar narkoba yang sering berinteraksi di sana. Mantan Kepala Devisi (Kadiv)
Humas Polri itu menyebutkan, keberadaan Kasat di TKP juga dilengkapi surat
perintah. Anton juga membantah jika anak buahnya itu dalam pengaruh minuman
keras saat melepas tembakan. Justru korban yang sedang mabuk saat terjadi
keributan dan terkena peluru. “Makanya tidak bisa dilakukan tindakan sesegera
mungkin karena kondisinya tidak memungkinkan sebab tensi tinggi, dan memang
orang mabuk tensinya naik”.
Secara
terpisah, Kabid Dokkes Polda Sulselbar, Kombes Pol Dr R Harjuno, menyebutkan,
proyektil di paha Burhan belum bisa diangkat lantaran tim dokter salah memprediksi
posisi peluru. Katanya, tim awalnya mengira tembakan dengan rekorset biasanya
tidak terlalu dalam sehingga tidak menggunakan alat khusus. “Cuman kan konsep
awal namanya rekoset paling ada di permukaan, namun saat dibedah rupanya
terselip tidak tahu ke mana, karena otot pinggul itu tebal dan terus bergerak,”
kata Harjuno.
Selanjutnya, dokter rencananya akan kembali
melakukan operasi kedua dengan menggunakan alat khusus untuk mengetahui lokasi
proyektil. Namun, belum diketahui, di RS mana operasi kedua itu akan dilakukan.
(Tim) web majalah fakta / majalah fakta online / mdsnacks
No comments:
Post a Comment