Tuesday, April 11, 2017

ADVETORIAL BADUNG

Ibu Seniasih Giri Prasta Kunjungi Warga
Gangguan Kejiwaan Dan Penderita Kulit Bersisik

Ketua K3S Kabupaten Badung, Ibu Seniasih Giri Prasta, saat melakukan 
kunjungan sosial di Kecamatan Petang, Senin (24/10).
NI Nyoman Leni (40) atau lebih dikenal dengan Ni Wayan Kayun, penderita gangguan mental asal Banjar Wanasari, Desa Sulangai, Kecamatan Petang, Senin (24/10) mendapat kunjungan dari Ketua Koordinasi Kegiatan Kesejahteraan Sosial (K3S) Kabupaten Badung, Ibu Seniasih Giri Prasta saat melakukan kunjungan sosial.
Melihat kondisi warganya ini, Ibu Seniasih Giri Prasta mengaku sangat terketuk, dan saat itu juga memerintahkan unit terkait melakukan langkah-langkah penanganan.
Ni Wayan Leni, yang hidup sebatang kara sejak kecil, kesehariannya menempati ruangan yang pengap. Kesehariannya Leni dirawat oleh kakak kandungnya, Ketut Sudirta. Tak hanya Leni, masih satu kerabat dengan dia, ada juga penderita gangguang jiwa yaitu I Wayan Astawa (34). Namun kondisi Astawa jauh lebih baik, dan masih bisa diajak berkomunikasi. Baik Leni maupun Astawa sudah keluar-masuk Rumah Sakit Jiwa Bangli.
"Sudah sering dirawat di Bangli, di sana sudah dinyatakan sembuh dan diperbolehkan pulang, tapi tak beberapa lama kemudian kumat lagi," ungkap Sudirta. Hingga akhirnya, keluarga memutuskan mengurung Leni pada sebuah kamar, lantaran sering mengamuk.
Ibu Seniasih yang didampingi Ibu Kristiani Suiasa dan Ibu Kompyang R Swandika memerintahkan Camat Petang, IGN Ariawan, segera berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan. "Harus segera ditangani, upayakan agar bisa kembali dirawat di RSJ Bangli, dan biayanya ditanggung pemerintah. Bila nanti sudah pulih, pengobatannya harus tetap jalan," tegasnya.
Menurut Ibu Seniasih, untuk penderita gangguan kejiwaan pengobatannya tidak boleh putus.
Sebelumnya, Ibu Seniasih bersama rombongan juga sempat mengunjungi dan memberikan bingkisan kepada kakak-beradik penderita penyakit kulit bersisik,  Agus Gustiawan (18) dan Ni Made Sukma Dewi (12). Keduanya adalah warga Banjar Angantiga, Desa Petang, Kecamatan Petang. Rombongan diterima kedua orangtuanya, Putu Edi Nata dan Ni Nyoman Suarmini, serta kakeknya, Mangku Santun.

Dari penuturan orangtuanya, kedua anaknya ini mengalami sakit Ictiosis Lamelar/Vulgaris. Yakni, terjadi kelainan pada terbentuknya lapisan kulit epidermis yang terlalu cepat. Penyakit ini merupakan penyakit genetik.
Untuk pengobatannya hanya dioleskan semacam pelembab dan cream, yang merupakan bantuan dari yayasan luar negeri. Meski sulit diobati, Ibu Seniasih meminta Dinas Kesehatan dalam hal ini Puskesmas Petang untuk secara rutin memeriksa kesehatan keduanya. (rie)

No comments:

Post a Comment