Friday, April 7, 2017

INFO JATIM

DPRD PROVINSI JATIM INGATKAN MASYARAKAT
YANG MELINTASI PANTURA

Khozanah Hidayati, Anggota Komisi D DPRD Provinsi Jatim.
KHOZANAH Hidayati, Anggota Komisi D DPRD Provinsi Jatim, mengingatkan masyarakat Jawa Timur yang melintas di kawasan pantura (pantai utara) meliputi Tuban, Bojonegoro dan Lamongan agar berhati-hati mengingat curah hujan cukup tinggi.
“Biasanya sering terjadi kecelakaan saat hujan deras dan kondisi jalan bergelombang serta licin. Tak hanya itu, kondisi jalan di Lamongan khususnya di Babat juga banyak yang rusak. Masyarakat harus berhati-hati,” ucap Ana Khozanah saat ditemui di gedung DPRD Jatim, Selasa (11/10).
Politisi kelahiran Tuban tersebut mengatakan, pihaknya juga berharap kepada Pemerintah Provinsi Jawa Timur khususnya Bina Marga Jatim siaga untuk memeriksa kondisi jalan di wilayah pantura.
“Harus ada pengerjaan yang maksimal untuk menangani jalan berlobang di wilayah Babat. Ini harus dilakukan supaya laka lantas di wilayah tersebut tak meningkat,” paparnya.
Selain itu, Khozanah juga mengingatkan pihak Dinas Pengairan Jatim agar siaga mengingat daerah Tuban, Bojonegoro dan Lamongan selalu menjadi langganan banjir.
Komisi D DPRD Jatim yang membidangi pembangunan, mendesak BPBD Jatim untuk waspada dan selalu siaga terhadap ancaman bencana curah hujan tinggi di beberapa daerah di Jawa Timur. Hal ini disampaikan politisi cantik asal Fraksi PKB ini.
Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) Juanda memprediksi hujan masih akan terus mengguyur Jawa Timur. Intensitas hujan yang tinggi tersebut dari peralihan musim kemarau ke hujan. "Intensitas hujannya dari yang sedang hingga hujan tinggi," kata Huda.
Huda menjelaskan, intensitas hujan tinggi sering terjadi di kawasan pantai selatan Jawa Timur seperti Trenggalek, Pacitan, Lumajang, Banyuwangi, Blitar hingga Malang selatan. Intensitas hujannya bisa mencapai 50-100 milimeter setiap hari. "Intensitas hujannya memang meningkat di daerah selatan Jawa Timur," ujarnya.
Dia melanjutkan, hujan sedang dengan curah hujan 20-50 milimeter per hari banyak terjadi di daerah utara dan tengah Jawa Timur seperti Tuban, Surabaya, Sidoarjo, Nganjuk, Jombang.
Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Juanda, Taufiq Hermawan, mengatakan, Jawa Timur mengalami musim pancaroba. Itu sebabnya, intensitas hujan mulai tinggi. "Awan cumolonimbus mulai terbentuk jadi potensi hujan sudah mulai terjadi," tuturnya.
Menurut dia, daerah-daerah di Jawa Timur seperti di Pasuruan, Probolinggo, Pamekasan, Bangkalan, Sampang, dan Sidoarjo mengalami cuaca ekstrim. Hujan dengan intensitas tinggi mencapai 50-100 milimeter setiap hari disertai kilat dan angin berkecepatan tinggi akan sering terjadi di daerah-daerah tersebut.
Tuban, Bojonegoro, dan Lamongan juga berpotensi terjadi cuaca ekstrim. Taufiq meminta warga di daerah pegunungan dan sekitar aliran sungai waspada bencana tanah longsor serta banjir.
"Hujan deras dalam beberapa hari akan terus turun secara berturut-turut, jadi harap waspada," ujarnya.
Sementara itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai potensi banjir rob di wilayah jalur pantai utara (pantura) Jawa. "Potensi rob tetap tinggi, terutama terjadi di kota-kota bagian utara Jawa, Pekalongan, Semarang, dan daerah-daerah pantai utara," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, di Jakarta.
Sutopo menjelaskan bahwa Pekalongan merupakan daerah yang masih mengalami rob sejak 27 Mei hingga sekarang dan sebanyak 280 orang masih mengungsi hingga saat ini.
Berdasarkan data dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, gelombang tinggi diperkirakan hanya akan terjadi di perairan Samudera Hindia yang berimbas ke pesisir selatan Jawa dan pesisir barat Sumatera. Sementara perairan utara seperti Laut Jawa yang merupakan jalur pelayaran, tidak berpotensi gelombang tinggi sehingga diperkirakan masih aman. 

Sutopo mengimbau pada masyarakat yang hendak berwisata di pantai-pantai selatan Jawa seperti Parangtritis, pantai-pantai selatan di Kabupaten Gunung Kidul, waspada dan berhati-hati dikarenakan gelombang tinggi yang berasal dari Samudera Hindia. (F.809)

No comments:

Post a Comment